27
sakit jiwa. Contohnya jika perawat menemui hambatan atau masalah keperawatan maka jarang mendiskusikan dengan kepala ruangan, tetapi lebih
sering didiskusikan dengan perawat lain. Menurut kelima perawat tersebut, kurangnya supervisi berdampak pada kinerja perawat pelaksana di ruangan
menjadi kurang optimal dan perawat merasa kurang puas atas ketidakadilan kepala ruangan dalam pembagian beban kerja, perincian penggunaan waktu
dan batas kewenangan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa ada pengaruh supervisi klinis
dengan kepuasan kerja perawat jiwa. Atas dasar hal tersebut peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan memilih judul Hubungan supervisi klinis
dengan kepuasan kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang muncul yaitu dalam melaksanakan tugas sehari-hari perawat kurang mendapatkan
supervisi dari kepala ruangan, kurangnya kemampuan manajerial supervisor dalam mengawasi bawahan perawat pelaksana, munculnya ketidakpuasan kerja
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Dari beberapa masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada hubungan supervisi klinis dengan kepuasan kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
28
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan supervisi klinis dengan kepuasan kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi hubungan supervisi edukatif dengan kepuasan
kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengidentifikasi hubungan supervisi suportif dengan kepuasan
kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
3. Untuk mengidentifikasi hubungan supervisi manajerial dengan kepuasan
kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
4. Untuk mengidentifikasi supervisi yang paling dominan terhadap kepuasan
kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
1.4. Hipotesis
1. Ada hubungan supervisi edukatif dengan kepuasan kerja perawat jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. 2.
Ada hubungan supervisi suportif dengan kepuasan kerja perawat jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Ada hubungan supervisi manajerial dengan kepuasan kerja perawat jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan
teoritik bagi ilmu keperawatan dan memperkaya ilmu administrasi keperawatan.
2. Menjadi masukan bagi Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara dalam membuat dan menetapkan kebijakan tentang supervisi klinis kepala ruangan.
3. Bagi kepala ruangan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi
tentang hubungan supervisi dengan kepuasan kerja dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan supervisi klinis secara maksimal
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat ruangan. 4.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan
supervisi klinis dan kepuasan kerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Supervisi Klinis 2.1.1. Pengertian Supervisi
Kata supervisi dialih bahasakan dari bahasa Inggris “Supervision” artinya pengawasan Poerwadarminta, 1995. Menurut Ametembun 1993,
pengertian supervisi secara etimologis dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super = atas, lebih, Vision = lihat,
tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang
disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi.
Supervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan
sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan. Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang
yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi,
kegiatan yang dilakukan diharapkan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang, dan menciptakan hasil produk seperti yang diinginkan Keliat,
2010. Supervisi adalah tindakan observasional personal sesuai dengan fungsi
dan aktifitasnya, menjalankan kepemimpinan dalam proses asuhan keperawatan
Universitas Sumatera Utara