Penyusunan Silabus dan Modul Bimbingan

kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Maka pendidikan karakter di sekolah itu penting bagi siswa dalam penanaman nilai luhur yang baik. Oleh karena itu, pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP Permen Diknas nomor 23 tahun 2006 dan SKKD Permen Diknas nomor 22 tahun 2006. Pendidikan karakter di sekolah diintegrasikan pada mata pelajaran, nilai- nilai karakter termuat di dalam RPP yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran berperan penting dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dikaitkan dengan mata pelajaran yang disampaikan saat proses pembelajaran. Kegiatan pembinaan kesiswaan yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Hal itu semua merupakan penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah melihat komponen yang ada di sekolah. Apakah Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dapat terwujud tidak pada sikap atau perilaku siswa di sekolah dalam menerapkan nilai karakter pada kehidupan sehari-hari. Pencapaian hasil pendidikan karakter di sekolah dilihat berdasarkan urutan kelahiran siswa. Perbedaan urutan kelahiran siswa yang berbeda-beda karakteristiknya akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian nilai-nilai karakter di sekolah. Dugaan sementara dari peneliti adalah ada perbedaan evaluatif hasil pendidikan karakter terintegrasi berdasarkan urutan kelahiran. Urutan Kelahiran mempunyai peran penting dalam menentukan perilaku atau watak seseorang. Perbedaan karakteristik urutan kelahiran bisa saja diakibatkan oleh pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak dirumah. Di uraikan pada bagan berikut ini: Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta 20 Nilai karakter dalam butir-butir SKL SMPPermen Diknas nomor 23 tahun 2006 Pendidikan Karakter Terintegrasi 1. Mata Pelajaran 2. Manajemen Sekolah 3. Kegiatan Pembinaan Kesiswaan Siswa di sekolah Berdasarkan Urutan Kelahiran Anak Sulung Anak Tengah Anak Bungsu Anak Sulung Hasil Pendidikan Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Buruk 5. Sangat Buruk Pola Asuh Orang Tua

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ha = Ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Ho = Tidak ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta. 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu: jenis penelitian, subyek penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan survei. Menurut Best Sukardi, 2003, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Teknik deskriptif pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta. B. Subyek Penelitian Subyek penelitiannya adalah Siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal kelas VII B, D dan VIII B, D di SMP Negeri 13 Yogyakarta berjumlah 126 siswa. Berikut rincian subyek penelitian yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Subyek Penelitian Siswa Kelas VII B, D dan VIII B, D di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015 Kelas Jumlah Anak Sulung Jumlah anak Tengah Jumlah Anak Bungsu Jumlah anak Tunggal Jumlah siswa perkelas VII B 10 12 10 3 35 VII D 12 4 12 1 29 VIII B 15 3 10 1 29 VIII D 8 6 14 5 33 JUMLAH 45 25 46 10 126

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun bersama oleh tim peneliti payung di bawah koordinasi dosen pembimbing dengan mengacu pada prinsip-prinsip skala Semantic Defferensial. Sugiyono 2010 menegaskan, skala Semantic Defferensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Kuesioner ini memiliki dua jenis pernyataan yang bersifat favorable positif dan unfavorable negatif. Pernyataan favorable positif merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung dengan jenis variabel yang akan diukur. Pernyataan yang bersifat unfavorable negatif merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung variabel yang akan diukur.