Semangat Kerja dan Kinerja
24
24 pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu
Bernandin Russell, 1993: 135. Rummler dan Brache 1995 dalam Sudarmanto 2009
mengemukakan ada tiga level kinerja yaitu: a.
Kinerja Organisasi merupakan pencapaian hasil outcome pada level atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini
terkait dengan tujuan organisasi, rancangan organisasi dan manajemen organisasi.
b. Kinerja proses merupakan kinerja pada proses tahapan dalam
menghasilkan produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses dan manajemen
proses. c.
Kinerja individu pekerjaan merupakan pencapaian atau efektivitas pada tingkat pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini
dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan dan manajemen pekerjaan serta karakteristik individu.
Untuk mengukur kinerja, terlebih dahulu harus ditetapkan kriterianya. Hal ini menyangkut ukuran mengenai sukses dan bagian-
bagian mana yang dianggap penting sekali dalam suatu pekerjaan As’ad, 1997. Ukuran sukses saat ini sangat sulit untuk dilakukan
karena kompleknya suatu pekerjaan. Tetapi secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengukuran tentang job performance atau kinerja itu
tergantung kepada jenis pekerjaan dan tujuan dari organisasi.
25
25 Beach 1990 menyebutkan bahwa penilaian kinerja seseorang
dapat didasarkan pada beberapa indikator seperti kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, kualitas kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan, kesungguhan dalam menyelesaikan pekerjaan, kemampuan memberikan layanan pada masyarakat, tanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan, kejujuran dalam bekerja, kemampuan bekerjasama, pengetahuan dan keterampilan kerja dan kemampuan
mengambil keputusan. Sistem penilaian kinerja harus mempunyai hubungan dengan
pekerjaan job related, praktis, mempunyai standar-standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan. Job-related
berarti bahwa sistem menilai perilaku-perilaku kritis yang mewujudkan keberhasilan perusahaan. Suatu sistem disebut praktis bila dimengerti
oleh para penilai keadaan karyawan. Sedangkan standar-standar pelaksanaan kerja performance standar adalah bagaimana prestasi
kerja seharusnya diukur Handoko, 1998. Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan
kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari,
antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan
harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil
26
26 seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama Rivai Basri, 2004.