Asumsi-Asumsi Skenario Alternatif 1 METODOLOGI

Indonesia Energy Outlook 2010 7 Indonesia Energy Outlook 2010 7 c. Perkembangan sektor transportasi tidak ada perubahan moda transportasi sampai dengan tahun 2030, yaitu bus-bus yang digunakan sebagai mass rapid transport MRT diasumsikan hanya mencapai 0.3 keseluruhan beban transportasi. sebagian kecil bus-bus MRT menggunakan BBG bahan bakar gas sekitar 5. belum ada penggunaan mobil-mobil yang sangat hemat energi. d. Ketenagalistrikan RUKN 2008 –2027 dan RUPTL 2010–2019 telah dipertimbangkan di dalam perencanaan pengembangan pembangkit, tingkat efisiensi thermal seperti pembangkit yang ada sekarang, rugi-rugi transmisi dan distribusi ±12 dan faktor kapasitas ± 65 - 70 [Pusdatin, Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia], own use sekitar 4 - 5, perkembangan EBT mempertimbangkan kebijakan dan rencana-rencana program pemerintah tetapi dikoreksi dengan kecepatan realisasi di lapangan pada saat ini.

2.5 Asumsi-Asumsi Skenario Alternatif 1

Prakiraan kebutuhan dan penyediaan energi Skenario Alternatif 1 Security dilakukan dengan pendekatan ketahanan energi yaitu mempertimbangkan adanya peningkatan konservasi energi dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dengan merujuk kepada informasi potensi yang tersedia dan rencana pengembangan yang ada. Asumsi yang digunakan dalam skenario ini adalah asumsi dasar yang dilengkapi asumsi berikut : a. Pencapaian program konservasi dan efisiensi energi pada 2030 diasumsikan : efisiensi listrik di rumah tangga naik secara gradual mencapai 10 efisiensi energi di sektor komersial dan industri naik secara gradual mencapai 20 efisiensi energi di sektor transportasi terjadi secara natural, yaitu sejalan dengan trajectory of technology, yaitu makin efisiennya teknologi energi dengan adanya best available technology BAT yang makin murah b. Peningkatan pengembangan energi terbarukan ET pada 2030 melalui : Indonesia Energy Outlook 2010 8 Indonesia Energy Outlook 2010 8 kebijakan insentif yang mendorong perkembangan ET penggunaan BBN naik secara gradual sampai mencapai target pemerintah sesuai mandatory BBN, yaitu pada tahun 2025 mencapai masing-masing 20 dari total konsumsi di sektor pembangkit, transportasi, dan industri. c. Perkembangan sektor transportasi yang diasumsikan antara lain : pangsa MRT meningkat secara gradual hingga mencapai 10 di 2030, penggunaan BBG di MRT naik secara gradual hingga mencapai 30 di 2030 penggunaan BBG di kendaraan non MRT meningkat hingga 0,25 di 2030 kendaraan sangat hemat energi mulai digunakan dan pangsanya meningkat secara gradual hingga mencapai 2,5 di 2030 d. Perkembangan ketenagalistrikan yang diasumsikan antara lain : tingkat efisiensi thermal seperti pembangkit yang ada sekarang, kecuali pembangkit-pembangkit baru yang telah mempertimbangkan efisiensi PLTU supercritical, rugi-rugi transmisi dan distribusi ±10 dan faktor kapasitas ±65 - 70 [Pusdatin, Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia], own use sekitar 4 – 5 ; perkembangan EBT mempertimbangkan semua kebijakanprogram pemerintah dan target-target yang telah ditetapkan mandatory BBN, RUPTL 2009-2018, RUKN 2008-2027, dan RIKEN peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan EBT lainnya seperti PLT Angin, PLT Surya, PLT Biomass limbah, Microhydro, PLT berbahan bakar BBN

2.6 Asumsi-Asumsi Skenario Alternatif 2