B. Komparasi
1. Motivasi Belajar Siswa
Perbandingan keadaan awal dan keadaan akhir motivasi belajar masing-masing siswa dapat dilihat seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 26. Kenaikan Motivasi Belajar Setiap Siswa Siswa Kelas 4 SD N Daratan
No Nama Siswa
Skor Presentase
Kenaikan Awal Akhir
Kenaikan
1 IR
65 75 10 10,87 2
KAR 75 77
2 2,17 3
RS 70 76
6 6,52 4
BS 64 76 12 13,04
5 AN 85
88 3
3,26 6
AYS 70 78
8 8,69 7
AG 60 80 20 21,74
8 BSW
78 78 9
GZ 70 89 19 20,65
10 GGA
70 74 4 4,35
11 JPN
80 82 2 2,17
12 RK
59 64 5 5,43
13 WL
82 85 3 3,26
14 SS
75 77 2 2,17
15 AR 58
70 12
13,04 16
DV 72 80
8 8,69
Jumlah 1.133 1.239
166 14,65
Rata-rata 70,81 77,44
6,63 9,36
Skor Tertinggi 85
89 4
4,70 Skor Terendah
58 64
6 10,34
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 15 siswa mengalami kenaikan skor motivasi belajar dan 1 siswa tidak mengalami
kenaikan atau penurunan. Kenaikan skor motivasi tertinggi berjumlah 20 atau sebesar 21,74. Sedangkan kenaikan skor terendah berjumlah 2
atau sebesar 2,17. Rata-rata kenaikan skor motivasi siswa berjumlah 2,7 atau sebesar 8,03.
Siswa yang kenaikan skor motivasi belajarnya memiliki jumlah tertinggi hanya 1 siswa. Siswa yang mengalami kenaikan skor motivasi
belajar terendah berjumlah 3 siswa. Jumlah kenaikan skor siswa yang lain adalah 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, dan 20. Siswa yang memiliki skor
kenaikan 3 berjumlah 2 siswa, siswa yang mengalami kenaikan skor 4, 5, 6, 10, dan 20 masing-masing hanya 1 siswa, sedangkan siswa yang
mengalami kenaikan skor motivasi 8 dan 12 masing-masing berjumlah 2 siswa.
Kenaikan skor motivasi siswa menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah
menaikkan motivasi belajar siswa. Secara lebih jelas kenaikan motivasi belajar siswa dapat dilihat seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 27. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Daratan
Skor Kriteria Kondisi Awal
Siklus II Peningkatan
Penurunan f
Rata- rata
f Rata-
rata 75 – 92
Sangat Tinggi 3
37,50
70,81 13 81,25
77,44 43,75
61 – 74 Tinggi
7 43,75
3 18,75
25 52 – 60
Cukup 3
18,75 -
- 18,75
42 – 51 Rendah
- -
- -
- Di bawah 42
Sangat Rendah -
- -
- -
Jumlah 16 100
- 16
100 -
- Tertinggi 7
37,50 -
13 81,25
- -
Terendah 3 18,75
- 3
18,75 -
-
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi belajar. Pada awalnya hanya ada 3 37,50 siswa
yang memiliki motivasi dalam kriteria sangat tinggi dan ada 7 43,75 siswa yang berada dalam kriteria tinggi. Sebanyak 3 siswa 18,75
berada dalam kriteria cukup. Setelah guru mengajar menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah PBM motivasi siswa meningkat pada
kriteri sangat tinggi meningkat menjadi 13 81,25 siswa dan 3 siswa atau 18,75 berada dalam kriteria tinggi. Penurunan persentase pada
kriteria tinggi dan cukup dikarenakan adanya peningkatan yang banyak pada kriteria sangat tinggi.
Data tentang perbandingan motivasi belajar siswa dari tabel 27 dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Data Awal
Data Akhir
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah Sangat
Rendah
Gambar 10. Diagram Perbandingan Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan diagram di atas dapat terlihat bahwa pada kriteria sangat tinggi mengalami kenaikan yang pesat. Kriteria cukup dan tinggi
mengalami penurunan karena sebagian besar data naik ke kriteria sangat tinggi.
Peningkatan motivasi belajar siswa mempengaruhi partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Hal itu juga terlihat pada saat
proses pembelajaran IPS pada siklus 1 dan siklus 2 di kelas 4 SD N Daratan. Untuk melihat komparasi peningkatan ataupun penurunan
partisipasi belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 28. Komparasi Partisipasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Daratan
No Jenis Partisipasi
Siklus I Siklus II
Naik Turun
f f 1. Mencari
dan menemukan
masalah 5 31,25 5 31,25 - -
2.a Mencari informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah
10 62,50 13 81,25 18,75 -
2.b Menulismencatathasil penemuannya
8 50 8 50 - - 3.a
Kerjasama dengan
teman 16 100 16 100 -
- 3.b Mengajukan pertanyaan pada
guruteman 6 37,50 9 56,25
18,75 - 3.c
Menjawab pertanyaan guruteman 12
75 16
100 25
- 3.d
Mengungkapkan pendapat
5 31,25 6 37,5 6,25 - 4.a
Menulis laporan hasil diskusi 14
87,5 16
100 12,50
- 4.b Melaporkan hasil diskusi secara
lisan 4 25 4 25 - -
4.c Membuat rangkuman hasil diskusi
2 12,5
8 50
37,50 -
Jenis Partisipasi frekuensi tertinggi 3a
100 3a, 3c
100 -
- Jenis Partisipasi frekuensi terendah
4c 12,5
4b 25
- -
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa secara garis besar jenis partisipasi siswa mengalami peningkatan. Peningkatan yang
paling banyak terdapat pada jenis partisipasi no 4c yaitu membuat rangkuman hasil diskusi. Pada jenis partisipasi ini terjadi peningkatan
dari 12,5 menjadi 50 sehingga peningkatannya adalah 37,50. Peningkatan terendah adalah pada jenis partisipasi no 3d yaitu
mengungkapkan pendapat. Pada jenis partisipasi ini terjadi peningkatan
sebesar 6,25. Pada jenis partisipasi lain ada yang tidak mengalami peningkatan yaitu pada jenis partisipasi no 1, 2b, 3a, dan 4b.
Dalam setiap siklus tidak terdapat penurunan partisipasi. Hal itu dapat dilihat pada tabel bahwa hanya kenaikan dan kesetabilan frekuensi
pada masing-masing jenis partisipasi. Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat pada siklus 1 jenis
partisipasi pada nomer 3a yaitu kerja sama dengan teman merupakan jenis partisipasi yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu dengan jumlah
16 atau sebesar 100. Sedangkan partisipasi terendah terdapat pada jenis partisipasi 4c yaitu membuat rangkuman hasil diskusi dengan
jumlah frekuensi 2 atau sebesar 12,5. Pada siklus II jenis partisipasi yang memiliki frekuensi terbanyak
adalah jenis partisipasi nomer 3a atau kerjasama dengan teman dan partisipasi nomer 3c yaitu menjawab pertanyaan guru dan teman dengan
masing-masing frekuensi 16 atau sebesar 100. Sedangkan jenis partisipasi terendah pada siklus ini adalah jenis partisipasi nomer 4c
yaitu melaporkan hasil diskusi secara lisan.
2. Prestasi Belajar