Bahan Bakar Nabati BBN

Indonesia Energy Outlook 2010 94 Indonesia Energy Outlook 2010 91 negeri. Peningkatan produksi untuk mempertahankan laju peningkatan ekspor kemungkinan akan terkendala dengan makin kuatnya dorongan pelestarian lingkungan hidup. Juta SBM - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 2010 2015 2020 2025 2030 Produksi BB Ekspor BB BB utk BBBBC BB Ind.Pembangkit Gambar 5.9 Konsumsi, Ekspor, Produksi dan Impor Batubara Skenario Dasar

5.2 Energi Terbarukan

Energi alternatif yang dipertimbangkan dalam Indonesia Energy Outlook 2010 meliputi energi terbarukan panas bumi, tenaga air, BBN, biomassa, surya dan angin dan energi yang tergolong baru bagi Indonesia diantaranya nuklir, batubara cair dan metana batubara. Biomassa dalam Energy Outlook Indonesia 2010 ini meliputi biomassa yang berasal dari limbah pertanian dan kehutanan serta biomassa dari sampah kota. Panas bumi, tenaga air, biomassa, energi surya, energi angin, metana batubara digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik sedangkan BBN dan batubara cair digunakan sebagai pengganti BBM yang digunakan di sektor transportasi, industri dan juga di pembangkit listrik.

5.2.1 Bahan Bakar Nabati BBN

Bahan bakar nabati merupakan salah satu jenis energi alternatif yang pengembangan dan pemanfaatannya mendapat banyak perhatian dan dorongan, baik di Indonesia Energy Outlook 2010 95 Indonesia Energy Outlook 2010 92 Indonesia maupun internasional. Dalam Energy Outlook Indonesia 2010 ini BBN yang dipertimbangkan meliputi BBN untuk transportasi biodiesel dan bioethanol dan BBN untuk substitusi BBM di pembangkit listrik dan industri energi termal. Saat ini pangsa BBN pada bauran pasokan energi primer masih sangat rendah, hampir mendekati nol. Pasokan BBN masa mendatang diperkirakan akan meningkat dengan pesat sebagai hasil upaya-upaya pengembangan dan peningkatan pemanfaatan yang secara terus menerus dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan BBN 2010-2030 akan tumbuh rata-rata 19,6 per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 82,6 juta SBM tahun 2030. Karena volume pemanfaatan BBN saat ini masih sangat rendah, pertumbuhan tahunan yang tinggi tersebut belum dapat secara signifikan meningkatkan pangsa BBN di bauran pasokan energi primer. Pangsa BBN pada bauran pasokan energi primer pada 2030 diperkirakan mencapai sekitar 1,8, naik dari hanya 0,2 di tahun 2010. Menurut Skenario Security, pasokan BBN pada 2010-2030 akan tumbuh rata-rata 23,9 per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 166,9 juta SBM tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada Skenario Security adalah kebijakan mandatory BBN yang diberlakukan sejak 2008 telah diimplementasikan. Pangsa BBN pada bauran energi primer diperkirakan akan naik dari hanya 0,2 di tahun 2010 menjadi 4,3 di tahun 2030. Menurut Skenario Mitigasi, pasokan BBN pada 2010-2030 akan tumbuh sangat cepat, yaitu rata-rata 24,0 per tahun, dari dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 168,9 juta SBM tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada Skenario Mitigasi sama dengan pada Skenario Security yaitu bahwa kebijakan mandatory BBN yang diberlakukan sejak 2008 telah diimplementasikan. Pesatnya penggunaan BBN sebagai substitusi BBM juga terkait dengan upaya-upaya penurunan emisi GRK sehingga penggunaan energi terbarukan lebih diutamakan dibandingkan energ fosil. Pangsa BBN pada bauran energi primer tahun 2030 masih rendah yaitu 4,8, naik dari hanya 0,2 di tahun 2010.

5.2.2 Tenaga Air