62
keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.
3. Pengelola keperawatan Perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan perannya ini perawat:
a. Menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa
b. Menggunakan berbagai strategi perubahan yang diperlukan dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa
c. Berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus seperti mengorganisasi, koordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu
maupun keluarga d. Mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan
4. Pelaksana penelitian Perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa Dalami, 2010.
2.4. Hubungan Supervisi Klinis dengan Kepuasan Kerja Perawat
Sikap yang dipunyai perawat mengenai pekerjaannya dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya, didasarkan pada banyak faktor, seperti
faktor lingkungan kerja, supervisi, kebijakan dan prosedur. Menurut Azwar 2006, sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah
Universitas Sumatera Utara
63
berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya. Kepuasan kerja merupakan bagian penting dalam rangka pengembangan
karyawan dalam organisasi. Pengembangan sumber daya manusia dengan memperhatikan kepuasan kerjanya sangat penting untuk mencapai tujuannya.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang sangat bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dari individu yang lain
sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak hal- hal yang ada dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut,
maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan yang dirasakan dan sebaliknya As’ad, 2008.
Menurut Winardi 2007 kepuasan kerja pada dasarnya adalah rasa aman security feeling dan mempunyai segi-segi yaitu segi sosial dan ekonomi gaji dan
jaminan sosial dan segi sosial psikologi yaitu kesempatan untuk maju, kesempatan mendapatkan pekerjaan, berhubungan dengan masalah pengawasan,
berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan atasannya. Berhubungan dengan masalah pengawasan berarti berkaitan erat dengan supervisi. Seseorang
akan merasa puas jika mendapatkan pengawasan atau supervisi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
64
Penelitian Hamzah 2001, yang meneliti hubungan supervisi dan kepuasan kerja menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara supervisi dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana dengan p=0,001 dan OR=14,576. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa supervisi yang baik mempunyai peluang
untuk menghasilkan kepuasan kerja bagi perawat pelaksana 14,576 kali lebih besar daripada supervisi yang kurang baik. Proporsi kepuasan kerja perawat juga
menunjukkan bahwa perawat yang kurang puas berjumlah lebih besar 69,8 dibandingkan dengan perawat yang puas pada kategori supervisi yang kurang baik.
Sistem supervisi sangat berhubungan dengan kepuasan kerja perawat. Perawat yang merasa mendapat dukungan dari supervisor dan disupervisi dengan
baik dalam melakukan pekerjaannya lebih merasa puas terhadap pekerjaannya Robert John Wood Foundation, 2007. Kepuasan kerja perawat lebih banyak
tercapai dengan sistem supervisi yang menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan supervisee Brunero Parbury, 2005. Proses supervisi yang
baik akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.
2.5. Landasan Teori