Signalling Theory Tinjauan Pustaka .1 Bank

20 Seperti yang dijelaskan melalui Peraturan Bank Indonesia di atas, perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Menurut Abdullah 2005:60, “Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga”. Masing-masing aktiva diberi bobot risiko sesuai dengan kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau dapat didasarkan pada golongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

2.1.3 Signalling Theory

Signaling theory merupakan teori yang didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak mempunyai akses informasi yang sama dalam suatu perusahaan. Adanya informasi yang tidak simetris asymetric information ini terjadi dikarenakan manajer selaku pihak internal intern perusahaan memiliki informasi yang lebih baik mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham selaku pihak eksternal perusahaan. Manajer dapat memiliki informasi yang lebih baik karena terlibat langsung dalam kegiatan pengelolaan perusahaan sedangkan pemegang saham memperoleh informasi dari mereka. Hal ini menyebabkan pemegang saham tidak dapat mempercayai begitu saja informasi yang diberikan pihak manajemen. Universitas Sumatera Utara 21 Menurut Jama’an 2008:4, “Signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan”. Artinya, sinyal yang diberikan berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lainnya. Teori ini menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar atau masyarakat. Informasi yang dipublikasikan oleh pihak manajemen akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setelah informasi diumumkan dan diterima oleh para pelaku pasar atau masyarakat, maka pelaku pasar akan terlebih dahulu menganalisis informasi tersebut apakah sebagai sinyal yang positif atau sinyal yang negatif. Brigham dan Houston 2001:36 menyatakan, “Sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer sehingga mengurangi terjadinya asimetri informasi. Dengan adanya masalah informasi yang asimetris seperti dijelaskan sebelumnya, para manajer perusahaan yang mengetahui dan meyakini bahwa kondisi dan prospek perusahaan baik dan ingin agar harga saham meningkat, akan berusaha memberikan sinyal yang positif kepada pihak luar tentang keunggulan perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 22 Salah satu cara untuk menyampaikan sinyal positif kepada pihak luar adalah dengan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain yaitu dengan penggunaan hutang. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya ditangkap sebagai suatu sinyal negatif bahwa manajemen memandang prospek peusahaan tersebut suram. Hal ini didasari pertimbangan bahwa manajer hanya akan menerbitkan hutang baru yang lebih banyak apabila mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan sinyal yang negatif yang kemudian dapat menekan harga saham. Dengan kemampuan manajemen perusahaan, dalam hal ini perusahaan perbankan, untuk menyampaikan sinyal positif kepada investor sebagai pihak luar, maka kemungkinan besar investor akan tertarik untuk melakukan perdagangan saham dan pasar akan reaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan banyaknya investor yang ingin menanamkan dananya dalam perusahaan tentunya akan memberi pengaruh positif terhadap permodalan perusahaan perbankan tersebut.

2.1.4 Loan to Deposit Ratio LDR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128