2 Sebelum melakukan subtitusi data, peneliti terlebih dahulu
memisahkan urutan kelahiran siswa. Lalu selanjutnya peneliti melakukan perubahan data. Subtitusi data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 6. Data Urutan Kelahiran
Data Tertulis Data Angka Anak Sulung
1 Anak Tengah
2 Anak Bungsu
3 Anak Tunggal
4
3 Jika dalam kuesioner terdapat satu atau dua siswa tidak
mencantumkan urutan kelahiran, maka peneliti dalam mengisi data tersebut dengan melihat rata-rata urutan kelahiran di kelas.
4 Teknik uji yang digunakan adalah pendekatan analisis Varian
ANOVA satu arah yaitu untuk membandingkan apakah ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa
berdasarkan urutan kelahiran anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal.
Rumus dari ANOVA satu arah adalah
F=
Dimana: F
: Indeks Perbedaan RK
ant :
Rerata Kuadrat Antar RK
dal :
Rerata Kuadrat dalam kelompok Komputasi uji hipotesis menggunakan program komputer SPSS,
karena di sana sudah tersedia nilai probabilitas Probability values maka penentuan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
ditetapkan berdasarkan Pv itu, yaitu : Pv yang 0,05 dianggap Ho ditolak, ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada
siswa berdasarkan urutan kelahiran namun, apabila Pv 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter
terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian di dasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014. Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi dan dilakukan mengkategorisasi PAP tipe I sebagai patokan hasil pendidikan karakter dan
presentase yang disajikan dalam tabel dan dalam grafik.
Tabel 7. Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada
Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014 Kriteria Skor
Kategori Frekuensi
Persentase
8,1 ≤ X ≤ 9
Sangat Baik 1
1 7,2
≤ X ≤ 8 Baik
6 5
5,9 ≤ X ≤ 7,1
Cukup 96
76 5,0
≤ X ≤ 5,8 Buruk
22 17
X ≤ 4,9
Sangat Buruk 1
1 Total
126 100
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran hasil pendidikan karakter terintegrasi tergambar sebagai berikut:
Grafik 1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta
Pengamatan Tabel maupun grafik menunjukkan: a.
Terdapat 1 siswa 1, yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat baik.
b. Terdapat 6 siswa 5, yang memiliki hasil pendidikan karakter
terintegrasi baik. c.
Terdapat 96 siswa 76, yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi cukup.
d. Terdapat 22 siswa 17, yang memiliki hasil pendidikan karakter
terintegrasi buruk. e.
Terdapat 1 siswa 1, yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat buruk.
1; 1 6; 5
96; 76 22;
17 1; 1
Frekuensi
Sangat Baik Baik
Cukup Buruk
Sangat Buruk
Jadi pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam kategori cukup berhasil. Hal ini nampak terlihat pada
tabel maupun grafik dalam pengambilan hasil pendidikan karakter terintegrasi kepada siswa kelas VII dan VIII yang hasilnya cukup. Adapun terdapat 1
siswa yang pencapaian hasil pendidikan karakter sangat baik, 6 siswa hasil pendidikan karakter baik, 22 siswa yang pencapaian hasil pendidikan karakter
terintegrasi pada kategori buruk dan 1 siswa pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat buruk. Namun kenyataannya SMP Negeri 13
Yogyakarta dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yaitu cukup berhasil.
Tabel 8. Hasil Pendidikan Karakter Terintegarasi Berdasarkan Urutan Kelahiran
Hasil Pendidikan
Karakter Anak Sulung
Anak Tengah Anak Bungsu
Anak Tunggal
Sangat Baik
- -
12 -
Baik
4 9 -
12 110
Cukup
3067 2184
3678 990
Buruk
1124 312
818 -
Sangat Buruk
- 14
- -
Jumlah
45 100 25 100
46 100 10 100
Grafik 2. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarakan Urutan Kelahiran pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta
Pengamatan pada tabel dan grafik menunjukkan: a.
Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori sangat baik hanya terdapat 1 anak yaitu anak bungsu.
b. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori baik ada 6
anak diantaranya yaitu 4 anak sulung , 1 anak bungsu dan 1 anak tunggal. c.
Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori cukup ada 96 anak diantaranya yaitu 30 anak sulung, 21 anak tengah, 36 anak bungsu
dan 9 anak tunggal. d.
Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori buruk ada 22 anak diantaranya yaitu 11 anak sulung, 3 anak tengah, 8 anak bungsu.
4 30
11 21
3 1
1 1
36
8 1
9 5
10 15
20 25
30 35
40
Sangat Baik
Baik Cukup
Buruk Sangat
Buruk Anak Sulung
Anak Tengah Anak Bungsu
Anak Tunggal
e. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori sangat
buruk terdapat 1 anak yaitu anak tengah. Jadi dapat disimpulkan bahwa urutan kelahiran sama rata dalam
pencapaian hasil pendidikan karater terintegrasi. Terlihat pada tabel di atas bahwa hasil pendidikan karakter berdasarkan urutan kelahiran hampir sama
rata berada pada kategori cukup. 2.
Mengidentifikasi butir-butir skor hasil pendidikan karakter terintegrasi yang buruk frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta
dalam implikasinya untuk penyusunan silabus dan modul bimbingan. Berdasarkan analisis skor butiritem hasil pengukuran pencapaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 9. Kategori Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi
pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014
Rentang Skor Kategori
No. Item Jumlah
8, 1 – 9,0
Sangat Baik 7, 2
– 8, 0 Baik
2, 5, 8, 9, 17, 22, 23, 24, 25, 28, 34 11
5, 9 – 7, 1
Cukup 1, 3, 4, 6, 7, 12, 14, 15, 18, 26, 29,
30, 31, 32, 33, 38 16
5, 0 – 5, 8
Buruk 10, 11, 13, 16, 20, 21, 36, 37
8 0,0
– 4, 9 Sangat Buruk
19, 27, 35 3
Total 38
Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan skor yang berada dalam kategori sangat baik tidak ada satupun item
yang ada, item yang berada dalam kategori baik berjumlah 11 item, item yang berada dalam kategori cukup berjumlah 16 item, item yang berada dalam
kategori buruk berjumlah 8 item, item yang berada dalam kategori sangat
buruk berjumlah 3 item. Item-item skor yang berada dalam kategori buruk dan sangat buruk menunjukkan bahwa pencapaian hasil pendidikan karakter
terintegrasi belum optimal. Oleh karena itu, item-item yang teridentifikasi dalam kategori buruk dan sangat buruk, digunakan menjadi dasar untuk
penyusunan silabus dan modul bimbingan, khususnya dalam upaya pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Item-item yang masuk
dalam kategori buruk dan sangat buruk, diuraikan pada lampiran. Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculnya buruk dan
sangat buruk pada aspek nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri jujur, displin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, cinta ilmu, ingin
tahu, Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, Menghargai karya dan prestasi orang lain,
Nilai kebangsaan Nasionalis, Menghargai keberagaman. Adapun Silabus dan modul bimbingan yang implikatif dapat di usulkan untuk hasil pendidikan
karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014 disajikan pada lampiran.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Model statistik yang digunakan untuk
mengetahui normalitas dengan menggunakan tes one sample kolmogorov smirnov. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah