20 40
60 80
100 120
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 13. Diagram Perbandingan Persentase Siswa Lolos KKM
C. Pembahasan
Berdasarkan kenyataan yang ada yang telah dipaparkan pada sub bab komparasi, maka dapat dikatakan bahwa motivasi dan prestasi siswa
mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Motivasi siswa meningkat baik karena adanya inovasi media serta pendekatan yang berbeda dengan
pendekatan yang biasa digunakan guru di sekolah. Siswa yang pada awalnya tidak memperhatikan berubah menjadi lebih
tertarik pada pelajaran. Siswa merasa bahwa pembelajaran menggunakan media video dan gambar sangat menyenangkan dan membuat tidak bosan.
Perhatian siswa terarah pada pada penjelasan guru dan hal-hal lain yang digunakan guru di depan kelas yang menunjang pembelajaran. Oleh karena
itu pendapat Nasution 1982:64 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi dalam hal ini perasaan senang ketika siswa
mengikuti pelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar adalah benar. Partisipasi siswa di dalam kelas juga meningkat. Hal tersebut
dibuktikan dengan tabel partisipasi siswa. Pada siklus I masih ada siswa yang
sibuk dengan dirinya sendiri. Perhatian terhadap guru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran juga tidak ada. Pada siklus II siswa
tersebut sudah mulai terfokus karena dia merasa tertarik dengan video yang ditampilkan oleh guru.
Rata-rata setiap siswa mengalami perubahan motivasi dan prestasi belajar dari kondisi awal sampai ke siklus II. Prestasi belajar siswa meningkat
seperti pada tabel yang telah ditunjukkan pada sub bab komparasi. Prestasi belajar siswa meningkat dikarenakan motivasi belajar siswa yang semakin
baik lalu dilanjutkan dengan partisipasi siswa di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Keadaan itu menjadikan siswa dapat menyerap
ilmu secara penuh sehingga mampu mengerjakan LKS dan soal evaluasi pada akhir siklus.
Kenaikan motivasi ini dilihat berdasarkan jumlah skor masing-masing siswa serta rata-rata dari keseluruan siswa di kelas. Semuanya menunjukkan
kenaikan yang baik. Sedangkan kenaikan prestasi dilihat dari kenaikan prestasi masing-masing siswa yang meningkat baik, kenaikan jumlah siswa
yang lolos KKM, serta meningkatnya rata-rata prestasi siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kenaikan motivasi mempengaruhi kenaikan prestasi
belajar siswa. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berdiskusi cederung
meningkat. Pada siklus I masih ada siswa yang pasif di dalam kelompok. Akan tetapi, pada siklus II semua siswa terlibat bekerjasama untuk
menyelesaiakn soal yang diberikan oleh guru. Pada siklus ke II siswa lebih aktif mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok. Hal itu dikarenakan rasa
percaya diri siswa yang sudah cenderung meningkat. Motivasi serta keinginan untuk bisa juga terlihat meningkat di siklus II.
Adanya kenaikan motivasi siswa juga mempengaruhi kenaikan partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran. Secara garis besar partisipasi
sudah naik dari siklus I ke siklus II dan tidak ada jenis partisipasi yang menurun hanya saja ada beberapa jenis partisipasi yang mengalami
kesetabilan. Dari keadaan yang telah terjadi pada siklus I dan siklus II membuktikan
bahwa motivasi belajar siswa membaik dan partisipasinya meningkat sehingga usaha siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat, selanjutnya
usaha itu menghasilkan prestasi belajar yang baik. Hal tersebuat sesuai dengan pendapat Sutratinah Tirtanegoro 1998: 43 yang menyatakan bahwa
prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan
dalam mencapai hasil kerja dalam waktu tertentu. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa motivasi yang baik akan
memacu siswa memiliki usaha yang baik sehingga prestasi belajar siswa juga baik. Oleh karena itu, peran guru selanjutnya adalah selalu memberikan
motivasi sehingga siswa menjadi lebih aktif. Selain itu, memberikan inovasi dalam setiap pembelajaran juga dapat menjaga perasaan senang siswa
sehingga siswa tidak pernah merasa bosan.
108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 2 siklus maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
motivasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya persentase keadaan awal motivasi belajar
ke keadaan akhir motivasi belajar, yaitu dari 37,50 ke 81,25 pada taraf sangat tinggi.
2. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya prestasi masing-masing siswa,
meningkatnya rata-rata prestasi kelas serta meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM. Rata-rata prestasi kelas pada kondisi awal prestasi
belajar adalah 67,50 meningkat menjadi 73,69 pada siklus I. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 73,69 menjadi 82,94. Siswa yang
mencapai KKM pada kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 8 orang atau sebesar 50, selanjutnya mengalami kenaikan pada siklus I
menjadi 13 siswa atau sebesar 81,25. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan dari 13 siswa atau sebesar 81,25 menjadi 16 siswa
atau sebesar 100.