Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

buruk berjumlah 3 item. Item-item skor yang berada dalam kategori buruk dan sangat buruk menunjukkan bahwa pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi belum optimal. Oleh karena itu, item-item yang teridentifikasi dalam kategori buruk dan sangat buruk, digunakan menjadi dasar untuk penyusunan silabus dan modul bimbingan, khususnya dalam upaya pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Item-item yang masuk dalam kategori buruk dan sangat buruk, diuraikan pada lampiran. Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculnya buruk dan sangat buruk pada aspek nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri jujur, displin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, cinta ilmu, ingin tahu, Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, Menghargai karya dan prestasi orang lain, Nilai kebangsaan Nasionalis, Menghargai keberagaman. Adapun Silabus dan modul bimbingan yang implikatif dapat di usulkan untuk hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014 disajikan pada lampiran.

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Model statistik yang digunakan untuk mengetahui normalitas dengan menggunakan tes one sample kolmogorov smirnov. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah pv 0.05 dianggap normal atau jika pv 0.05 maka dianggap tidak normal. Hasil uji normalitas di sajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi N 126 Normal Parameters a Mean 241.0111 Std. Deviation 21.60307 Most Extreme Differences Absolute .049 Positive .048 Negative -.049 Kolmogorov-Smirnov Z .552 Asymp. Sig. 2-tailed .921 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan uji normalitas hasil dari output SPSS 16.0 for windows untuk skala hasil pendidikan karakter terintegrasi, didapat angka sig, Kolmogorov-Smirnov 0,921 lebih besar dari taraf signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05, 0,9210,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data skala hasil pendidikan karakter terintegrasi normal. 2. Uji Homogenitas Pada prinsipnya uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sebuah kelompok data kategori mempunyai varians yang sama diantara anggota kelompok tersebut. Dari tabel output didapat angka signifikansi hasil pendidikan karakter sebesar 0,151. Oleh karena angka signifikansi sig lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data homogen sama. Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.798 3 122 .151 3. Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis disajikan untuk menjawab hipotesis yang telah di ajukan Hipotesis Alternatif H a pada penelitian ini menyatakan: ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran. Sedangkan Hipotesis Nol H o pada penelitian ini menyatakan: tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran. Hasil analisis data dengan melakukan perhitungan statistik dengan rumus ANOVA satu arah menggunakan SPSS 16,0 for wondow diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 12. Rata-rata hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarkan Urutan Kelahiran Tabel 13. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran ANOVA Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 429.999 3 143.333 .302 .824 Within Groups 57906.605 122 474.644 Total 58336.604 125 Berdasarkan tabel di atas di peroleh nilai p- value Sig sebesar 0,824. Karena p-value Alpha O,O5, maka H O diterima. Artinya tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Report Hasil Pedidikan Karakter Urutan Kelahiran Mean N Std. Deviation Anak Sulung 238.713 45 23.9229 Anak Tengah 241.336 25 18.6823 Anak Bungsu 242.385 46 22.3829 Anak Tunggal 244.220 10 14.1571 Total 241.011 126 21.6031

C. Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil pengkategorisasian pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi, populasi data tersebar menjadi 5 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, buruk dan sangat buruk. Untuk mempermudah peneliti dalam memberikan pembahasan dan menghindari pengulangan maka pembahasan ini hasil pendidikan karakter terintegrasi yang sangat baik, baik dan cukup disatukan menjadi cukup baik. Sedangkan hasil pendidikan karakter yang buruk dan sangat buruk, dalam penelitian ini dimaknai sebagai hasil pendidikan terintegrasi yang belum optimal. Berdasarkan fakta hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil pendidikan karakter terintegrasi belum optimal diketahui dari hasil pendidikan karakter pada kategori cukup, maka perlu adanya peningkatan yang lebih baik. Pihak sekolah harus berperan penting untuk memberikan perhatian khusus dalam meningkatkan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil pendidikan karakter terintegrasi secara umum di SMP Negeri 13 Yogyakarta yaitu cukup berhasil. Pada kategori cukup merupakan kategori nilai yang berada ditengah-tengah diantara posisi nilai diatas dan posisi nilai dibawah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 13 Yogyakarta memiliki hasil pendidikan karakter yang sedang-sedang saja atau cukup. Hasil pendidikan karakter yang hasilnya cukup kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Kemungkinan di pengaruhi oleh faktor siswa sendiri, siswa SMP berada pada masa remaja. Masa remaja sering dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erikson disebut dengan identitas ego Hartinah, 2011. Hal tersebut terjadi karena masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Serta karakteristik remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Di sekolah siswa sebenarnya mengetahui nilai karakteristik yang harus dimiliki akan tetapi seringkali para siswa melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri dan seringkali mengikuti perilaku teman-temannya yang kurang baik tapi dianggap hal yang baik. Faktor lain terkait dengan pencapaian pendidikan karakter yaitu pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Berdasarkan pedoman Kementerian Pendidikan Nasional 2010, pendidikan karakter secara terpadu di SMP dilaksanakan melalui melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Kemungkinan terjadi dalam pencapaian hasil pendidikan karakter ketiga hal tersebut belum optimal dan kurang teraplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pertama, pendidikan karakter yang terintegrasi pada proses pembelajaran, nilai-nilai karakter termuat di semua mata pelajaran. Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran belum sepenuhnya