43
untuk mengeksplore strategi, teknik-teknik lain dalam bekerja contoh: supervisor mengajarkan merawat luka dekubitus dengan obat-obat jenis baru yang lebih
baik. Kegiatan supportive dilakukan dengan cara: melatih perawat ‘menggali’ emosi ketika bekerja contoh: meredam konflik antar perawat, job enrichment
agar mengurangi burn out selama bertugas. Kegiatan managerial dilakukan dengan: melibatkan perawat dalam peningkatan ‘standar’ contoh: SOP yang
sudah ada dikaji bersama kemudian diperbaiki hal-hal yang perlu Supratman Sudaryanto, 2008.
2.1.8. Bentuk Supervisi Klinik Keperawatan
Supervisi klinik adalah proses aktif dalam mengarahkan, membimbing dan memengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan tugasnya American Nurses
Association, 2005 merupakan proses dukungan formal dan pembelajaran profesional untuk mengembangkan pengetahuan dan kompetensi staf,
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan meningkatkan perlindungan keselamatan konsumen terhadap pelayanan kesehatan di lingkungan klinik yang
kompleks Royal College of Nursing, 2002.
Supervisor klinik mempunyai area supervisi yang terbagi dalam beberapa bagian berdasarkan kelompok kedekatan ruangan. Supervisor yang ada bertugas
untuk melihat proses asuhan keperawatan yang diberikan secara umum, namun belum ada pengawasan terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Linggardini, 2010.
Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan
penghargaan terhadap pencapaian hasil positif dan memberikan jalan keluar
Universitas Sumatera Utara
44
terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar Keliat,
2006. Supervisi klinis keperawatan bertujuan untuk membantu perawat
pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuhan keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan
secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
Sistem supervisi sangat berhubungan dengan kepuasan kerja perawat. Perawat yang merasa mendapat dukungan dari supervisor dan disupervisi dengan
baik dalam melakukan pekerjaannya lebih merasa puas terhadap pekerjaannya Robert John Wood Foundation, 2007. Kepuasan kerja perawat lebih banyak
tercapai dengan sistem supervisi yang menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan supervisi Brunero Parbury, 2005. Proses supervisi yang
baik akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.
2.1.9. Peran Supervisor