Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Langsung Literal Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Langsung Tidak Literal

dkk., 2008: 1355, contoh 91 menggunakan kata sogok yang bermakna ‘sesuatu yg digunakan untuk menyogok: uang’ Sugono, dkk., 2008: 1327, contoh 92 menggunakan kata disuap yang bermakna ‘diberi uang sogok’ Sugono, dkk., 2008: 1343 dan disogok yang bermakna ‘disuap’ Sugono, dkk., 2008: 1327, contoh 93 menggunakan frasa yang banyak air yang bermakna ‘licin atau banyak komisi uang suap’, contoh 94 menggunakan frasa tapi bisa ditunda yang bermakna ‘bisa ditunda jika ada uang suap’, contoh 95 menggunakan frasa dikasih uang, habis perkara yang bermakna ‘tidak diperkarakan kembali jika diberi uang suap’, dan contoh 96 menggunakan frasa ujung-ujungnya duit yang bermakna ‘berujung dengan membayar’.

3.3.3 Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Tidak Langsung Literal

Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik korupsi secara tidak langsung literal. 97 Mengapa harus gratis kalo bisa dapet duit? 98 Kenapa pula pusing cari bisnis kalo banyak dapet komisi? 99 Kenapa mesti murah kalo bisa dimark-up-in? Contoh 97 sampai dengan 99 di atas merupakan tindak tutur mengkritik korupsi secara tidak langsung literal. Dikatakan tidak langsung karena contoh 97 dan 99 menggunakan kalimat interogatif untuk mengkritik korupsi, sehingga modusnya berbeda dengan maksud tuturan. Contoh 97 sampai dengan 99 disebut literal karena memiliki makna yang sama dengan maksud pengutaraan kritik atas korupsi. Secara berturut-turut, contoh 97 menggunakan frasa bisa dapet duit yang bermakna ‘bisa mendapat uang’ untuk mengungkapkan kritik atas korupsi, contoh 98 menggunakan frasa banyak dapet komisi ; kata komisi bermakna ‘imbalan’ Sugono, dkk., 2008: 718, dan contoh 99 menggunakan kata dimark-up-in yang bermakna ‘dilebihkan’.

3.3.4 Tindak Tutur Mengkritik Korupsi secara Tidak Langsung Tidak Literal

Berikut ini disajikan contoh-contoh tindak tutur mengkritik korupsi secara tidak langsung tidak literal. 100 Kelebihan dananya kemana? 101 Kenapa juga pilih yang susah kalo ada yang minta disuapi? 102 Kenapa ditenderin kalo bisa dikongkalikongin? 103 Kenapa juga harus dikasusin kalo bisa di86-in? 104 Kenapa pula terang-terangan kalo bisa dikasak-kusukkin? Contoh 100 sampai dengan 104 di atas merupakan tindak tutur mengkritik korupsi secara tidak langsung tidak literal. Dikatakan tidak langsung karena contoh 100 dan 104 menggunakan kalimat interogatif untuk mengkritik korupsi, sehingga modusnya berbeda dengan maksud tuturan. Contoh 100 sampai dengan 104 disebut tidak literal karena tidak memiliki makna yang sama dengan maksud pengutaraan kritik atas korupsi. Secara berturut-turut, contoh 100 mengunakan kalimat kelebihan dananya kemana? yang bermakna ‘dana uang yang hilang karena dikorupsi’ untuk mengungkapkan kritik atas korupsi, contoh 101 menggunakan kata disuapi yang bermakna ‘diberi uang sogok’ Sugono, dkk., 2008: 1343, contoh 102 menggunakan kata dikongkalikongin yang bermakna ‘tidak terang-terangan’ Sugono, dkk., 2008: 723, contoh 103 menggunakan kata di86-in yang bermakna ‘diterima’, dan contoh 104 menggunakan kata dikasak-kusukkin yang bermakna ‘memengaruhi orang lain secara sembunyi-sembunyi tidak terang- terangan dengan tujuan tertentu’ Sugono, dkk., 2008: 630.

3.3.5 Tabel Daftar Jenis-jenis Tindak Tutur Mengkritik Korupsi

Berikut ini disajikan tabel daftar jenis-jenis tindak tutur mengkritik korupsi. Tabel 10: Jenis-jenis Tindak Tutur Mengkritik Korupsi No. Data Tindak Tutur Mengkritik Korupsi Jenis Tindak Tutur Judul Lagu 87 Katanya banyak uang suap polisi Langsung Literal Gossip Jalanan 88 Para pejabat foya-foya Langsung Literal Kritis BBM 89 Untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri Langsung Tidak Literal Aktor Intelektual 90 Yang sering banyak nyunat duit haram punya rakyat Langsung Tidak Literal Aktor Intelektual 91 Sogok sini, sogok sana Langsung Tidak Literal Birokrasi Kompleks 92 Minta disuap, doyan disogok Langsung Tidak Literal Bobrokisasi Borokisme 93 Cari yang basah, yang banyak air Langsung Tidak Literal Bobrokisasi Borokisme 94 Terhukum mati, tapi bisa ditunda Langsung Tidak Literal Gossip Jalanan 95 Dikasih uang, habis perkara Langsung Tidak Literal Gossip Jalanan 96 Bikin UUD, ujung- ujungnya duit Langsung Tidak Literal Gossip Jalanan 97 Mengapa harus gratis kalo bisa dapet duit? Tidak Langsung Literal Merdeka 98 Kenapa pula pusing cari bisnis kalo banyak dapet komisi? Tidak Langsung Literal Merdeka 99 Kenapa mesti murah kalo bisa dimark-up-in? Tidak Langsung Literal Merdeka