Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP

b. Adat atau kebiasaan Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang- ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya. c. Keturunan Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. d. Lingkungan Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana seseorang berada.

B. Hakikat Siswa dan Urutan Kelahiran Anak

1. Definisi Siswa atau Peserta Didik

Menurut Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu Desmita, 2012. Dalam persektif pedagogis, peserta didik di artikan sebagai sejenis m akhluk “homo educandum”, makhluk yang menghajat pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga di butuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap Desmita, 2012. Menurut Sardiman 2014, siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Siswa didiklah yang menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita- cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal.

2. Karakteristik Remaja

Masa remaja sering dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erikson disebut dengan identitas ego Hartinah, 2011. Hal tersebut terjadi karena masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak- anak dan masa kehidupan orang dewasa. Karakteristik remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang dewasaorang tua, antara apa yang sering dikatakan dalam berbagi forum dengan kenyataan nyata dilapangan. Kata-kata moral didengungkan di mana-mana, tetapi kemaksiatan juga disaksikan dimana- mana oleh remaja Hartini, 2011.

3. Karakteristik Siswa atau Peserta Didik SMP

Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Menurut Desmita 2012, anak usia sekolah menengah SMP berada pada tahap perkembangan pubertas 10-14 tahun. Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu: a. Terjadi ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder. c. Kecenderungan ambivalensi, antara keingiann menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keiginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. e. Mulai mempertanyakan secara skeptik mengenai eksistensi dan sigat kemurahan dan keadilan Tuhan. f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil. g. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku dari sendiri yang sesuai dengan dunia sosial. h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

4. Urutan Kelahiran

a. Definisi Kehadiran anak sangat penting bagi keluarga dan anak menduduki posisi tertentu berdasarkan urutan kelahiran serta mempunyai pengaruh dalam perkembangan selanjutnya. Menurut Adler Semiun, 2013 mengemukakan beberapa hipotesis umum mengenai urutan kelahiran. Adler menunjukkan perbedaan-perbedaan antara anak sulung, tengah anak bungsu dan anak tunggal. Urutan kelahiran adalah posisi anak dalam keluarga yaitu anak sulung, anak bungsu, anak tengah dan anak tunggal. b. Anak Sulung Anak sulung merupakan anak yang lahir pertama. Anak sulung menempatkan posisi yang istimewa, karena kelahirannya ditunggu- tunggu oleh anggota keluarga. Keistimewaan posisinya membuat karakter anak sulung unik. Anak sulung mendapatkan kasih sayang, perhatian yang cukup banyak dari ayah dan ibunya. Anak sulung juga memiliki beban yang cukup berat dari orang tuanya karena menaruh harapan dan tanggung jawab yang besar kepada anak sulung Semiun, 2013. Kepribadian anak sulung atau anak pertama yaitu: 1 Berperilaku secara matang karena berhubungan dengan orang-orang dewasa dan memikul tanggung jawab. 2 Cenderung mengikuti kehendak dan tekanan kelompok dan mudah dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orang tua. 3 Mengembangkan kemampuan memimpin sebagai akibat dari harus memikul tanggung jawab. Tetapi ini sering disanggah dengan kecenderungan untuk menjadi “bos”. 4 Berprestasi tinggi karena tekanan dan harapan orang tua. 5 Kurang agresif atau kurang berani karena perlindungan orang tua yang berlebihan. 6 Mandiri dan Tepat waktu. Hurlock, 1980 c. Anak Tengah Anak tengah merupakan anak yang lahir di antara anak sulung dan bungsu. Anak tengah yang terkenal dengan keterampilan mereka bernegosiasi. Karena posisi yang terjepit maka mereka ingin mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang-orang lain di sekitarnya. Anak tengah cukup sulit untuk dijabarkan, namun mereka cenderung kebalikan dari saudara mereka yang lebih tua Semiun, 2013.