80
4.2.2 Pengaruh NPL terhadap Kecukupan Modal CAR
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Non Performing Loan NPL tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecukupan
modal CAR perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2010. Hasil ini kemungkinan disebabkan
perbankan yang mengelola kredit dengan risiko kredit bermasalah yang rendah sehingga tidak berpengaruh terhadap modal bank. Rata-rata Non Performing
Loan NPL dari sampel yang digunakan sebesar 3,19 yang menunjukkan bahwa rata-rata bank sampel memiliki kredit dengan risiko kredit bermasalah
yang rendah. Nilai rata-rata NPL sebesar 3,19 tersebut masih berada dibawah 5 yang jika dibandingkan dengan ketentuan batas aman rasio NPL suatu bank
secara umum, yakni dibawah 5. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kredit bermasalah Non Performing Loan cenderung tidak mempengaruhi
kecukupan modal CAR bagi bank. Dari hasil penelitian, diketahui terjadi hubungan negatif antara NPL
dengan kecukupan modal CAR perbankan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Siregar 2010 yang menyatakan terjadi hubungan positif antara
NPL dengan CAR. Hubungan negatif dalam penelitian ini menyatakan bahwa Non Performing Loan NPL berbanding terbalik dengan Capital Adequacy
Ratio CAR, namun pengaruh ini tidak signifikan. Artinya jika Non Performing Loan NPL naik maka Capital Adequacy Ratio CAR cenderung
mengalami penurunan namun tidak signifikan dan demikian sebaliknya. NPL menggambarkan risiko kredit dimana semakin kecil NPL semakin kecil pula
Universitas Sumatera Utara
81
risiko kredit yang diterima oleh bank. Kecilnya risiko kredit mengindikasi kualitas kredit bank yang baik yang kemudian akan meningkatkan pencapaian
laba yang akan mempengaruhi modal bank.
4.2.3 Pengaruh ROE terhadap Kecukupan Modal CAR
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Return On Equity ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecukupan modal CAR
perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinaga 2008. Kemampuan bank yang baik dalam mengelola modal yang
tersedia sehingga menghasilkan laba akan menambah tingkat kecukupan modal bank. Return On Equity mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola capital yang ada untuk mendapatkan laba bersih net income. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa rata-rata bank yang menjadi sampel
cukup efisien dalam mengelola modal yang ditanamkannya, dimana modal tersebut adalah dana yang digunakan untuk menjalankan operasional bank
tersebut. Pengaruh yang signifikan antara ROE dengan kecukupan modal CAR cenderung disebabkan karena kemampuan bank mengelola modal yang
tersedia secara efisien untuk menghasilkan laba. Rata-rata Return On Equity ROE bank yang menjadi sampel adalah sebesar 6,94 yang masih berada
dalam ketentuan batas yang ditetapkan yakni 5 sampai 12,5. Dari hasil penelitian, diketahui terjadi hubungan positif antara ROE
dengan kecukupan modal CAR perbankan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Wulandari 2010 yang menyatakan terjadi hubungan negatif
Universitas Sumatera Utara
82
antara ROE dengan CAR. Hubungan positif dalam penelitian ini menyatakan bahwa Return On Equity ROE berbanding lurus dengan Capital Adequacy
Ratio CAR dan signifikan. Artinya jika Return On Equity ROE naik maka Capital Adequacy Ratio CAR cenderung mengalami kenaikan yang
signifikan. Peningkatan rasio ini mengindikasikan bahwa kemampuan bank dalam mengelola modal untuk memperoleh laba bersih tergolong baik.
Kenaikan atas perolehan laba ini akan meningkatkan kecukupan modal bank dalam menghadapi atau menutupi segala kemungkinan risiko yang terjadi
dalam menjalankan operasionalnya.
4.2.4 Pengaruh IML terhadap Kecukupan Modal CAR