BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah
30
terendah sejak tahun 2007 baik dihitung secara triwulanan qtq maupun tahunan yoy. Sementara itu bila dilihat berdasarkan empat kota penyumbang inflasi Sumut, maka inflasi
tahunan terendah berturut-turut adalah Sibolga 1,59, Padangsidempuan 1,87, Medan 2,69 dan Pematangsiantar 2,72.
Secara umum, faktor-faktor penyebab tekanan inflasi pada triwulan IV-2009 antara lain adalah :
• Kenaikan harga komoditas emas di pasar internasional • Masih tingginya tarif angkutan udara.
• Kenaikan harga bahan baku makanan yang menjadi konsumsi masyarakat banyak seperti
kedelai dan tepung gandum. Kenaikan harga bahan baku tersebut imported inflation berdampak pada naiknya harga pada komoditas tempe mentah, tahu, roti manis dan roti
tawar serta beberapa komoditas makanan lainnya. • Gangguan pasokan pada beberapa kelompok bahan makanan, walaupun tidak signifikan.
Survei Penjualan Eceran SPE mengkonfirmasi hal tersebut sebagaimana tercermin pada
pertumbuhan riil SPE per Desember 2009 yang meningkat menjadi 2,12 dari -1,41 pada Oktober 2009.
Sementara itu bila dilihat secara bulanan, tekanan inflasi pada bulan Desember tercatat sebesar 0,52 mtm, meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan lalu yang mengalami
deflasi sebesar 0,52 mtm. Akan tetapi sampai dengan akhir bulan Desember angka inflasi tahunan tercatat hanya sebesar 2,61 yoy masih jauh lebih rendah dibandingkan bulan
September 2009.
2.2. INFLASI TRIWULANAN
Secara triwulanan, laju inflasi di Sumut selama triwulan IV-2009 mencapai 0,24 qtq, lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan III-2009 3,31 dan triwulan IV-2008 2,13.
Pendorong utama penurunan inflasi selama triwulan laporan adalah mulai menurunnya harga-harga kebutuhan pokok di masyarakat. Sementara penyumbang inflasi selama periode
tersebut terutama ialah peningkatan harga emas perhiasan dan tarif angkutan udara. Kenaikan harga emas perhiasan dipengaruhi perkembangan harga emas di pasar
internasional dan kenaikan tarif angkutan udara terjadi karena masih tingginya permintaan memasuki akhir tahun 2009.
Grafik 2.3. Inflasi Triwulanan Sumut Nasional
‐1 1
2 3
4 5
31
Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
2007 2008
2009 Sumber
: BPS
Sumut Nasional
Berdasarkan komoditas, sepuluh komoditas dengan inflasi tertinggi dan penyumbang inflasi terbesar selama triwulan IV-2009 didominasi bahan makanan, bahan bakar rumah tangga
dan transportasi.
Tabel 2.1. Komoditas yang mengalami peningkatan harga tertinggi Desember 2009
Peningkatan Harga
1 Cabe Rawit
34.93 2 Bahan
Bakar Rumah Tangga 32.76
3 Tarif Angkutan Udara
31.94 4 Ikan
Tongkol 10.10
5 Ikan Dencis
5.50 6 Emas
Perhiasan 5.22
7 Ikan Kembung
4.96 8 Gula
Pasir 4.88
9 Minyak Goreng
2.23
No. Komoditas
Sumber : BPS, Sumut
Pada triwulan IV-2009, laju inflasi volatile food cenderung tinggi, meskipun menunjukkan tren menurun dibandingkan triwulan III-2009. Sementara itu, laju inflasi barang-barang
administered-price goods berada pada kondisi yang stabil karena tidak terdapat faktor-faktor pendorong kenaikan yang signifikan. Di sepanjang triwulan IV–2009, tidak ada kebijakan
pemerintah untuk menaikkan harga barang-barang administered-price goods seperti bahan bakar minyak, listrik, dan gas elpiji. Di sisi lain, laju inflasi inti relatif tidak berubah dengan
sedikit peningkatan pada bulan Desember sebagai meningkatnya ekspektasi inflasi. Ekspektasi inflasi, pada triwulan laporan tercatat mengalami fluktuasi. Ekspektasi harga konsumen
maupun pedagang pengecer untuk 3 bulan yang akan datang sempat menurun di bulan November namun kemudian naik kembali di bulan Desember 2009. Analisis yang lebih
mendalam terhadap sumber-sumber penyebab inflasi inti menunjukkan bahwa tidak terdapat tekanan inflasi dari interaksi antara permintaan dan penawaran karena kesenjangan output
output gap yang masih negatif. Pertumbuhan ekonomi yang makin cepat pada triwulan ini direspon oleh sisi penawaran dengan meningkatkan kapasitas terpakai capacity utilization.
Survei Kegiatan Dunia Usaha menunjukkan bahwa secara rata-rata kapasitas produksi industri di Sumut pada triwulan IV-2008 adalah sebesar 71,82, meningkat menjadi 77,64 pada
triwulan IV-2009.
Grafik 2.4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
8800 9200
9600 10000
10400 10800
11200 11600
12000 12400
BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah
32
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Ja n
F e
b Ma
r A
p r
Me i
Ju n
Ju l
A g
s S
e p
O k
t N
o v
D e
s Ja
n F
e b
Ma r
A p
r Ma
y Ju
n Ju
l A
u g
S e
p O
c t
N o
v D
e c
2008 2009
Sumber : SK KBI Medan, BPS
In d
e k
s E
k sp
e k
ta si
Ha rg
a 3
6 b
ln y
a d
S B
T
‐2 2
4 6
8 10
12 14
In fl
a si
S u
m u
t
Ekspektasi harga umum 3 bulan yad
Ekspektasi harga umum 6 bulan yad
Inflasi Sumut yoy
Inflasi Sumut mtm
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000
Ja n
Fe b
Ma r
A p
r Me
i Ju
n Ju
l A
g s
Se p
O k
t N
o v
D e
s Ja
n Fe
b Ma
r A
p r
Ma y
Ju n
Ju l
A u
g Se
p O
c t
N o
v D
e c
2008 2009
Sumber : SPE KBI Medan BPS
Rp juta
‐2 2
4 6
8 10
12 14
inflasi Nilai
Penjualan Rp juta Inflasi
mtm Inflasi
yoy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2007
2008 2009
RpUSD
Sumber : BI
Kurs Tengah Bulanan
Rata ‐Rata Triwulanan
Grafik 2.5. Grafik 2.6. Ekspektasi Pedagang Ekspektasi Konsumen
Terhadap Nilai Jual Barang Jasa Terhadap Harga Jual Barang Jasa
Ekspektasi pedagang eceran terhadap harga barang dan jasa masih bersifat backward looking, atau dipengaruhi oleh perkembangan harga pada periode sebelumnya. Hal ini secara
grafis, terlihat dari pola perkembangan ekspektasi pedagang eceran terhadap harga barang dan jasa di periode yang akan datang, pergerakannya selalu mengikuti perkembangan harga-
harga yang terjadi saat ini. Sementara itu, hasil Survei Konsumen mengindikasikan bahwa sebagian besar responden
konsumenrumah tangga memperkirakan bahwa pada triwulan IV-2009 harga barang dan jasa cenderung meningkat, khususnya pada bulan Desember 2009. Dibandingkan kelompok
barang dan jasa lainnya, harga bahan makanan diperkirakan berpeluang paling besar mengalami kenaikan.
2.2.1. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, pada triwulan IV-2009 terdapat empat kelompok barang dan jasa yang mengalami inflasi, sementara tiga kelompok lainnya mengalami deflasi.
Empat kelompok barang dan jasa yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik 2,91, kelompok sandang 2,69 , kelompok makanan jadi 2,37 dan kelompok
kesehatan 0,26.
Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan di Sumut Menurut Kelompok Barang Jasa
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
BAHAN MAKANAN
6,77 4,74
6,67 ‐1,16
6,93 ‐3,92
‐0,97 7,91
‐2,86 MAKANAN
JADI,MINUMAN,ROKOK TEMBAKAU 1,82
1,15 4,92
2,19 2,46
1,89 1,81
2,65 2,37
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS BHN BAKAR
1,35 1,16
2,74 3,12
1,16 0,56
0,06 0,64
2,91 SANDANG
5,61 6,24
‐1,38 0,57
3,64 7,22
‐3,20 0,95
2,69 KESEHATAN
0,19 2,67
3,19 1,73
0,40 0,04
0,09 1,30
0,26 PENDIDIKAN,
REKREASI DAN OLAHRAGA 0,49
0,01 0,84
6,33 0,19
0,00 ‐0,05
8,54 ‐0,68
TRANSPOR, KOMUNIKASI JASA KEUANGAN
0,58 0,39
2,84 ‐0,02
‐3,17 ‐3,50
0,06 0,29
‐1,61 Umum
3,06 2,48
4,09 1,30
2,13 ‐0,73
‐0,18 3,31
0,24
Sumber : BPS, diolah
2007 2008
Kelompok 2009
a. Kelompok Bahan Makanan