26
BAB II HAL-HAL YANG DIKRITIK DALAM LIRIK LAGU
GRUP MUSIK SLANK
Pada  bab  ini  akan  dibahas  tentang  hal-hal  apa  saja  yang  dikritik  oleh SLANK  dalam  lagu-lagunya.  Hal-hal  yang  dikritik  oleh  SLANK  meliputi:  i
kekerasan dan kriminalitas, ii kerusakan lingkungan, iii korupsi, iv prostitusi dan pergaulan bebas, serta v terorisme.
2.1 Kekerasan dan Kriminalitas
Kritik  kekerasan  dan  kriminalitas  terdapat  dalam  lagu  “Anarki  di  RI”, ”Aborsi”,  “Aktor  Intelektual”,  “Gossip  Jalanan”,  “Jakarta  Meledak  Lagi”,  dan
“Jerry  Preman  Urban”.  Berikut  ini  terlebih  dahulu  disajikan  contoh  satu  lagu yang memiliki muatan kritik kekerasan dan kriminalitas.
16 Ada yang lempar-lemparan batu
Sambil saling getok-getokan Coba lihat siapa itu?
Pelajar ribut di jalan Ada yang bikin kerusuhan
Sambil teriak-teriak nggak puas Coba lihat apaan itu?
Buruh ngamuk di jalanan Ada hiburan dan pertandingan
Kumpul-kumpul emosi nggak tertahan Coba terka apakah itu?
Massa histeris di lapangan
Ada suara jerit-jeritan Sia-sia banyak yang jadi korban
Coba lihat apa sih itu? Petugas bentrok sama demonstran
Refren: Oo... Anarki diri
Oo... Anarki di RI Untuk apa.. uu yee
Buat apa.. uu yee Mau apa.. uu yee
SLANK , “Anarki di RI”
Dalam  contoh  16,  SLANK  mengkritik  berbagai  tindak  kekerasan  yang dilakukan oleh berbagai kalangan sosial. Hal ini dibuktikan dalam masing-masing
bagian  lirik  pada  masing-masing  bait  yang  mengacu  pada  kekerasan  dan kriminalitas dicetak miring. Pada bait pertama, kata lempar-lemparan memiliki
makna „saling melempar‟. Menurut KBBI Sugono, dkk., 2008: 477, kata getok
memiliki  makna „pukul‟  Sugono,  dkk.,  2008:  450,  jadi  makna  getok-getokan
adalah
„saling  pukul‟,  serta    kata  ribut  memiliki  makna  „rusuh‟  Sugono,  dkk.,
2008: 1174. Pada  bait  kedua,  kata  kerusuhan  memiliki  makna
„keadaan  rusuh  tidak aman;  keributan;  kekacauan;  huru-
hara‟ Sugono, dkk., 2008: 1194. Sementara
itu,  kata  ngamuk  merupakan  bentuk  pendek  dari  kata  mengamuk  yang  memiliki makna
„menyerang  secara  membabi  buta  karena  sangat  marah‟  Sugono,  dkk.,
2008: 55. Pada  bait  ketiga,  kata  emosi  memiliki  makna
„keadaan  dan  reaksi psikologis  serta  fisiologis  spt  kegembiraan,  kesedihan,  keharusan,  kecintaan,
keberanian  yang  bersifat  subyektif‟  Sugono,  dkk.,  2008:  368,  namun  dalam