Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

95

4.4. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh fungsi edukatif, fungsi suportif, fungsi manajerial supervisi klinis terhadap kepuasan kerja perawat secara bersamaan dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda multiple logistic regression melalui beberapa langkah yaitu: 1. Memilih var iabel yang potensial dimasukkan dalam model. Var iabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan yang memiliki nilai p-value 0,25 pada uji bivariat selanjutnya dimasukkan secara bersama- sama dalam uji multivariat. 2. Penggunaan kemaknaan statist ik 0,25 dalam uji regresi linier logist ik berganda ini yaitu untuk memungkinkan variabel-variabel yang secara terselubung sesungguhnya penting dimasukkan ke dalam model multivariat. 3. Dari hasil uji bivar iat, seluruh var iabel ya ng ditelit i dijadikan kandidat model pada uji logistik ganda adalah variabel fungsi edukatif, fungsi suportif, dan fungsi manajerial karena memiliki nilai p0,25 4. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode forward conditional untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 96 Tabel 4.13. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel B Sig. ExpB OR 95CI for ExpB Fungsi suportif Fungsi manajerial Constant 2,245 3,068 -2,130 0,004 0,001 0,001 9,443 21,503 2,014-44,270 3,684-125,505 Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat adalah variabel fungsi suportif koefisien regresi= 2,245, sig.= 0,004, ExpB=9,443, dan variabel fungsi manajerial koefisien regresi= 3,068, sig.= 0,001, ExpB=21,503 dengan nilai konstanta yaitu -2,130. Sedangkan variabel fungsi edukatif tidak berpengaruh signifikan karena mempunyai nilai p=0,3570,05. Dari kedua variabel yang signifikan tersebut, variabel yang paling besar pengaruhnya adalah variabel fungsi manajerial ExpB=21,503, artinya perawat akan merasa puas dalam bekerja dengan adanya fungsi manajerial supervisi klinis yang baik sebesar 21 kali lebih tinggi dibandingkan perawat yang menyatakan bahwa fungsi manajerial supervisi klinis buruk. Sedangkan variabel fungsi suportif ExpB=9,443, artinya perawat akan merasa puas dalam bekerja dengan adanya fungsi suportif supervisi klinis yang baik sebesar 9 kali lebih tinggi dibandingkan perawat yang menyatakan bahwa fungsi supervisi klinis buruk Model regresi logistik dari uji multivariat ini yaitu: γ i = ln       − p p 1 = -2,130 + 2,245 fungsi suportif + 3,068 fungsi manajerial Sedangkan nilai probabilitas individu dalam kepuasan kerja yaitu: Universitas Sumatera Utara 97 p = manajerial fungsi suportif fungsi 3,068 2,245 2,130 e 1 1 + + − − + Dengan model persamaan regresi, dapat dibuat ramalan tentang probabilitas individu dalam kepuasan kerja sebagai berikut : Tabel 4.14. Nilai Probabilitas Perawat dalam Kepuasan Kerja Variabel Prediktor Proporsi Persentase Fungsi suportif, Fungsi manajerial 1 1 0,9602 96,02 0,1062 10,62 Berdasarkan tabel di atas bahwa jika perawat memiliki nilai variabel prediktor, sebagai berikut : 1. Jika fungsi suportif baik, dan fungsi manajerial baik maka nilai probabilitas perawat akan merasa puas dalam bekerja sebesar 96,02. 2. Jika fungsi suportif buruk, dan fungsi manajerial buruk maka nilai probabilitas perawat akan merasa puas dalam bekerja sebesar 10,62. Universitas Sumatera Utara 98

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kepuasan Kerja Perawat Berdasarkan hasil penelitian tentang kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara mendapatkan hasil bahwa mayoritas responden menyatakan puas dalam pelaksanaan tugas atau kerja sehari-hari 55,9, tetapi jumlah perawat yang tidak puas juga masih tinggi yaitu 44,1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuty 2011 yang mendapatkan hasil bahwa proporsi kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji Jakarta berada dalam kategori puas sebesar 54,8, dan perawat pelaksana yang berada dalam kategori tidak puas sebesar 45,2. Hasil penelitian yang dilakukan Yanidrawati 2011, di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kabupaten Bekasi mendapatkan hasil bahwa perawat yang merasa puas dalam bekerja hanya sebesar 7,04, yang tidak puas sebesar 92,96. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan untuk menguji hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kinerja perawat diperlihatkan bahwa antara kedua variabel tersebut menunjukkan hubungan positif. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa makin baik kepuasan kerja perawat, maka akan semakin tinggi kinerja perawat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supratman 2009, diperoleh bahwa 46,4 perawat yang merasa puas bekerja di Ruang Melati 1 Rumah Sakit Daerah Universitas Sumatera Utara