Jenis Penelitian Metode Analisis Data Pertimbangan Etik

69

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan explanatory study dan pengukuran data cross sectional Notoatmodjo, 2010. Penelitian survei analitik dengan pendekatan explanatory penjelasan adalah satu penelitian untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi kepuasan kerja perawat yang dipengaruhi oleh supervisi klinik. Penelitian ini menjelaskan hubungan supervisi klinis dengan kepuasan kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi ini karena: 1. Rumah sakit pendidikan 2. Berdasarkan survei pendahuluan, perawat merasa kurang puas karena kurang mendapatkan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di rumah sakit jiwa yang mengindikasikan bahwa supervisi klinis masih rendah.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013. Universitas Sumatera Utara 70 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sebanyak 144 orang. Jumlah ruangan rawat inap sebanyak 18 ruangan, dan jumlah perawat di setiap ruangan sebanyak 8 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane Riduwan, 2008, sebagai berikut : n = 1 . 2 + d N N Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 = Presisi atau tingkat kemaknaan yang ditetapkan α=0,1 Dengan jumlah populasi sebesar 144 orang, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : n = 1 1 , 144 144 2 + x n = 1 44 , 1 144 + n = 44 , 2 144 = 59 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Adapun jumlah sampel di setiap ruang adalah dengan membagi jumlah sampel dibagi dengan Universitas Sumatera Utara 71 jumlah ruangan yaitu 59 : 18 = 3,3 sehingga setiap ruangan diambil sebanyak 3 atau 4 orang perawat untuk dijadikan sampel. Penarikan sampel di setiap ruang dilakukan secara acak yaitu dengan cara undian dengan memasukkan nama perawat di dalam kotak lalu dicabut sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan, hal ini disebabkan populasi penelitian bersifat homogen. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data penelitian diambil dari wawancara langsung dengan perawat pelaksana yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner mengacu pada variabel yang diteliti yaitu berisi pertanyaan tentang variabel terikat yaitu kepuasan perawat dan pertanyaan tentang variabel bebas meliputi supervisi klinik.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data atau catatan di bagian administrasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara meliputi data- data yang relevan dengan tujuan penelitian seperti jumlah perawat, jadwal dinas, dan lain-lain.

3.4.3. Uji Validitas Reliabilitas

Pengujian validitas instrumen dengan menguji validitas konstruksi construct validity, maka dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts Riduwan, 2008. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menguji validitas instrumen kepada 3 dosen ahli. Universitas Sumatera Utara 72 Selanjutnya kuesioner yang telah disusun dan diuji validitasnya dengan 3 orang dosen ahli, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada 20 perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propsu yang tidak termasuk dalam responden. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat kehandalan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan jika nilai Cronbach Alpha 0,600, maka dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas angket bahwa nilai Cronbach Alpa untuk fungsi edukatif = 0,898, fungsi suportif = 0,880, fungsi manajerial = 0,832, dan kepuasan kerja = 0,836. Dengan hasil tersebut seluruhnya 0,600 sehingga dinyatakan reliabel. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Variabel penelitian ini yaitu variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas terdiri dari supervisi klinik, sedangkan variabel terikat dependent adalah kepuasan kerja perawat jiwa.

3.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Independen

Supervisi klinis Pengawasan atau tin- dakan yang dilakukan atasan kepala ruang-an terhadap kegiatan klinik perawat ruang-an di rumah sakit jiwa yang membuat perawat Universitas Sumatera Utara 73 No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala merasa puas atau tidak puas dalam bekerja berdasarkan model supervisi akademik yaitu edukatif, suportif, dan manajerial. a. Fungsi edu- Katif Kegiatan supervisi klinik yang dilakukan oleh supervisor kepala ru- angan pada perawat pelaksana yang bertuju- an untuk meningkatkan pengetahuan dan percaya diri perawat pelaksana yang membuat perawat merasa puas atau tidak puas dalam bekerja. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan. 1. Baik 2. Kurang Ordinal b. Fungsi Suportif Kegiatan supervisi klinik yang dilakukan oleh supervisor pada perawat pelaksana yang bertuju- an untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam mengatasi konflik dengan rekan kerja maupun dengan pasien yang membuat perawat merasa puas atau tidak puas dalam bekerja. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. 1. Baik 2. Kurang Ordinal c. Fungsi Manajerial Kegiatan super-visi klinik yang dilakukan oleh supervisor pada perawat pelaksana yang bertujuan untuk mening- katkan rasa tanggung jawab perawat pada Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan. 1. Baik 2. Kurang Ordinal Universitas Sumatera Utara 74 No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala praktek keperawatan profesional yang mem- buat perawat merasa puas atau tidak puas dalam bekerja. 2. Kepuasan kerja Rasa puas, rasa lega, rasa senang yang dialami oleh perawat berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan rutin dalam memberi-kan asuhan keperawatan jiwa kepada pasien yang membuat perawat merasa puas atau tidak puas dalam bekerja. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. 1. Puas 2. Tidak puas Ordinal 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Bebas Independen

3.6.1.1. Fungsi Edukatif

Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi edukatif dengan menanyakan sebanyak 12 item pertanyaan berkaitan dengan peran kepala ruangan dalam meningkatkan pengetahuan dan percaya diri perawat pelaksana dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Untuk jawaban “ya” diberi skor 2, dan jawaban “tidak” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 24 12x2, dan skor terendah adalah 1212x1. Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi edukatif menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: 1. Baik, jika mendapat skor 19-24 0. Kurang, jika mendapat skor 12-18 Universitas Sumatera Utara 75

3.6.1.2. Fungsi Suportif

Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi suportif dengan menanyakan sebanyak 10 item pertanyaan berkaitan dengan peran kepala ruangan dalam meningkatkan kemampuan perawat mengatasi konflik dengan rekan kerja maupun dengan pasien menggunakan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Untuk jawaban “ya” diberi skor 2, dan jawaban “tidak” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 20 10x2, dan skor terendah adalah 10 10x1. Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi suportif menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: 1 Baik, jika mendapat skor 16-20 0. Kurang, jika mendapat skor 10-15

3.6.1.3. Fungsi Manajerial

Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi manajerial dengan menanyakan sebanyak 12 item pertanyaan berkaitan dengan peran kepala ruangan dalam meningkatkan rasa tanggungjawab perawat menggunakan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Untuk jawaban “ya” diberi skor 2, dan jawaban “tidak” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 24 12x2, dan skor terendah adalah 12 12x1. Pengukuran variabel supervisi klinik berdasarkan fungsi manajerial menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: 1. Baik, jika mendapat skor 19-24 0. Kurang, jika mendapat skor 12-18 Universitas Sumatera Utara 76

3.6.1.4. Kepuasan Kerja

Pengukuran variabel kepuasan kerja dengan memberikan sebanyak 20 butir pertanyaan dengan menggunakan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Untuk jawaban “ya” diberi skor 2, dan jawaban “tidak” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 40 20x2, dan skor terendah adalah 2020x1. Pengukuran variabel kepuasan kerja menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: 1. Puas, jika mendapat skor 31-40 0. Tidak puas, jika mendapat skor 20-30 Secara terperinci dapat dilihat dari tabel pengukuran variabel bebas. Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Bebas dan Variabel Terikat No Nama Variabel Jumlah Soal Pilihan Jawaban Kategori Skor Skala Ukur A Supervisi Klinik 1. Fungsi Edukatif 12 a. Ya b. Tidak 1. Baik 0. Buruk 19-24 12-18 Ordinal 2. Fungsi Suportif 10 a. Ya b. Tidak 1. Baik 0. Buruk 16-20 10-15 Ordinal 3. Fungsi Manajerial 12 a. Ya b. Tidak 1. Baik 0. Buruk 19-24 12-18 Ordinal B Kepuasan perawat 20 a. Ya b. Tidak 1. Puas 0. Tidak Puas 31-40 20-30 Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang dilakukan untuk mengetahui hubungan supervisi klinik dengan kepuasan kerja perawat jiwa di ruang rawat inap Rumah Universitas Sumatera Utara 77 Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yang berkaitan dengan karakteristik responden dan seluruh variabel penelitian. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen dengan dependen menggunakan uji Chi-Square. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik melalui dua tahap. Pada tahap pertama variabel yang mempunyai nilai di bawah 0,25 dikeluarkan secara bertahap backward selection. Variabel yang signifikan selanjutnya diuji kembali dengan uji regresi logistik tahap kedua.

3.8. Pertimbangan Etik

Langkah pertama sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, setelah mendapat izin kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Langkah selanjutnya lembaran persetujuan Informed Consent akan diberikan kepada calon responden. Sebelum memberikan kuesioner kepada responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukan penelitian ini serta Universitas Sumatera Utara 78 memberitahukan bahwa tidak akan mempengaruhi pada responden selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Setelah responden selesai melakukan pengisian selanjutnya kuesioner dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan Universitas Sumatera Utara 79

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Singkat Lokasi Penelitian

Tahun 1935 didirikan “Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” Rumah Sakit Jiwa di Glugur, sebagai Rumah Sakit Jiwa yang ke-5 dan memiliki kapasitas 26 tempat tidur sampai dengan pada masa pendudukan Jepang Tahun 1943. Dengan adanya pendudukan tentara sekutu 1943-1947 penderita gangguan jiwa Rumah Sakit Glugur dievakuasi ke Dolok Merangir ± 100 km dari Medan ke arah Pematang Siantar dan selama ± 3 tahun lamanya berada di Dolok Merangir. Pada tahun 1950 penderita gangguan jiwa dipindahkan oleh Tentara Belanda ke bekas Rumah Sakit Harrison dan Crossfield serta sebagian ditampung di Rumah Penjara Pematang Siantar. Tahun 1950 sampai dengan 1958 dibuka Poliklinik Psikiatri yang merupakan Annex Rumah Sakit Jiwa Pematang Siantar terletak di Jl. Timor No.19 Medan. Tahun 1958 sampai dengan 1981 Rumah Sakit milik Belanda Zieken Verpleging letaknya di Jln. Timor No. 10 Medan dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Jiwa Medan dan menampung pasien rawat inap dari Pematang Siantar dengan kapasitas 200 tempat tidur. Berdasarkan Surat Menkes. RI Nomor 1897YankesDKJ78 dan dengan Persetujuan Menteri Keuangan tanggal 8 Desember 1978 Nomor S- 849MK0011978 Rumah Sakit Jiwa di Medan di ruislaag dan dipindahkan ke lokasi baru tanggal 5 Februari 1981 terletak di terusan Padang Bulan Km. 10 Jl. Bekala Lama, Kampung Mangga Kecamatan Medan Johor dengan luas tanah ± Universitas Sumatera Utara