Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

64 Penelitian Hamzah 2001, yang meneliti hubungan supervisi dan kepuasan kerja menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara supervisi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan p=0,001 dan OR=14,576. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa supervisi yang baik mempunyai peluang untuk menghasilkan kepuasan kerja bagi perawat pelaksana 14,576 kali lebih besar daripada supervisi yang kurang baik. Proporsi kepuasan kerja perawat juga menunjukkan bahwa perawat yang kurang puas berjumlah lebih besar 69,8 dibandingkan dengan perawat yang puas pada kategori supervisi yang kurang baik. Sistem supervisi sangat berhubungan dengan kepuasan kerja perawat. Perawat yang merasa mendapat dukungan dari supervisor dan disupervisi dengan baik dalam melakukan pekerjaannya lebih merasa puas terhadap pekerjaannya Robert John Wood Foundation, 2007. Kepuasan kerja perawat lebih banyak tercapai dengan sistem supervisi yang menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan supervisee Brunero Parbury, 2005. Proses supervisi yang baik akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.

2.5. Landasan Teori

Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Disini manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, pengorganisir, menggerakkan dan melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan serta evaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat Arwani, 2006. Universitas Sumatera Utara 65 Supervisi merupakan salah satu fungsi pengawasan dalam manajemen keperawatan dan suatu proses memfasilitasi sumber yang diperlukan staf untuk menyelesaikan tugas-tugas Swansburg, 2000. Supervisi bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas kerja dan meningkatkan efisiensi kerja Suarli Bahtiar, 2009. Dalam supervisi keperawatan, supervisor dapat menerapkan supervisi klinik dengan melakukan perannya sebagai perencana, pengarah, pelatih, dan penilai Kron, 1987 dengan kegiatan berdasarkan model supervisi akademik yaitu edukatif, suportif dan manajerial Supratman Sudaryanto, 2008. Bagi perawat, supervisi merupakan kegiatan berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan kerja dan memperbaiki penampilan kerja tenaga perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan sumber yang diperlukan. Dengan supervisi yang baik dari supervisor kepala ruangan maka akan dapat menimbulkan kepuasan bagi bawahan, sebaliknya dengan supervisi yang buruk akan menimbulkan ketidakpuasan perawat. Para ahli mengemukakan teori tentang kepuasan kerja. Abraham Maslow 1943 mengemukakan bahwa manusia sangat tergantung pada kepentingan individu dengan lima tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri Potter Perry, 2005. Adam menjelaskan bagaimana seseorang membangun hubungan berdasarkan keadilan dan kesetaraan. Kunci utama teori ini adalah hubungan timbal balik antara individu dengan organisasi yaitu inputs dan outcomes Kreitner Kinicki, 2001. Selanjutnya Herzberg mengemukakan teori Universitas Sumatera Utara 66 dua faktor untuk menjelaskan tentang kepuasan kerja. Kedua faktor tersebut adalah faktor motivator dan faktor hygiene Kreitner Kinicki, 2001. Terakhir, Porter mengemukakan teori bahwa untuk mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Bila seseorang mendapatkan yang lebih besar lagi dari yang diinginkan maka hal itu merupakan perbedaan positif, sebaliknya makin jauh kenyataan yang dirasakan maka hal tersebut merupakan perbedaan negatif As’ad, 2008. Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kerja adalah pemenuhan kebutuhan, perbedaan, pencapaian nilai, keadilan, komponen genetik Krietner Kinicki, 2001. Sedangkan menurut Wood, Chonko Hund 1986; Purani sahadev 2007 faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kinerja adalah kepuasan dengan supervisor, kepuasan dengan keragaman tugas, kepuasan dengan otonomi dalam pekerjaan, kepuasan dengan kompensasi, dan kepuasan dengan rekan kerja. Perawat yang bekerja di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terlepas dari sistem manajemen supervisi yang berlaku di ruangan tempat bekerja. Terdapat banyak faktor terkait dengan fungsi supervisi kepala ruangan yang dapat menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan perawat dalam bekerja. Selengkapnya dapat dilihat pada kerangka teori berikut ini. Universitas Sumatera Utara 67 Skema 2.1. Kerangka Teori Teori Kepuasan kerja: 1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow a. Kebutuhan fisiologi b. Kebutuhan keamanan c. Kebutuhan Sosial d. Kebutuhan harga diri e. Aktualisasi diri 2. Teori Keseimbangan Adam a. Masukan inputs b. Keluaran outcomes 3. Teori 2 Faktor Herzberg a. Motivator b. Hygiene 4. Teori Perbedaan Porter a. Perbedaan positif b. Perbedaan negatif Fungsi manajemen: 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian, 3. Penggerakan dan pelaksanaan, 4. Pengawasan serta pengendalian, 5. Evaluasi Arwani, 2006 KEPUASAN KERJA Pengawasan : 1. Supervisi 2. Motivasi Manfaat Supervisi : 1. Efektivitas kerja 2. Efisiensi kerja Supervisi klinik : 1. Peran: a. Perencana b. Pengarah c. Pelatih d. Penilai 2. Model Supervisi a. Development b. Akademik c. Eksperiential d. 4-S 3. Kegiatan model Akademik: a. Edukatif b. Suportif c. Manajerial Supratman Sudar- yanto, 2008. Faktor yang memengaruhi : 1. Kreitner Kinicki 2001 a. Pemenuhan kebutuhan b. Perbedaan c. Pencapaian nilai d. keadilan e. Komponen genetik 2. Wood, Chonko Hunt 1986; Purani Sahadev 2007 a. Supervisor b. Keragaman tugas c. Otonomi dalam pekerjaan d. Kompensasi e. Rekan kerja f j d k bij k S - Puas - Tidak puas Universitas Sumatera Utara 68

2.6. Kerangka Konsep Penelitian