49
BAB III TINDAK TUTUR MENGKRITIK DALAM LIRIK-LIRIK LAGU GRUP
MUSIK SLANK
Bab ini membahas interseksi berbagai jenis tindak tutur mengkritik dalam lirik-lirik lagu grup musik SLANK berdasarkan hal-hal yang dikritik, yakni kritik
atas  a  kekerasan  dan  kriminalitas,  b  kerusakan  lingkungan,  c  korupsi,  d prostitusi dan pergaulan bebas, serta e terorisme. Berbagai tindak tutur tersebut
akan dibagi menjadi empat, yaitu i tindak tutur mengkritik langsung literal, ii tindak  tutur  mengkritik  langsung  tidak  literal,  iii  tindak  tutur  mengkritik  tidak
langsung literal, dan iv tindak tutur mengkritik tidak langsung tidak literal. Tindak  tutur  mengkritik  langsung  literal  adalah  tindak  tutur  mengkritik
yang  diutarakan  dengan  modus  kalimat  dan  makna  yang  sama  dengan  maksud pengutaraannya. Tindak tutur mengkritik langsung tidak literal adalah tindak tutur
mengkritik yang diungkapkan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud pengutaraannya,  tetapi  makna  kata-kata  yang  menyusunnya  tidak  sesuai  dengan
apa  yang  dimaksudkan  penutur.  Tindak  tutur  mengkritik  tidak  langsung  literal adalah  tindak  tutur  mengkritik  yang  diungkapkan  dengan  modus  kalimat  yang
tidak  sesuai  dengan  maksud  pengutaraannya,  tetapi  makna  kata-kata  yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Adapun tindak tutur
mengkritik  tidak  langsung  tidak  literal  adalah  tindak  tutur  mengkritik  yang diutarakan  dengan  modus  kalimat  dan  makna  kalimat  yang  tidak  sesuai  dengan
dengan maksud yang hendak diutarakan.
3.1 Tindak Tutur Mengkritik Kekerasan dan Kriminalitas
Untuk  mengkritik  kekerasan  dan  kriminalitas,  SLANK  menggunakan tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, tindak  tutur tidak
langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal.
3.1.1  Tindak  Tutur  Mengkritik  Kekerasan  dan  Kriminalitas  secara Langsung Literal
Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik kekerasan dan kriminalitas langsung literal.
51 Banyak Cina melarat
Apes kena disikat 52
Lakukan penjarahan, bahkan perkosaan 53
Cuma bikin hancur, bikin orang sedih 54
Ada yang lempar-lemparan batu Sambil saling getok-getokan
55 Pelajar ribut di jalan
56 Ada yang bikin kerusuhan
Sambil teriak-teriak nggak puas 57
Buruh ngamuk di jalan 58
Kumpul-kumpul emosi nggak tertahan 59
Massa histeris di lapangan 60
Ada suara jerit-jeritan Sia-sia banyak yang jadi korban
61 Petugas bentrok sama demonstran
62 Ngerusakin bar.. orang ditampar-tampar
63 Cara kekerasan ‘gak welcome di sini
64 Dia buron karena ulahnya, tiga peluru di tubuhnya
65 Jerry tewas di tangan petugas
Contoh  51  sampai  dengan  65  di  atas  merupakan  tindak  tutur  mengkritik kekerasan  dan  kriminalitas  secara  langsung  literal.  Dikatakan  langsung  karena
contoh 51 sampai dengan 65 menggunakan modus deklaratif untuk mengkritik kekerasan dan kriminalitas.
Contoh  51  sampai  dengan  65  memiliki  makna  yang  sama  dengan maksud  pengutaraan  kritik  kekerasan  dan  kriminalitas.  Secara  berturut-turut,
contoh 51 menggunakan kata disikat yang memiliki makna ‘dirampas’ Sugono,
dkk.,  2008:  1303  untuk  mengungkapkan  kritik  atas  kekerasan  dan  kriminalitas. Pada  contoh  52  digunakan  kata  penjarahan
yang  bermakna  ‘perebutan  dan perampasan  milik  orang’  Sugono,  dkk.,  2008:  567  dan  perkosaan  yang
bermakna  ‘pemaksaan  dengan  kekerasan’  Sugono,  dkk.,  2008:  1059,  contoh 53 menggunakan frasa bikin hancur
yang bermakna ‘membuat remuk’ Sugono, dkk.,  2008:  479,  contoh  54  menggunakan  frasa  lempar-lemparan  batu  yang
bermakna ‘berlempar-lemparan batu’ Sugono, dkk., 2008: 811 dan saling getok- getokkan
yang  bermakna  ‘saling  pukul-pukulan’  Sugono,  dkk.,  2008:  450, contoh  55  menggunakan  kata  ribut
yang  bermakna  ‘ramai  rusuh’  Sugono, dkk.,  2008:  1174,  contoh  56  menggunakan  kata  kerusuhan  yang  bermakna
‘huru-hara’ Sugono, dkk., 2008: 1194 dan frasa teriak-teriak nggak puas yang bermakna  ‘berseru  dng  suara  keras  berkali-kali’  Sugono,  dkk.,  2008:  1451,
contoh 57 menggunakan kata ngamuk yang bermakna ‘menyerang dng membabi
buta’  Sugono,  dkk.,  2008:  55,  contoh  58  menggunakan  frasa  emosi  nggak tertahan
yang  bermakna  ‘penuh  emosi’  Sugono,  dkk.,  2008:  368,  contoh  59 menggunakan kata histeris
yang bermakna ‘bersifat histeria’ Sugono, dkk., 2008: 503, contoh 60 menggunakan kata korban
yang bermakna ‘orang yang menjadi menderita  akibat  suatu  kejadian’  Sugono,  dkk.,  2008:  733,  contoh  61
menggunakan kata bentrok yang bermakna ‘berselisih’ Sugono, dkk., 2008: 173,
contoh  62  menggunakan  kata  ngerusakin yang  bermakna  ‘menjadikan  rusak’