Jenis Data Metode Pengumpulan Data Uji heteroskedastisitas

50

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder untuk penelitian ini yang berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id , selama tahun 2005 sampai 2011. Data yang diperoleh adalah data time series runtut waktu dan data cross section.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah metode dokumentasi. Menurut Bungin 2005:144, “Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis”. Dengan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti jurnal akuntansi atau buletin akuntansi, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, juga berupa teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 51 Dengan metode pengumpulan data secara metode dokumentasi, peneliti juga melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu internet melalui laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang diunduh dari internet melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

3.9 Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program Software Eviews 7.1. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda Multiple Regression. Model regresi berganda atas variabel-variabel penelitian ini dapat disusun dengan fungsi atau persamaan sebagai berikut : Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Keterangan : Y = kecukupan modal Capital Adequacy Ratio-CAR α = Konstanta βi = Koefisien regresi X 1 = Loan to deposit Ratio LDR X 2 = Non performing Loan NPL Universitas Sumatera Utara 52 X 3 = Return on Equity ROE X 4 = Interest Margin on Loan IML X 5 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO e = Tingkat kesalahan variabel pengganggu error

3.9.1 Pengujian dan Pemilihan Model

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis terhadap data time series dan cross section atau disebut dengan data panel antara lain pendekatan kuadrat terkecil pooling least square, pendekatan efek tetap fixed effect approach dan pendekatan efek acak random effect approach.

1. Pendekatan kuadrat terkecil pooled least square approach

Pendekatan ini menggabungkan data cross section dan data time series dalam bentuk pool data. Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS. Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling sederhana dimana kita tidak dapat melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope dari persamaan tersebut sama. Secara matematis, model pendekatan ini dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006:312 : � �,� = α + β� �,� + � �,� ; i = 1,2,...,N ; t = 1,2,...,T

2. Pendekatan efek tetap fixed effect approach

Menurut Pratomo dan Hidayat 2010:167, “Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu data cross-section. Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda Universitas Sumatera Utara 53 pada setiap individu dan waktu”. Pendekatan ini merupakan teknik regresi dimana model panel data memiliki nilai konstanta atau intercept yang mungkin berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu dimana setiap unit cross section bersifat tetap secara time series. Perbedaan nilai intercept ini bisa terjadi adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model yang memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan. Hal ini juga dikenal sebagai proses generalisasi pada pendekatan fixed effect, yakni dengan cara memasukkan variabel boneka dummy variabel kedalam persamaan regresi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa dengan ditambahkannya variabel boneka maka degree of freedom akan semakin berkurang dan semakin mengecil sehingga nantinya akan mempengaruhi efisiensi dari parameter yang di estimasi. Secara matematis, model fixed effect dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006:313 : � �� = � + �� �� + � 2 � 2� + � 3 � 3� + ⋯ + � � � �� + � 2 � �� + � 2 � �2 + � 3 � �3 + ⋯ + � � � �� + � �� Dimana: � �� = Variabel terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t � �� = Variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t � �� = Variabel boneka dummy dimana � �� =1 ; untuk individu i ; i=1,2,...,N dan bernilai 0 untuk lainnya � �� = Variabel boneka dummy dimana � �� =1 ; untuk periode t ; t=1,2,...,T dan bernilai 0 untuk lainnya. Universitas Sumatera Utara 54

3. Pendekatan efek acak random effect approach

Menurut Pratomo dan Hidayat 2010:168, “Pada model ini, perbedaan antar individu terletak di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section”. Pendekatan ini menyatakan bahwa perbedaan antar waktu dan antar individu dimasukkan ke dalam komponen error pada persamaan persamaan regresi. Error dalam pendekatan ini terbagi menjadi error untuk komponen individu, error komponen waktu dan error gabungan. Model ini mengasumsikan bahwa intercept dari individual effect terdistribusi secara acak dengan rata-rata yang konstan, error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula halnya dengan error gabungannya. Pendekatan ini dapat menghemat penggunaan degree of freedom sehingga parameter yang menjadi hasil estimasi menjadi lebih efisien. Secara matematis, model fixed effect dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006:316 : � �� = � + �� �� + � �� ; � �� = � � + � � + � �� Dimana: � � = komponen error cross-section � � = komponen error time-series � ��= komponen error gabungan Untuk menentukan pendekatan mana yang akan digunakan dalam melakukan pengolahan data pada metode regresi maka perlu dilakukan beberapa pengujian agar diperoleh model yang valid. Agar dalam pengolahan Universitas Sumatera Utara 55 data yang dilakukan lebih sistematis, peneliti menggunakan kedua uji ini sehingga pada akhirnya model yang dipilih adalah model yang paling dominan menjelaskan hasil dari penelitian ini. Pengujian tersebut meliputi:

1. Uji Chow Chow Test

Uji Chow atau disebut juga dengan uji F–Statistic adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan berbentuk Pooled Least Square atau Fixed Effect. Hipotesis dari Chow Test atau F–Statistic adalah sebagai berikut: � = Model Pooled Least Square � 1 = Model Fixed Effect Dengan dasar penolakan hipotesis nol � adalah F–Statistic dengan rumus Chow sebagai berikut : ���� = ���� − ����� − 1 ������ − � − � Dimana: RRSS = Restricted Residual Sum Square Sum of Square Residual dari estimasi data panel menggunakan Pooled Least Square URSS = Unrestricted Residual Sum Square Sum of Square Residual dari estimasi data panel menggunakan Fixed Effect N = Jumlah data Cross Section T = Jumlah data Time Series K = Jumlah variabel penjelas Universitas Sumatera Utara 56 Pengujian ini mengikuti distribusi F–Statistic dimana jika F–Statistic nilai Chow lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak yang berarti model yang digunakan adalah model Fixed Effect.

2. Uji Haussman Haussman test.

Haussman test adalah suatu uji statistik yang menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pemilihan model yang akan digunakan, apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut : � = Random effect model � 1 = Fixed model effect Pertimbangan statistik chi-square dipergunakan untuk menetukan penolakan terhadap hipotesis nol H dimana jika probabilitas Haussman lebih kecil dari α hasil Haussman test signifikan maka H ditolak dan model fixed effect digunakan.

3.9.2 Pengujian Asumsi

Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi dari ordinary least squares OLS sehingga asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator dapat terpenuhi, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 57

a. Uji heteroskedastisitas

“Pengujian gejala heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas” Erlina, 2011:105. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas, maka dilakukan uji White . Dengan menggunakan tingkat α = 5, maka terdapat ketentuan sebagai berikut: • Jika ObsR-Square 0.05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas • Jika ObsR-Square 0.05, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

b. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota sampel yang diurutkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128