Sugono, dkk., 2008: 1193 dan ditampar-tampar yang bermakna ‘dipukul-pukul
dng telapak tangan’ Sugono, dkk., 2008: 1389, contoh 63 menggunakan kata
kekerasan yang  bermakna  ‘perbuatan  seseorang  atau  kelompok  orang  yg
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain’ Sugono, dkk., 2008: 677, contoh  64 menggunakan kata  buron  y
ang bermakna ‘orang yang diburu polisi’ Sugono,  dkk.,  2008:  227  dan  frasa  tiga  peluru  di  tubuhnya  yang  bermakna
‘ditembak’ , dan contoh 65 menggunakan frasa  tewas di tangan petugas  yang bermakna ‘mati ditembak polisi’.
3.1.2  Tindak  Tutur  Mengkritik  Kekerasan  dan  Kriminalitas  secara Langsung Tidak Literal
Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik kekerasan dan kriminalitas langsung tidak literal.
66 Pake peci.. tapi kelakuan bar-bar
67 Ternyata Jakarta kota yang penuh srigala
68 Jakarta juga banyak ular-ular
69 Ternyata Jakarta kota yang penuh curiga
70 Jakarta juga bukan kota yang ramah
71 Dia terpaksa turun ke jalan...
72 Dia jalani dunia hitam
Contoh  66  sampai  dengan  72  di  atas  merupakan  tindak  tutur  mengkritik
kekerasan  dan  kriminalitas  secara  langsung  tidak  literal.  Dikatakan  langsung karena  contoh  66  sampai  dengan  72  menggunakan  kalimat  deklaratif  untuk
mengkritik kekerasan dan kriminalitas. Contoh  66  sampai  dengan  72  tidak  memiliki  makna  yang  sama
dengan maksud pengutaraan kritik kekerasan dan kriminalitas, maka disebut tidak
literal.  Secara  berturut-turut,  contoh  66  menggunakan  kata  bar-bar  yang bermakna  ‘tidak  beradab’  Sugono,  dkk.,  2008:  140  untuk  menerangkan  kritik
kekerasan  dan  kriminalitas,  contoh  67  menggunakan  kata  srigala  yang bermakna ‘pb orang yg kelihatannya bodoh dan penurut, tetapi sebenarnya kejam,
jahat,  dan  curang ’  Sugono,  dkk.,  2008:  1287,  contoh  68  menggunakan  kata
ular-ular yang  menggambarkan
‘penipu’, contoh 69 menggunakan kata curiga yang  bermakna  ‘kewaspadaan’  Sugono,  dkk.,  2008:  281,  contoh  70
menggunakan  frasa  bukan  kota  yang  ramah yang  bermakna  ‘penuh  kekerasan’,
contoh  71  menggunakan  frasa  turun  ke  jalan yang  bermakna  ‘melakukan
tindakan kriminal’,  dan  contoh  72  menggunakan  frasa  dunia  hitam  yang
bermakna  ‘kehidupan  tt  orang-orang  yang  yg  melakukan  kejahatan’  Sugono, dkk., 2008: 347.
3.1.3  Tindak  Tutur  Mengkritik  Kekerasan  dan  Kriminalitas  secara  Tidak Langsung Literal
Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik kekerasan dan kriminalitas tidak langsung literal.
73 Segitu jahatnya bangsaku?
74 Segitu dendamnya rakyatku?
Contoh  73  dan  74  di  atas  merupakan  tindak  tutur  mengkritik  kekerasan  dan
kriminalitas secara tidak langsung literal. Dikatakan tidak langsung karena contoh 73  dan  74  menggunakan  kalimat  interogatif  untuk  mengkritik  kekerasan  dan
kriminalitas, sehingga modus berbeda dengan maksud tuturannya.
Contoh  73  dan  74  memiliki  makna  yang  sama  dengan  maksud pengutaraan  kritik  kekerasan  dan  kriminalitas.  Contoh  73  menggunakan  kata
jahatnya yang  bermakna  ‘buruknya’  Sugono,  dkk.,  2008:  556  untuk
menerangkan  kritik  kekerasan  dan  kriminalitas  dan  contoh  74  menggunakan kata dendamnya
yang bermakna ‘berkeinginan keras untuk membalas kejahatan dsb’ Sugono, dkk., 2008: 311.
3.1.4  Tindak  Tutur  Mengkritik  Kekerasan  dan  Kriminalitas  secara  Tidak Langsung Tidak Literal