94
Gambar 4.8 Sebelum Revisi 30 siswa
Gambar 4.6 Sesudah Revisi 30 siswa
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di SD Kanisius Sengkan, peneliti mengembangkan modul praktikum IPA sebagai suplemen
95
kurikulum 2013. Modul praktikum IPA diperuntukkan siswa kelas IV sekolah dasar. Spesifikasi pengembangan modul praktikum IPA menggunakan pendekatan
saintifik. Menurut Aderson dalam Sukiman 2012: 28 menyebutkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung
antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Modul sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa ada bimbingan guru Prastowo 2013: 104. Berdasarkan hal tersebut modul praktikum IPA yang disusun oleh peneliti dapat digunakan sebagai
alat penyambung atau alat penghubung antara guru dan siswa, selain itu modul praktikum IPA juga dapat digunakan oleh siswa secara mandiri atau kelompok.
Modul praktikum IPA yang dikembangkan oleh peneliti adalah modul praktikum IPA dengan tema 3 peduli terhadap makhluk hidup untuk siswa kelas
IV sekolah dasar. Dipilihnya tema 3 peduli terhadap makhluk hidup karena adanya kesulitan yang dialami guru dalam menjelaskan tentang ciri-ciri dan seluk
beluk yang ada pada makhluk hidup. Dari masalah tersebut peneliti berusaha membantu guru dan siswa dengan adanya modul praktikum, sehingga siswa dapat
secara langsung mempelajari sendiri makhluk hidup.
96
Modul praktikum IPA yang dikembangkan oleh peneliti memiliki empat tahapan, empat tahapan tersebut yaitu:
1. Melakukan analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk mendapatkan hal-hal yang
dapat berpotensi menjadi masalah dalam pembelajaran IPA di kelas. Analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi pembelajaran IPA di
kelas, wawancara pada siswa, guru, kepala sekolah, kuesioner dibagikan kepada guru dan siswa. Informasi dan data yang didapatkan oleh peneliti
menunjukkan adanya masalah tentang keterbatasan sumber belajar dan kesulitan guru pada materi makhluk hidup. Keterbatasan sumber belajar
dialami oleh siswa karena siswa hanya menggunakan satu buku paket tematik yang disediakan oleh sekolah. Berdasarkan potensi masalah yang
muncul dari hasil analisis data yang dilakukan, peneliti berinisiatif untuk mengembangkan modul praktikum IPA untuk kelas IV sebagai sumber
belajar pendukung Kurikulum 2013.
97
2. Pembuatan Desain Modul Praktikum
Desain modul praktikum dikembangkan oleh peneliti dengan langkah pertama menentukan tema yang sesuai dengan kesulitan materi
yang dialami. Peneliti memilih tema 3 peduli terhadap makhluk hidup dengan materi yang berisi tentang makhluk hidup terutama pada tumbuhan
dan hewan. Dalam setia praktikum pada modul berisi ringkasan materi, alat dan bahan yang diperlukan, langkah kegiatan, tabel pengamatan,
pembahasan berupa pertanyaan, tindak lanjut, kesimpulan, tabel perasaan, referensi. Modul divalidasikan pada ahli IPA dan ahli bahasa.
3. Melakukan Uji Coba Modul Praktikum IPA
Pengembangan Modul praktikum melewati tahap uji coba terbatas, uji coba terbatas dilakukan sebanyak dua kali, yaitu uji coba terbatas 5
siswa dan uji terbatas 30 siswa. Uji terbatas 5 siswa dilakukan untuk mengujicobakan keterbacaan modul praktikum pada siswa sebelum
dilakukan uji coba terbatas yang lebih banyak. Praktikum yang diujicobakan adalah praktium yang kedua yaitu pernapasan tumbuhan.
Selama uji coba baik 5 siswa maupun 30 siswa, peneliti melakukan observasi untuk melihat penggunaan modul dapat mempengaruhi berpikir
kritis siswa dan peneliti membagikan kuesioner pada siswa dan guru untuk
98
mendapatkan data
mengenai kualitas
kelayakan modul
yang dikembangkan oleh peneliti.
4. Mendeskripsikan data dari hasil uji coba modul praktikum IPA
Dalam uji coba modul praktikum IPA yang dilakukan peneliti mendapatkan dua data. Data pertama berbentuk kualitatif dan data yang
kedua berbentuk kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi dari observasi untuk melihat berpikir kritis siswa saat melakukan praktikum engan
modul. Data kuantitatif didapat dari penghitungan skor kuesioner dari ahli, siswa, dan guru.
Penilaian validasi kelayakan modul praktikum IPA dilakukan oleh ahli bahasa dan ahli IPA. Penilaian dilakukan menggunakan kuesioner yang telah
disediakan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert 1-4 yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Skala Likert yang peneliti gunakan memiliki
4 empat pilihan. Skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. 4 empat pilihan tersebut untuk memperjelas pendapat responden mengenai
kelayakan modul praktikum IPA. 4 empat pilihan tersebut mencakup angka 4 untuk sangat layak, angka 3 untuk layak, angka 2 untuk cukup layak, dan angka 1
untuk kurang layak. Proses data dilakukan dengan cara menghitung masing-
99
masing nilai dari ahli bahasa dan ahli IPA. Yaitu dengan cara mencari total skor dengan cara menjumlahkan, lalu mencari skor terbobot dengan membagi total
skor dengan jumlah pernyataan pada kuesioner, untuk bahasa dibagi 33 dan untuk IPA dibagi 28.
Terdapat dua hasil penskoran yang diperoleh dari validasi kepada ahli, yang pertama penskoran oleh ahli bahasa dan yang kedua penskoran oleh ahli
IPA. Dari ahli Bahasa mendapatkan skor 3,48 yang masuk dalam kriteria sangat layak. Dari ahli IPA mendapatkan skor 3,82 yang masuk dalam kriteria sangat
layak. Berdasarkan penskoran yang dilakukan oleh kedua ahli tersebut maka dapat diartikan bahwa kualitas modul tersebut adalah sangat layak digunakan diuji
cobakan dengan perbaikan sesuai saran.
Hasil validasi kelayakan penggunaan modul juga dilakukan kepada siswa dalam uji terbatas 5 siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor KLaten. Berdasarkan
kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan dihitung oleh peneliti, maka didapat skor dari 5 siswa tersebut 3,33 yang masuk dalam kriteria sangat layak. Selain melalui
kuesioner peneliti menggunakan observasi untuk melihat berpikir kritis pada siswa ketika penggunaan modul praktikum. Berdasarkan hasil observasi tersebut
didapat dari 11 indikator yang telah dibuat oleh peneliti, terdapat 7 indikator yang
100
menunjukkan berpikir kritis telihat dan 4 indikator yang tidak terlihat saat uji coba terbatas 5 siswa.
Hasil validasi kelayakan penggunaan modul didapatkan dari pembagian kuesioner penilaian modul praktikum IPA kepada guru kelas IV SD Kanisisus
Sengkan Yogyakarta. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh guru dan telah dihitung oleh peneliti, maka didapatkan perhitungan penskoran 3,8 yang masuk
dalam kriteria sangat layak.
Hasil validasi kelayakanpenggunaan modul praktikum IPA didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada siswa dalam uji terbatas 30 siswa kelas IV SD
Kanisisus Sengkan Yogyakarta. Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti dan hasil penghitungan penskoran maka didapatkan hasil 3,08 yang
masuk dalam kriteria layak untuk digunakan. Selain kuesioner, peneliti melakukan observasi pada kegiatan uji coba modul praktikum. Didapatkan hasil
untuk melihat proses berpikir kritis siswa yaitu adanya 11 indikator pada siswa saat melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Hal
tersebut dibuktikan dengan perolehan skor validasi seperti dalam tabel berikut:
101
Tabel 4.14 Rekapitulasi Validasi Guru SD kelas IV dan Siswa Kelas IV SD
No .
Validator Bahan Ajar
Skor Kategori
1. Guru kelas IVA SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta 3,8
Sangat layak 2.
5 siswa kelas IV SD N 1 Bareng Lor Klaten
3,33 Sangat layak
3. 30 siswa kelas IVA SD Kanisius
Sengkan Yogyakarta 3,08
Layak
Jumlah 10,21
Rata-rata 3,40
Kategori Layak
Validasi modul praktikum IPA ini, guru kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta memberikan skor 3,8 dengan kategori “sangat layak”. 5 siswa kelas
IV SD N 1 Bareng Lor Klaten memberikan skor 3,33 dengan kategori “sangat layak”. 30 siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta memberikan skor
3,08 dengan kategori “layak”. Dengan demikian, skor rata-rata produk modul praktikum IPA adalah 3,40 . Produk yang dikembangkan dapat dinyatakan
memiliki kelayakan “layak” untuk digunakan sebagai suplemen pembelajaran kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
102
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Modul praktikum IPA tema 3 peduli terhadap makhluk hidup sebagai
suplemen Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan dikembangkan dengan prosedur penelitian dan pengembangan. Modifikasi
prosedur penelitian RD oleh Borg and Gall, meliputi 7 langkah, yaitu: 1 Potensi dan masalah, 2 Pengumpulan data, 3 Desain produk, 4
Validasi ahli, 5 Revisi Desain, 6 Uji coba terbatas, 7 Revisi produk, hingga menghasilkan produk berupa modul praktikum IPA sebagai
suplemen Kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis pada siswa kelas IV Sekolah dasar.
5.1.2 Modul praktikum IPA tema 3 peduli terhadap makhluk hidup sebagai
suplemen Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan dikembangkan dengan kualitas sangat layak untuk digunakan dalam
pembelajaran kelas IV SD sebagai suplemen Kurikulum 2013. Validasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Kanisius Sengkan mendapatkan
skor rerata 3,8 masuk dalam kriteria sangat layak, 5 siswa kelas IV SD N 1 Bareng Lor Klaten mendapatkan skor rerata 3,33 masuk dalam kriteria
sangat layak, dan dari 30 siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan