Tabel Daftar Jenis-jenis Tindak Tutur Mengkritik Kekerasan dan Kriminalitas

80 Hanya orang stupid yang membuang-buang comberan ke selokan 81 Jangan membuang sampah sembarangan Contoh 76 sampai dengan 81 merupakan tindak tutur mengkritik kerusakan lingkungan secara langsung literal. Dikatakan langsung karena contoh 76 sampai dengan 81 menggunakan modus deklaratif untuk mengkritik kerusakan lingkungan. Contoh 76 sampai dengan 81 memiliki makna yang sama dengan maksud pengutaraan kritik atas kerusakan lingkungan. Secara berturut-turut, contoh 76 menggunakan kata terkontaminasi yang bermakna ’terkena kotoran; tercemar’ Sugono, dkk., 2008: 728 untuk mengungkapkan kritik atas kerusakan lingkungan, contoh 77 menggunakan kata sampah yang bermakna ‘kotoran’ Sugono, dkk., 2008: 1215, contoh 78 menggunakan kata kotoran yang bermakna ‘sesuatu yang menyebabkan kotor’ Sugono, dkk., 2008: 738, contoh 79 menggunakan kata limbah yang bermakna ‘sisa proses produksi’ Sugono, dkk., 2008: 828, contoh 80 menggunakan kata comberan yang bermakna ‘selokan lubang pembuangan air kotor’ Sugono, dkk., 2008: 273, dan contoh 81 menggunakan kata sampah yang bermakna ‘kotoran’ Sugono, dkk., 2008: 1215.

3.2.2 Tindak Tutur Mengkritik Kerusakan Lingkungan secara Langsung Tidak Literal

Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik kerusakan lingkungan secara langsung tidak literal. 82 Pagi dingin ‘gak ada sinar mentari 83 Memandang ramainya Jakarta Contoh 82 dan 83 merupakan tindak tutur mengkritik kerusakan lingkungan secara langsung tidak literal. Dikatakan langsung karena kedua contoh tersebut menggunakan kalimat deklaratif untuk mengkritik kerusakan lingkungan. Contoh 82 dan 83 disebut tidak literal karena tidak memiliki makna yang sama dengan maksud pengutaraan kritik atas kerusakan lingkungan. Contoh 82 menggunakan frasa ‘gak ada sinar mentari yang bermakna ‘udara yang tertutup oleh asap polusi’ untuk mengungkapkan kritik atas kerusakan lingkungan. Sementara itu, contoh 83 menggunakan kata ramainya yang bermakna ‘banyak kendaraan yang berlalu- lalang’ Sugono, dkk., 2008: 1136, hal tersebut menyebabkan polusi udara karena banyaknya asap kendaraan bermotor.

3.2.3 Tindak Tutur Mengkritik Kerusakan Lingkungan secara Tidak Langsung Literal