Teknik Supervisi Supervisi Klinis 1. Pengertian Supervisi

38 dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, menggunakan berbagai instrumen pengumpulan data angket, observasi, pedoman wawancara, dan lain-lain agar memperoleh hasil yang baik dan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terus-menerus.

2.1.6. Teknik Supervisi

Teknik supervisi dibagi menjadi 2 bagian yaitu dengan teknik langsung dan tidak langsung: 1. Supervisi langsung yaitu supervisi yang dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, dapat dilakukan dengan observasi langsung maupun melalui rekaman video dan pendampingan selama melakukan tindakan keperawatan Bittel, 1987. Menurut Gilles 2001, salah satu metode supervisi yang dapat dilakukan adalah supervisor melihat secara langsung bagaimana perawat pelaksana memberikan perawatan kepada satu atau beberapa orang pasien. Jika pada saat supervisi ini, supervisor menemukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar, atau perawat pelaksana membutuhkan bantuan, maka supervisor dapat secara langsung membantu atau memastikan bahwa apa yang dilakukan oleh perawat pelaksana sudah benar dan sesuai dengan prosedur. Metode lain yang dapat digunakan adalah supervisor dapat mendemonstrasikan prosedur tindakan dan memberi saran metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pasien. 2. Supervisi tidak langsung, yaitu supervisi dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporan pasien dan catatan asuhan keperawatan pada setiap shift pagi, sore dan malam. Presentasi kasus, bermain peran, maupun pemodelan. Gilles 2001, supervisi dapat dilakukan secara tidak langsung dengan cara supervisor melihat Universitas Sumatera Utara 39 catatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana yang berupa laporan pasien selama interval tertentu, meminta informasi pada saat pertukaran shift. Keakuratan data dapat dibandingkan antara isi laporan dengan informasi yang terdokumentasi pada laporan pasien. Umpan balik dari supervisor dapat diberikan secara lisan melalui ketua tim atau dengan tulisan pada hasil pekerjaan perawat pelaksana. Supervisi dalam keperawatan memerlukan teknik khusus dan bersifat klinis. Menurut Swansburg 2000, supervisi dalam keperawatan mencakup hal- hal di bawah ini. 1. Proses supervisi dalam praktik keperawatan meliputi tiga elemen yaitu: Pertama, standar praktik keperawatan sebagai acuan. Kedua, fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding dalam menetapkan pencapaian atau kesenjangan dan tindak lanjut. Ketiga, upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki. 2. Area yang disupervisi Area supervisi dalam keperawatan mencakup pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang dilaksanakan, keterampilan yang dilakukan yang disesuaikan dengan standar, sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kunjungan empati. Universitas Sumatera Utara 40

2.1.7. Model Supervisi