36
mempertanggungjawabkan kecukupan kebutuhan pengembangan staf, memelihara hubungan baik dengan masyarakat sambil menginterpretasikan
filosofi, goal, kebijakan dan prosedur untuk semua klien dan masyarakat, menunjang dan ikut berpartisipasi dalam penelitian perawatan, dan
melengkapi atau merevisi prosedur-prosedur yang ada di unitnya Mua, 2011.
2.1.5. Prinsip Supervisi
Dalam melaksanakan supervisi, supervisor harus memahami prinsip- prinsip supervisi agar supervisi dapat berjalan dengan baik. Prinsip-prinsip
supervisi menurut Arikunto 2006, Arwani Supriyatno 2006 dan Suyanto 2008 antara lain:
1. Supervisi berdasarkan hubungan profesional bukan hubungan pribadi,
supervisi akan senantiasa bersinggungan dengan hubungan interpersonal diantara orang yang terlibat. Pimpinan atau manajer keperawatan yang
melakukan supervisi harus mampu menempatkan diri secara proporsional dan profesional, hubungan yang kearah pribadi biasanya akan berdampak kurang
baik dalam pengambilan keputusan, misalnya budaya sungkan kepada orang yang lebih senior dan kadang-kadang pimpinan merasa sulit untuk menolak
permintaan yang tidak sesuai standar dan peraturan organisasi. 2.
Kegiatan supervisi direncanakan dengan baik dan matang serta diketahui oleh staf yang akan disupervisi, hal ini diharapkan bahwa supervisi bukan sesuatu
yang mendadak dilakukan sehingga staf yang akan disupervisi dapat merasakan bahwa supervisi bukan suatu tindakan yang dilakukan untuk
mencari-cari kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
37
3. Supervisi bersifat edukatif, supporting, preventif dan kooperatif, yang berarti
mencegah timbulnya hal-hal yang negatif, memperbaiki kesalahan yang terjadi agar tidak terulang lagi dan berusaha melakukan mengatasi bersama ketika
terjadi hal yang tidak diinginkan. 4.
Memberikan perasaan aman, tidak menumbuhkan rasa takut dan cemas pada staf atau pelaksana keperawatan.
5. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dengan
staf. 6.
Harus obyektif dan sanggup mengadakan penilaian diri sendiriself evaluation. 7.
Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing perawat yang disupervisi.
8. Meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. 9.
Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif yaitu supervisor dapat memberikan motivasi kepada pihak yang disupervisi sehingga bisa
menumbuhkan dorongan atau motivasi untuk bekerja lebih giat dan mencapai hasil yang lebih baik.
10. Kegiatan supervisi hendaknya dapat dilaksanakan dengan sederhana, tidak
kaku, sewajarnya dan tidak muluk-muluk. 11.
Supervisi bukan suatu inspeksi atau pemeriksaan sehingga supervisor tidak tepat apabila bertindak mencari-cari kesalahan dari pihak yang disupervisi.
12. Prinsip ilmiah supervisi keperawatan menurut Kementerian Kesehatan 2010
adalah kegiatan supervisi dilaksanakan atas dasar data obyektif yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
38
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, menggunakan berbagai instrumen pengumpulan data angket, observasi, pedoman wawancara, dan lain-lain agar
memperoleh hasil yang baik dan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terus-menerus.
2.1.6. Teknik Supervisi