81 Jangan membuang sampah
sembarangan Langsung Literal
L.A.P.I.N.D.O. 82
Pagi dingin ‘gak ada sinar mentari
Langsung Tidak Literal
Jakarta Pagi Ini 83
Memandang ramainya Jakarta
Langsung Tidak Literal
Jakarta Pagi Ini 84
Jangan cuma diam dan menunggu
Berbuatlah untuk air Tidak Langsung
Literal Krisis Air
85 Jangan cuma diam dan
menunggu Berhematlah untuk air
Tidak Langsung Literal
Krisis Air
86 Jangan cuma diam dan
menunggu Berlarilah untuk air
Tidak Langsung Literal
Krisis Air
3.3 Tindak Tutur Mengkritik Korupsi
Untuk  mengkritik  korupsi,  SLANK  menggunakan  tindak  tutur  langsung literal,  tindak  tutur  langsung  tidak  literal,  tindak  tutur  tidak  langsung  literal,  dan
tindak tutur tidak langsung tidak literal.
3.3.1 Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Langsung Literal
Berikut  ini  disajikan  contoh-contoh  tindak  tutur  mengkritik  korupsi secara langsung literal.
87 Katanya banyak uang suap polisi
88 Para pejabat foya-foya
Contoh 87 dan 88 merupakan tindak tutur mengkritik korupsi secara langsung
literal.  Dikatakan  langsung  karena  kedua  contoh  tersebut  menggunakan  kalimat deklaratif untuk mengkritik korupsi.
Contoh  87  dan  88  disebut  literal  karena  memiliki  makna  yang  sama dengan  maksud  pengutaraan  kritik  atas  korupsi.  Contoh  87  menggunakan  kata
suap yang  bermakna  ‘uang  sogok’  Sugono,  dkk.,  2008:  1343  untuk
mengungkapkan kritik tentang korupsi. Contoh 88 menggunakan kata foya-foya yang bermakna ‘menghamburkan uang untuk tujuan bersenang-senang’ Sugono,
dkk., 2008: 399 dengan menggunakan uang hasil korupsi.
3.3.2 Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Langsung Tidak Literal
Berikut  ini  disajikan  contoh-contoh  tindak  tutur  mengkritik  korupsi secara langsung tidak literal.
89 Untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri
90 Yang sering banyak nyunat duit haram punya rakyat
91 Sogok sini, sogok sana
92 Minta disuap, doyan disogok
93 Cari yang basah, yang banyak air
94 Terhukum mati, tapi bisa ditunda
95 Dikasih uang, habis perkara
96 Bikin UUD, ujung-ujungnya duit
Contoh  89  sampai  dengan  96  merupakan  tindak  tutur  mengkritik  korupsi
secara  langsung  tidak  literal.  Dikatakan  langsung  karena  contoh  89  sampai dengan 96 tersebut menggunakan kalimat deklaratif untuk mengkritik korupsi.
Contoh  89  sampai  dengan  96  disebut  tidak  literal  karena  tidak memiliki  makna  yang  sama  dengan  maksud  pengutaraan  kritik  atas  korupsi.
Secara  berturut-turut,  contoh  89  mengunakan  frasa  untuk  kepentingan  pribadi dan  memperkaya  diri
;  kata  memperkaya bermakna  ‘menjadikan  lebih  kaya’
Sugono, dkk., 2008: 640 untuk mengungkapkan kritik atas korupsi, contoh 90 menggunakan kata nyunat yang
bermakna ‘memotong secara tidak sah’ Sugono,