Penerapan Supervisi di Ruang MPKP Jiwa

46 mereka pribadi tentang tugas-tugas apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana melakukan dan apa manfaatnya. 3. Peran sebagai pelatih. Seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus dapat berperan sebagai pelatih dalam pemberian asuhan keperawatan pasien. Dalam melakukan supervisi banyak menggunakan keterampilan pengajaran atau pelatihan untuk membantu pelaksana dalam menerima informasi. Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan perilaku, yang meliputi mental, emosional, aktivitas fisik, atau mengubah perilaku, gagasan, sikap dan cara mengerjakan sesuatu. 4. Peran sebagai penilai. Seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat dikerjakan apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat. Dalam melaksanakan supervisi penilaian hasil kerja perawat pelaksana saat melaksanakan asuhan keperawatan selama periode tertentu seperti selama masa pengkajian. Hal ini dilaksanakan secara terus menerus selama supervisi berlangsung dan tidak memerlukan tempat khusus.

2.1.10. Penerapan Supervisi di Ruang MPKP Jiwa

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan tetapi lebih diartikan sebagai pengawasan partisipatif, yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian, bawahan tidak merasakan bahwa ia sedang dinilai. Namun, ia juga dibimbing untuk melakukan pekerjaannya dengan benar. Universitas Sumatera Utara 47 Kegiatan supervisi di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional MPKP Jiwa, dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP Jiwa sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi, baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan jiwa serta menguasai pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP Jiwa. Oleh karena itu, mekanisme pengawasan dilakukan berjenjang, yaitu sebagai berikut ; 1. Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan terhadap kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. 2. Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan perawat pelaksana. 3. Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana. Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Materi supervisi untuk kepala ruangan berkaitan dengan kemampuan manajerial dan kemampuan asuhan keperawatan. Ketua tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Di lain pihak, perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf, perlu disusun jadwal supervisi dan standar kinerja masing-masing staf Keliat, 2010. Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 2.1. Contoh Jadwal supervisi Ruang MPKP Jiwa No Waktu Supervisor Yang disupervisi Materi supervisi 1 06-03-2006 Karu Katim I Memimpin pre conference 2 07-03-2006 Karu Katim II Memimpin pre conference 3 07-03-2006 Katim I Perawat Askep: Halusinasi 4 07-03-2006 Katim II Perawat Askep: perilaku kekerasan

2.1.11. Uraian Tugas Supervisor di Rumah Sakit Jiwa