22
Salah satu cara untuk menyampaikan sinyal positif kepada pihak luar adalah dengan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal
baru yang diperlukan dengan cara lain yaitu dengan penggunaan hutang. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya ditangkap sebagai
suatu sinyal negatif bahwa manajemen memandang prospek peusahaan tersebut suram. Hal ini didasari pertimbangan bahwa manajer hanya akan menerbitkan
hutang baru yang lebih banyak apabila mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan
saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan sinyal yang negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham. Dengan kemampuan manajemen perusahaan, dalam hal ini perusahaan
perbankan, untuk menyampaikan sinyal positif kepada investor sebagai pihak luar, maka kemungkinan besar investor akan tertarik untuk melakukan
perdagangan saham dan pasar akan reaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan banyaknya investor yang ingin
menanamkan dananya dalam perusahaan tentunya akan memberi pengaruh positif terhadap permodalan perusahaan perbankan tersebut.
2.1.4 Loan to Deposit Ratio LDR
Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
Universitas Sumatera Utara
23
bank. Menurut Dendawijaya 2005:116, “Loan to Deposit Ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya”. Atau dengan kata lain, LDR merujuk
pada kondisi likuiditas bank yang dilihat dari seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi
permintaan deposan untuk menarik dananya yang sebelumnya sudah digunakan oleh bank untuk menyalurkan pemberian kredit
LDR merupakan rasio keuangan perusahaan perbankan yang digunakan untuk menilai likuiditas bank. Menurut Kasmir 2004:268, “Rasio likuiditas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih”. Dengan kata lain,
bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
Menurut Siamat 2005:288, “Beberapa bank yang modalnya di bawah rata-rata mengalami kesulitan antara lain karena manajemen bank yang lemah,
terutama karena pengelolaan likuiditas yang kurang tepat”. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank. Oleh karena itu, sumber pendapatan utama
bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada
suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
24
Secara sistematis Loan to Deposit Ratio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31
Mei 2004 : LDR =
Kredit Dana Pihak Ketiga
× 100 Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak
termasuk antar bank. Dana pihak ketiga mencangkup giro, tabungan dan deposito tidak termasuk antar bank.
Semakin tinggi rasio LDR, semakin rendah kemampuan likuiditas bank sehingga risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi karena perusahaan
perbankan tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali kewajiban atas dana nasabah atau pihak ketiga. Semakin rendah LDR menunjukkan
kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Oleh karena itu, rasio LDR bank harus berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Sehingga laba yang diperoleh oleh bank akan meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif. Meningkatnya LDR
berarti meningkat pula pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank. Selanjutnya peningkatan pendapatan bunga berarti profitabilitas meningkat
yang mengindikasikan pertumbuhan laba yang semakin besar yang kemudian akan mempengaruhi permodalan bank.
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85. Namun batas toleransi berkisar antara 85-
100 atau menurut batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
25
adalah maksimum 110. Bank Indonesia dalam menetapkan kriteria peringkat komponen likuiditas sebagai berikut :
1. Untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 50 - 75 atau 50Rasio
≤75 artinya likuiditas bank tersebut sangat likuid. 2. Untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 75 - 85 atau
75Rasio ≤85 artinya likuiditas bank tersebut likuid.
3. Untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 85 - 100 atau 85Rasio
≤100 atau rasio ≤ 50 artinya likuiditas bank tersebut cukup likuid.
4. Untuk Loan to Deposit Ratio yang berada diantara 100 - 120 atau 100 Rasio
≤120 artinya likuiditas bank tersebut kurang likuid. 5. Untuk Loan to Deposit Ratio yang lebih besar dari 120 atau Rasio
≥120 artinya likuiditas bank tersebut tidak likuid.
2.1.5 Non Performing Loan NPL