Analisis Deskriptif Alat Analisis
                                                                                2 Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi  terjadi ketidaksamaan  varian  dari  residual  satu  pengamatan  ke
pengamatan yang lain. Jika  variabel dari residual satu pengamatan ke  pengamatan  yang  lain  tetap,  maka  disebut  homokedastisitas,
jika berbeda disebut heterokedastisitas. Yang baik adalah jika yang terjadi homokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel  dependen  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID.
Deteksi  ada  tidaknya  heterokedastisitas  dapat  dilakukan  dengan melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu  pada  grafik  scaterplot  antara
SRESID dan  ZPRED, dimana sumbu Y  yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residualnya Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah distandardisasi, analisisnya adalah:
a Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk
suatu  pola  yang  teratur  bergelombang  melebar  kemudian
menyempit maka terjadi heterokedastisitas.
b Jika  tidak  ada  pola  yang  jelas  seperti  titik  –  titik  menyebar
diatas  dan  di  bawah  angka  0  pada  sumbu  Y,  maka  hal  ini
mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3 Uji Multikolinieritas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas
independen.  Model  regresi  dapat  dikatakan  baik  jika  variabel- variabel  independenya  tidak  saling  berkorelasi.  Pengujian
multikolinearitas  terhadap  data  yang  akan  diuji  dilakukan  dengan menggunakan alat analisa korelasi.
Cara  mendeteksi  keberadaan  gejala  multikolinearitas  dengan cara ini dilakukan dengan melihat hasil uji korelasi yang dilakukan
terhadap  masing-masing  data  variabel  independen.  Adapun prosedur pengujiannya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
a data masing-masing variabel independen diuji korelasi.
b nilai korelasi yang dihasilkan dibandingkan dengan standar 0,9.
c diambil  kesimpulan  dengan  kriteria  jika  nilai  korelasi  antar
variabel  independen    0,9,  maka  data  pada  variabel  tersebut dapat  bebas  dari  gejala  multikolinearitas.  Sedangkan  jika  nilai
korelasinya    0,9,  maka  data  pada  variabel  tersebut  dapat dikatakan mengandung gejala multikolinearitas.
4 Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode  t  dengan  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1 sebelumnya.  Terjadinya  autokorelasi  dapat  mengakibatkan