23
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 4 Dapat mengembangkan karakter siswa Hosnan 2014: 36.
Pendekatan ilmiah saintifik mempunyai beberapa kriteria proses pembelajaran sebagai berikut a materi pembelajaran berbasis pada akta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. b Penjelasan guru, respon siswa, dan
interaksi edukatif guru-siswa terbebas dariprasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. c
mendorong dan menginspirasi siswa siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah,
alam mengaplikasikan materi pembelajaran. d Mendorong dan menginspirasi siswa
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. e mendorong dan menginspirasi siswa
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikiryang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. f berbasis pada konsep, teori,
dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. g tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan elas, namun menarik sistem penyajiannya.
2.1.6 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Rahardjito dkk, 2009. Gagne 1970 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
24
Briggs 1970 berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media adalah mediator
yang diartikan sebagai penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan ikut mendamaikannya sukiman 2012: 28. Menurut Aderson dalam
Sukiman 2012: 28 menyebutkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga merangsang pikiran, perasaan, minat perhatian serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2.1.7 Modul Pembelajaran
Modul adalah sebuah bingkisan bahan pelajaran tertulis yang dapat dipelajari oleh anak dengan auto aktivitasnya, dimana layanan dan bimbingan
gurupamong diatur sesedikit mungkin Soemirat 1980: 3. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya Yuliawati
25
2013:3. Dalam Jurnalnya Menurut Yulianti 2013:3-4 modul pembelajaran harus mampu memerankan fungsi dan peranan dalam pembelajaran yang efektif, modul
perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkan. Pentingnya ketersediaan modul yang dikembangkan dengan
memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan karena materi yang akan disajikan akan menghubungkan keterkaitan antara fakta yang diperoleh dari pengumpulan
data, konsep dari kajian teori, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran Parmin 2012:2.
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar tahun 2004 mengartikan modul sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa ada bimbingan guru Prastowo 2013: 104. Menurut Surahman dalam Prastowo 2013:105-106 menyatakan bahwa
modul adalah program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan self instructsional; setelah peserta menyelesaikan satu
satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Prastowo 2013: 112 menyebutkan ada tujuh unsur
yang harus ada dalam sebuah modul, yaitu judul, petunjuk belajar petunjuk peserta didik atau pendidik, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja LK, dan evaluasi. Modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar, memiliki beberapa
karakteristik, antara lain dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri; merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan,
bahan atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif dua arah;
26
diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta mementingkan aktivitas belajar pemakai Mohammad
dalam Prastowo 2013: 109-110. Untuk membuat sebuah modul yang baik, harus memperhatikan unsur-unsur utama yang harus ada dalam sebuah modul.
Berdasarkan dari pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri dan mudah dipahami oleh peserta didik.
2.2 Penelitian yang Relevan