Indonesia Energy Outlook 2010
44
Indonesia Energy Outlook 2010
43
Sumber : Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy Economic Statistics of Indonesia
Gambar 3.31 Infrastruktur Pembangkit Utama dan Jaringan Transmisi
3.5.2 Minyak Bumi
Infrastruktur minyak bumi berupa kilang, prasarana angkutan tanker, transit terminal, jaringan pipa, dan depot. Saat ini, kilang minyak Indonesia terdiri atas 10 sepuluh
unit pengolahan dengan total kapasitas sebesar 1.152 MBSD, Dumai 127 ribu barel per hari; Sungai Pakning 50 ribu barel per hari, Plaju 127,3 ribu barel per hari; Balongan 125 ribu
barel per hari; Cilacap 345 ribu barel per hari; Balikpapan 260 ribu barel per hari; Kasim 10 ribu barel per hari; Cepu 3,8 ribu barel per hari; TubanTPPI 100 ribu barel per hari.
Sementara Kilang Pangkalan Brandan dengan kapasitas 4,5 ribu barel per hari mulai tahun 2007 sudah tidak beroperasi lagi, sedangkan Kilang Minyak Cepu merupakan kilang minyak
untuk sarana pendidikan. Lokasi kilang dan jalur distribusinya disajikan pada Gambar 3.32 sedangkan kapasitas kilang pada Gambar 3.33.
Indonesia Energy Outlook 2010
45
Indonesia Energy Outlook 2010
44
Sumber : Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy Economic Statistics of Indonesia
Gambar 1.32 Lokasi Kilang Minyak Bumi dan Jalur Distribusinya
Sumber : Pusdatin ESDM 2010, Handbook of Energy Economic Statistics of Indonesia
Gambar 3.33 Kapasitas Kilang Minyak
Indonesia Energy Outlook 2010
46
Indonesia Energy Outlook 2010
45
Secara umum, pendistribusian BBM di Indonesia menggunakan jalur laut, yaitu dengan menggunakan tanker. Pendistribusian BBM lewat pipa hanya dilakukan di Pulau
Jawa saja. Jalur distribusi dari kilang cukup rumit. Dari enam lokasi kilang yang aktif, BBM didistribusikan ke Sembilan terminal transit, tujuh terminal instalasi, dan seratus dua seafed
depot. Armada tanker yang digunakan untuk mengangkut BBM terdiri dari berbagai jenis
ukuran tergantung dari kapasitas pelabuhan penerima. Sebagian besar dari armada tanker tersebut disewa dan hanya sekitar 27,83 dari total kapasitas armada tanker nasional
merupakan armada tanker milik Pertamina. Armada tanker yang digunakan untuk mengangkut BBM dibedakan menjadi 5 lima jenis, yaitu satu jenis Bulk Lighter, 2 jenis
Small Tanker, 2 jenis General Purpose, satu jenis Medium Range, dan 4 jenis Large Range. Jenis tanker mulai Bulk Lighter hingga Medium Range biasa digunakan untuk mensuplai
BBM ke depo-depo dalam negeri, sedangkan untuk jenis Large Range biasa digunakan untuk ekspor dan impor.
Pelabuhan untuk membongkar muatan BBM adalah pelabuhan khusus yang dioperasikan oleh Pertamina maupun oleh Pihak ke III dan semua pelabuhan tersebut
adalah milik Pertamina. Pelabuhan khusus Pertamina mempunyai kapasitas yang bervariasi antara 1.000 DWT s.d. 20.000 DWT, dimana untuk kapasitas pelabuhan yang kecil
umumnya terdapat di kawasan timur Indonesia, sedangkan kapasitas pelabuhan yang besar berfungsi sebagai pelabuhan transit BBM sebelum didistribusi ke pelabuhan lainnya Bitung,
Makassar, dan Wayame Ambon. Secara umum, kapasitas pelabuhan khusus Pertamina di Sumatera dan Jawa adalah antara 3.500 DWT s.d. 6.500 DWT.
3.5.3 Gas Gas Bumi, LNG, dan LPG