Interest Margin on Loan IML

29 meningkatkan modal perusahaan dalam bentuk modal saham. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik. ROE menjadi penting karena selain mengukur keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham dan investor yang tertarik untuk berinvestasi yang akhirnya akan meningkatkan permodalan bank tersebut, rasio ini juga menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. Adanya kenaikan laba bersih perusahaan yang bersangkutan tentunya akan meningkatkan permodalan bank karena dividen yang dibagikan atau diinvestasikan kembali sebagai retained earning juga akan semakin besar. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.623.DPNP tanggal 31 Mei 2004, batas bawah rasio ROE berkisar antara 5 sampai 12,5 dan semakin tinggi rasio ini maka kondisi bank tersebut semakin baik.

2.1.7 Interest Margin on Loan IML

Interest Margin on Loan IML menyatakan persentase laba diukur dari kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank dibandingkan dengan selisih bunga yang didapat. Menurut Muljono 2002:132, “Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk menghasilkan pendapatannya”. Rasio ini membandingkan antara interest margin, yaitu selisih antara pendapatan bunga dengan beban bunga, terhadap total kredit yang diberikan bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan hasil yang semakin baik. Universitas Sumatera Utara 30 Interest Margin on Loan IML menyatakan persentase laba diukur dari kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank dibandingkan dengan selisih bunga yang didapat. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Kasmir, 2004:283 : IML = Pendapatan Bunga − Beban Bunga Total Kredit × 100 Interest Margin on Loan IML merupakan salah satu rasio profitabilitas. Profitabilitas suatu bank menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba atau keuantungan, baik berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari hasil non-operasionalnya. Analisis atas rasio profitabilitas ini juga berguna untuk mengetahui hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen suatu bank mengelola dananya untuk menghasilkan interest margin dan dalam mengendalikan besarnya interest expense. Rasio ini menjadi penting karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit yang dilakukan bank dapat dikatakan sebagai pendapatan utama bagi bank. Pendapatan bunga merupakan sebagian besar dari pendapatan operasional bank karena mayoritas aset bank adalah berupa kredit. Semakin banyak bank menyalurkan kredit kepada masyarakat maka semakin besar pendapatan bunga yang akan diterima nantinya dengan asumsi penyaluran kredit dilakukan dengan sehat. Hal ini tentu saja akan Universitas Sumatera Utara 31 menambah laba yang diterima. Dengan bertambahnya laba maka akan mempengaruhi permodalan bank. Semakin kecil rasio IML maka semakin rendah kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan bunga dan kemungkinan besar tidak mampu dalam menutupi biaya bunga dari pinjaman. Hal ini akan mengurangi laba yang kemudian dapat berdampak pada pengurangan modal bank tersebut.

2.1.8 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128