Permodalan Bank Tinjauan Pustaka .1 Bank

14

2.1.2 Permodalan Bank

Adanya perbedaan komposisi laporan keuangan bank dengan laporan keuangan perusahaan lain menjadikan permodalan bank menjadi hal yang tidak biasa. Siamat 2005:287 menyatakan, “Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank”. Apabila modal bank tidak dapat memenuhi maksud-maksud tersebut, maka modal bank dapat dianggap tidak mencukupi. Permodalan perbankan merupakan salah satu aspek penting dalam melihat kesehatan perbankan nasional. Menurut Abdullah 2005:56, “Modal bank bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen dalam hal pencapaian tingkat laba, disatu pihak dan kemungkinan timbulnya risiko dipihak lain”. Artinya, apabila modal yang dimiliki oleh bank terlalu besar maka akan dapat mempengaruhi perolehan labanya, sedangkan jika modal yang dimiliki terlalu kecil, akan membatasi kemampuan ekspansi bank dan mempengaruhi penilaian para deposan, debitur dan pemegang saham bank. Pengertian modal secara umum adalah sejumlah dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan menghendaki agar uang yang ditanamkannya memberikan hasil. Jumlah modal dianggap tidak mencukupi jika modal bank yang tersedia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan operasi bank tersebut. Sebagaimana perusahaan lainnya, bank juga memiliki modal yang dapat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara 15 berbagai hal. Hanya saja dalam berbagai hal seperti modal pelengkap, modal yang dimiliki oleh bank sedikit berbeda dengan yang dimiliki perusahaan lainnya. Modal bank terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Menurut Dendawijaya 2005:39, komposisi modal bank dapat dijelaskan dengan perincian sebagai berikut : 1. Modal inti a. Modal disetor yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. b. Agio saham yaitu selisih setoran yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. c. Cadangan umum yaitu cadangan yang diperoleh dari penyisihan laba yang ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan RUPS atau rapat anggota sesuai anggara dasar masing-masing. d. Cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS atau rapat anggota. e. Laba ditahan yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang diumumkan dalam rapat pemegang saham dan diputuskan untuk tidak dibagikan. f. Laba tahun lalu yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum diperhitungkan penggunaannya oleh rapat anggota. g. Laba tahun berjalan yaitu laba yang telah diperoleh pada tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak. h. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. 2. Modal Pelengkap a. Cadangan revaluasi aktiva tetap yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. Universitas Sumatera Utara 16 b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. c. Modal pinjaman yaitu modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. d. Pinjaman subordinasi yaitu pinjaman yang harus memenuhi syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus dengan persetujuan Bank Indonesia. Komponen modal bank yang telah dijelaskan di atas meliputi modal inti, yakni modal yang telah disetor oleh pemiliknya dan komposisi modal inti lainnya, ditambah modal pelengkap seperti cadangan umum dan cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa labarugi tahun-tahun lalu maupun tahun yang berjalan. Kebutuhan permodalan bank dapatlah terpenuhi dari berbagai sumber di samping dari setoran pemilik modal itu sendiri dapat juga dari cadangan yang dibentuk oleh bank ataupun dari laba yang ditahan bahkan dari modal pihak ketiga atau yang biasa dikenal sebagai modal asing. Modal bank memiliki fungsi yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan. Adapun fungsi permodalan bank secara umum, yaitu : 1. Fungsi perlindungan Modal bank tidak hanya berfungsi sebagai pembayaran pada penabung dalam hal likuidasi tetapi juga sebagai pendukung solvabilitas dengan memberikan penyangga dalam bentuk kelebihan aset sehingga bank yang terancam kerugian dapat terus melakukan kegiatan. Universitas Sumatera Utara 17 2. Fungsi operasi Fungsi operasional modal bank meliputi penyediaan dana untuk pembelian tanah, gedung, mesin, perlengkapan dan sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasi yang terjadi. 3. Fungsi pengaturan Permodalan bank harus memenuhi ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter bertujuan untuk membatasi risiko yang mungkin timbul dari aktivitas bank. Peraturan yang berkaitan dengan modal bank mencakup peraturan yang berkaitan dengan persyaratan minimum yang diperlukan untuk memperoleh izin, mendirikan operasi cabang dan membatasi pinjaman bank, investasi dan pengambilalihan. Menurut Abdullah 2005:67, “Besar-kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan”. Besar kecilnya kecukupan modal bank tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Tingkat kualitas manajemen bank Dengan memiliki manajemen yang berkualitas tinggi maka bank akan memiliki kinerja yang baik pula khususnya dalam aspek permodalannya. b. Tingkat likuiditas yang dimilikinya Penyediaan likuiditas yang dimiliki bank dapat diambil dari perrmodalan bank untuk menutup kewajiban-kewajibannya sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya modal. Universitas Sumatera Utara 18 c. Tingkat kualitas dari aset Bank yang mempunyai earning asset yang memadai maka kebutuhan modalnya akan dapat ditutupi dari laba usaha bank tersebut. d. Struktur deposito Kerugian akibat biaya deposito yang terlalu tinggi akan diserap oleh modal yang mengikibatkan mengecilnya modal bank. e. Tingkat kualitas dari sistem dan prosedurnya Efisiensi dari sistem dan prosedur yang dimiliki bank akan memungkinkan bank memperoleh laba yang akan memperkuat modal. f. Tingkat kualitas dan karakter para pemilik saham g. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, h. Riwayat pemupukan modal dan peraturan pembagian laba yang diperolehnya. Bank Indonesia menjelaskan melalui Peraturan Bank Indonesia nomor 1015PBI2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank dengan pokok-pokok pengaturan antara lain meliputi : I. Kewajiban penyediaan modal minimum 1. Bank wajib menyediakan modal minimum 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. 2. Bank Indonesia mewajibkan bank menyediakan modal minimum lebih besar dari 8. 3. Modal bagi bank yang berkantor pusat di Indonesia terdiri dari modal inti tier 1, modal pelengkap tier 2 dan modal pelengkap tambahan tier 3. II. Modal inti tier 1 1. Bank wajib menyediakan modal inti paling kurang 5 dari ATMR baik bank secara individu maupun konsolidasi. Universitas Sumatera Utara 19 2. Modal inti terdiri dari modal disetor, cadangan tambahan modal disclosed reserve dan modal inovatif innovative capital instrument. 3. Modal inovatif merupakan instrumen utang yang memiliki karakteristik modal, contohnya perpetual non cummulative subordinated debt dan instrumen hybrid lainnya yang bersifat perpetual dan non cumulative. Modal inovatif harus ≤ 10 dari modal inti. 4. Modal inti diperhitungkan dengan faktor pengurang berupa goodwill, aset tidak berwujud lainnya dan faktor pengurang modal inti lainnya. III. Modal pelengkap tier 2 1. Modal pelengkap ≤ 100 dari modal inti, dan lower modal pelengkap ≤ 50 dari modal inti. 2. Modal pelengkap terdiri dari modal pelengkap level atas upper tier 2 dan modal pelengkap level bawah lower tier 2. 3. Upper tier 2 mencakup instrumen modal dalam bentuk saham atau instrumen modal lainnya yang memenuhi persyaratan tertentu, bagian dari modal inovatif yang tidak dapat diperhitungkan dalam modal inti, revaluasi aset tetap, cadangan umum aset produktif, dan pendapatan komprehensif lainnya. 4. Lower tier 2 mencakup saham preferen yang dapat ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu redeemable preference shares danatau pinjaman atau obligasi subordinasi yang memenuhi persyaratan tertentu. IV. Modal pelengkap tambahan tier 3 1. Modal pelengkap tambahan dapat digunakan jika memenuhi kriteria berikut ini: a hanya digunakan untuk memperhitungkan Risiko Pasar; b tidak melebihi 250 dua ratus lima puluh persen dari bagian modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan Risiko Pasar; c jumlah modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan paling tinggi sebesar 100 seratus persen dari modal inti. 2. Modal pelengkap tambahan tier 3 meliputi: a Pinjaman subordinasi atau obligasi subordinasi jangka pendek; b Modal pelengkap yang tidak dialokasikan untuk menutup beban modal untuk Risiko Kredit danatau beban modal untuk Risiko Operasional; c bagian dari modal pelengkap level bawah lower tier 2 yang melebihi batasan modal pelengkap level bawah lower tier 2. V. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR 1. Bagi semua bank mencakup ATMR untuk Risiko Kredit dan ATMR untuk Risiko Operasional. 2. Bagi bank yang memenuhi kriteria tertentu ditambah ATMR untuk Risiko Pasar. Universitas Sumatera Utara 20 Seperti yang dijelaskan melalui Peraturan Bank Indonesia di atas, perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Menurut Abdullah 2005:60, “Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga”. Masing-masing aktiva diberi bobot risiko sesuai dengan kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau dapat didasarkan pada golongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

2.1.3 Signalling Theory

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128