Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota sampel yang diurutkan Uji Koefisien Determinasi R Uji Signifikansi Simultan F- test

57

a. Uji heteroskedastisitas

“Pengujian gejala heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas” Erlina, 2011:105. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas, maka dilakukan uji White . Dengan menggunakan tingkat α = 5, maka terdapat ketentuan sebagai berikut: • Jika ObsR-Square 0.05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas • Jika ObsR-Square 0.05, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

b. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota sampel yang diurutkan

berdasarkan waktu yang muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat autokolerasi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah: • angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, • angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, • angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara 58

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengidentifikasi masalah multikolinearitas dalam estimasi regresi terdapat beberapa gejala yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut Pratomo dan Hidayat, 2010:89 : • Nilai R 2 yang tinggi namun standar error dan tingkat signifikansi masing-masing variabel rendah. • Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis.

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis secara statistik yang digunakan meliputi uji koefisien determinasi R 2 , uji signifikansi simultan F-test dan uji signifikansi parsial T-test.

a. Uji Koefisien Determinasi R

2 Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R 2 koefisien determinasi berkisar Universitas Sumatera Utara 59 antara 0 sampai 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Nilai R 2 dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R 2 sama dengan nol R 2 =0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R 2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Uji Signifikansi Simultan F- test

Uji signifikan simultan atau uji statistik ”F” berfungsi untuk menguji apakah koefisien regresi signifikan. Uji ini digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel independen yaitu LDR, NPL, ROE, IML dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu CAR. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: Ho : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, artinya LDR, NPL, ROE, IML dan BOPO secara simultan tidak berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, artinya LDR, NPL, ROE, IML dan BOPO secara simultan berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis dengan uji F, adalah sebagai berikut: • Quick Look : bila nilai F lebih besar dari 4 atau jika ρ-value 0,05 maka H o dapat ditolak dan H a diterima pada derajat kepercayaan 5. Universitas Sumatera Utara 60 • Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabe l F Ft , maka H o ditolak dan Ha diterima.

c. Uji Signifikansi Parsial T- test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128