Analisis Regresi Berganda Alat Analisis
                                                                                3 Uji Multikolinieritas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas
independen.  Model  regresi  dapat  dikatakan  baik  jika  variabel- variabel  independenya  tidak  saling  berkorelasi.  Pengujian
multikolinearitas  terhadap  data  yang  akan  diuji  dilakukan  dengan menggunakan alat analisa korelasi.
Cara  mendeteksi  keberadaan  gejala  multikolinearitas  dengan cara ini dilakukan dengan melihat hasil uji korelasi yang dilakukan
terhadap  masing-masing  data  variabel  independen.  Adapun prosedur pengujiannya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
a data masing-masing variabel independen diuji korelasi.
b nilai korelasi yang dihasilkan dibandingkan dengan standar 0,9.
c diambil  kesimpulan  dengan  kriteria  jika  nilai  korelasi  antar
variabel  independen    0,9,  maka  data  pada  variabel  tersebut dapat  bebas  dari  gejala  multikolinearitas.  Sedangkan  jika  nilai
korelasinya    0,9,  maka  data  pada  variabel  tersebut  dapat dikatakan mengandung gejala multikolinearitas.
4 Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode  t  dengan  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1 sebelumnya.  Terjadinya  autokorelasi  dapat  mengakibatkan
kesimpulan  penelitian  menjadi  bias.  Uji  autokorelasi  dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi t dengan kesalahan pada
periode  t-1  sebelumnya.  Analisis  deteksi  adanya  autokorelasi dapat  dilihat  melalui  nilai  D-W  Durbin-Watson,  dengan
pedoman, sebagai berikut :
dl du
2        4 – du     4 – dl            4
Gambar III.1. Kurva Uji Durbin
– Watson
a Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du
dan  4 –du, maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada
autokorelasi. b
Bila  nilai  DW    batas  bawah  atau  lower  bound  dl,  maka koefisien autokorelasi  0, berarti ada autokorelasi positif.
c Bila nilai DW  4-dl, maka koefisien autokorelasi  0, berarti
ada autokorelasi negatif. d
Bila nilai DW terletak di antara batas atas du dan batas bawah dl  atau  DW  terletak  antara  4-du  dan  4-dl,  maka  hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
tidak ada autokorelasi
autokorelasi negatif
ragu-ragu ragu-ragu
autokorelasi positif
b. Menentukan persamaan regresi linear berganda
Model regresi yang diuji dalam penelitian ini dapat diformulasikan, sebagai berikut:
Y  = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Keterangan :
Y = Semangat kerja
X
1
= Persepsi Karyawan pada Lingkungan fisik X
1
X
2
= Persepsi Karyawan pada Lingkungan non fisik X
2
a = Konstanta
b = Koefisien regresi variabel bebas
e = error
c. Uji F secara simultan
Uji  F  dilakukan  untuk  melihat  pengaruh  persepsi  karyawan  pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara bersama-
sama  simultan  terhadap  semangat  kerja  karyawan  di  perusahaan  SP Aluminium  Yogyakarta.  Pengujian  secara  simultan  menggunakan
distribusi F, yaitu membandingkan antara F hitung dengan F tabel.
Langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam  uji  F  yaitu  Sunyoto, 2009:155 :
1 Menentukan Ho dan Ha:
Ho: b
1,
b
2
= 0 artinya  persepsi  karyawan  pada  lingkungan  kerja
fisik  dan  lingkungan  kerja  non  fisik  tidak berpengaruh terhadap semangat kerja.
Ha: b
1,
b
2
≠ 0   artinya persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik  dan lingkungan kerja non fisik  berpengaruh
terhadap semangat kerja. 2
Menentukan level of significanceα Level  of  significance
α dalam penelitian ini adalah sebesar 5 atau  0,05.  F  tabel  dicari  dengan  menentukan  besar  degree  of
freedom df  pembilang  numerator  dan  df  penyebut
denominator. Untuk df pembilang menggunakan k, dan untuk df penyebut menggunakan n-k-1.
3 Menentukan nilai F
hitung
dengan rumus Sunyoto, 2009:155: F =
dimana: F
= Harga F garis regresi yang dicari K
= banyaknya variabel bebas n
= jumlah sampel R
2
= koefisien determinasi 4
Kriteria penerimaan dan penolakan Hipotesis a
Jika  F
hitung
F
tabel
,  maka  H ditolak  dan  H
a
diterima,  yang artinya  variabel  independen  persepsi  karyawan  pada
lingkungan  kerja  fisik  dan  lingkungan  kerja  non  fisik  secara bersama-sama  atau  simultan  berpengaruh  terhadap  variabel
dependen semangat kerja.
b Jika  F
hitung
F
tabel
,  maka  H diterima  dan  H
a
ditolak,  yang artinya  variabel  independen  persepsi  karyawan  pada
lingkungan  kerja  fisik  dan  lingkungan  kerja  non  fisik  secara bersama-sama  atau  simultan  tidak  berpengaruh  terhadap
variabel dependen semangat kerja. d.
Koefisien determinasi Koefisien  ini  menjelaskan  seberapa  besar  variasi  dari  variabel
dependen dapat  dijelaskan oleh variasi  dari variabel  independen. R
2
yang  digunakan  adalah  R
2
yang  telah  memperhitungkan  jumlah variabel  bebas  dalam  suatu  model  regresi  atau  disebut  adjusted  R
2
yang diperoleh dengan rumus Gujarati dan Zein, 1995: 102: adjusted
R
2
=
k N
1 N
R 1
1
2
Keterangan : N
= Jumlah sampel. k
= Banyaknya parameter koefisien plus konstanta. Batas nilai  adjusted R
2
adalah antara 0 sampai dengan 1, semakin tinggi nilai adjusted R
2
maka akan semakin baik hasil regresi. Sebagai ukuran  ketepatan  suatu  garis  regresi  yang  diterapkan  terhadap  suatu
kelompok  data  hasil  observasi.  Semakin  besar  adjusted  R
2
,  semakin baik atau semakin cocok pula suatu garis regresi.
e. Uji t Secara parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen  secara  parsial  mampu  mempengaruhi  variabel  dependen.
Langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam  uji  t  yaitu  Sunyoto, 2009:152 :
1 Menentukan Ho dan Ha
Ho : b
1,
b
2
= 0, artinya  variabel  b
1
dan  b
2
secara  parsial  tidak berpengaruh terhadap Y
Ha  : b
1,
b
2
≠ 0, artinya variabel b
1
dan b
2
secara parsial berpengaruh terhadap Y
2 Menentukan level of significance α:
Dalam  penelititan  ini  level  of  significance  atau  tingkat signifikannya  sebesar  0,05  5  dengan  derajat  bebas  df  =  n-2
dan n merupakan jumlah sampel penelitian. 3
Menentukan nilai t hitung 4
Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis t
hitung
t
tabel
atau – t
hitung
-t
tabel
jadi diterima.
t
hitung
t
tabel
atau – t
hitung
-t
tabel
jadi ditolak.
Dalam  pelaksanaan  proses  regresi,  peneliti  menggunakan  alat bantu SPSS.
46