Teknis Layanan Konseling modul d profesional sma

PPPPTK Penjas dan BK | 13 M ODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL D Konselor menerima konseli secara terbuka, apa adanya, ramah dan lembut, sehingga konseli merasa diterima dalam suasana senyaman mungkin. Penampilan mimik, bahasa verbal konselor memberi atau mejawab salam, menyebut nama konseli, mempersilahkan duduk, dll dan non-verbal konselor segera membuka pintu ruang konseling, jabat tangan, senyum dengan ceria, mendampingimengiringi konseli saat menuju tempat duduk, menempatkan konseli pada tempat duduk yang lebih baik, duduk sesudah konselinya duduk, dll yang mengajak dan bersahabat yang menciptakan suasana kondusif tanpa praduga dan tanpa penilaian, akan membuat konseli merasa aman dan nyaman, merasa diterima serta merasa kondisi dan kepentingan dirinya terakomodasi.

b. Posisi duduk

Pembicaraan atau interaksi antara konselor dan konseli bersifat formal sehingga posisi duduk perlu diatur secara formal. Duduk dengan badan menghadap kepada konseli.

c. Penstrukturan

Penstrukturan diperlukan untuk membawa konseli memasuki arena layanan konseling individual untuk pengembangan dirinya. Penstrukturan dibangun menggunakan rumus 5W+1H apa, mengapa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.

d. Teknik layanan

Agar proses konseling individu menjadi efektif, konselor harus mengaplikasikan berbagai teknik konseling. Secara umum teknik layanan konseling merupakan aplikasi dari kemampuan konselorGuru BK dalam melakukan kontak mata, mengajak untuk berbicara, bagaimana mendengar dengan cermat, cara memahami secara tepat apa yang disampaikan konseli agar dapat merespon secara tepat dan positif. Keruntutan dalam tahapan-tahapan konseling yang dilakukan, bagaimana menyampaikan pertanyaan PPPPTK Penjas dan BK | 14 MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL D terbuka, dorongan minimal, refleksi isi dan perasaan, penafsiran, konfrontasi. Mengajak konseli untuk merumuskan tujuan, membuat kontrak dengan konseli serta melakukan penilaian, pelaporan, dan sebagainya setelah proses konseling usai dilakukan.

e. Volume bicara

Konselor harus mampu mengatur volume suara agar konseli tidak merasa terdominasi dan nyaman untuk mengemukakan permasalahannya dalam dialog verbal. Konselor tidak boleh mendominasi pembicaraan sehingga konseli menjadi hanya sekedar pendengar.

f. Pentahapan

Secara umum, proses layanan konseling individual dapat dipilah dalam lima tahap, yaitu: 1 pengantaran, 2 penjajagan, 3 penafsiran, 4 pembinaan, dan 5 penilaian.

g. Penilaian

Penilaian dalam layanan konseling individu terdiri dari: 1 penilaian segera; 2 penilaian jangka pendek; 3 penilaian jangka panjang. Fokus penilaian diarahkan kepada diperolehnya informasi dan pemahaman baru U-understanding, dicapainya keringanan beban perasaan C-comfort, dan direncanakannya kegiatan pasca konseling individual dalam rangka perwujudan upaya pengentasan masalah Konseli A-action. Penilaian UCA dilaksnakan pada tahap laiseg, sedangkan penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang difokuskan kepada kenyataan tentang terentaskannya masalah konseli secara menyeluruh.

6. Tahapan Layanan Konseling Individual

PPPPTK Penjas dan BK | 15 M ODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL D Dalam melakukan kegiatan konseling, individual ada tahapan pelaksanaan yang dilakukan agar konseling menjadi efektif dan efisien. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan konseling.

a. Tahapan Pengantaran

Pengantaran yaitu keterampilanteknik untuk membukamemulai komunikasihubungan konseling, seperti: menyambut kehadiran konseli, membicarakan topik netral, dan memindahkan pembicaraan topik netral ke dalam permulaan konseling. Menyambut konseli meliputi bahasa verbal seperti: konselor memberi atau menjawab salam, menyebut nama konseli, mempersilahkan duduk, dll. Dan bahasa non verbal seperti: konselor segera membuka pintu ruang konseling, berjabat tangan, senyum dengan ceria, mendampingimengiringi konseli saat menuju tempat duduk, menempatkan konseli pada tempat duduk yang lebih baik, duduk sesudah konselinya duduk, dll. Pembicaraan topik netral yaitu pembicaraan yang bersifat umum dan tidak menyinggung perasaan konseli kejadian-kejadian hangat di lingkungan konseli, hobi konseli, bahan-bahan atau gambar- gambar yang ada di ruang konseling, potensi lingkungan asal konseli, dll. Pemindahan topik netral ke permulaan konseling dengan menggunakan kalimat “jembatan”, misalnya: “Setelah kita membicarakan ………… isi topik netral, barangkali ada sesuatu hal yang perlu kita bicarak an bersama dalam pertemuan ini”. Dalam pengantaran dilakukan kegiatan penstrukturan yaitu salah satu bentuk teknik konseling dalam rangka untuk memberikan penjelasan kepada konseli tentang pengertian konseling, bagaimana konseling itu dilaksanakan, kemana konseling itu diarahkan, asas-asas pokok dalam konseling, serta bagaimana peran konselor dan konseli dalam pelaksanaan proses konseling.