16
Berdasarkan tahap-tahap yang telah dikemukakan tokoh tersebut, anak usia sekolah dasar pada umumnya 7-11 tahun berada pada tahap operasional
konkret. Anak memiliki kemampuan berpikir yang logis, teratur , terarah, mampu berpikir secara serasi dan klasifikasi dengan rasa ingin tahu yang besar. Oleh
sebab itu siswa kelas IV masuk dalam rentang usia ini, pada usia ini siswa akan lebih mudah menerima informasi apabila menggunakan obyek dan aktivitas nyata.
Kata lain penggunaan media temasuk modul praktikum IPA dalam pembelajaran di SD memang diperlukan, karena sesuai dengan tahap berpikir siswa.
2.1.3 Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut John Dewey dalam Fisher 2008: 2 adalah pertimbangan yang aktif, persisten terus-menerus, dan teliti dalam sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya, dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan
yang menjadi kecenderungannya. Berpikir kritis menurut Norris dan Ennis adalah pikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang
mesti dipercaya atau dilakukan dalam Fisher 2008: 4. Berpikir kritis adalah mode berpikir
– mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – dimana pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-
struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya Fisher 2008: 4. Berpikir kritis diperlukan untuk
memecahkan suatu permasalahan sehingga dapat diperoleh keputusan yang cepat dan tepat.
17
Berdasarkan pemahaman berpikir kritis dari beberapa ahli diatas, berpikir kritis adalah berpikir yang aktif yang dilakukan secara terus-menerus dan
mendalam untuk menemukan suatu keyakinan yang akan dipercaya dan digunakan sebagai prinsip untuk memecahkan suatu masalah.
Keterampilan-keterampilan dalam berpikir kritis menurut Glaser dalam Fisher 2008: 7 adalah a kemampuan untuk mengenal masalah, b menemukan
cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, c mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, d mengenal asumsi-
asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas, f menganalisis data, g menilai fakta dan
mengevaluasi pernyataan-pernyataan, h mengenal adanya hubungan yang logis antara maslah-masalah, i menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-
kesamaan yang diperlukan, j menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan- kesimpulan yang seseorang ambil, k menyususn kembali pola-pola keyakinan
seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan l membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut Fisher 2008: 8 menyatakan beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat penting, khususnya bagaimana mengidentifikasi elemen-elemen
dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan dan kesimpulan- kesimpulan; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi; mengklarifikasi
dan menginterpretasi permyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan; menilai ekseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim-klaim; mengevaluasi argumen-
argumen yang beragam jenisnya; menganalisis, mengevaluasi, dan membuat
18
keputusan-keputusan; menarik inferensi-inferensi; mengahasilkan aregumen- argumen.
Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis 1998 dalam Kuswana 2012: 198-199 menyebutkan terdapat beberapa indikator yang menunjukkan berpikir
kritis yaitu : 1.
Menjelaskan Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan
Menganalisis argumen Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan 2.
Menduga Mengidentifikasi asumsi tak tertulis
Menyimpulkan dan menilai keputusan 3.
Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan
atau keraguan yang mengganggu pemikiran berpikir yang disangka benar.
4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis
Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:
Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah
Memantau pemikiran
Menandai pemikiran kritis yang rasional
19
Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajad kehebatan orang lain
Indikator-indikator diatas digunakan sebagai dasar oleh peneliti untuk membuat indikator-indikator berpikir kritis yang digunakan untuk melakukan
observasi saat uji coba terbatas lapangan kelompok besar dan kelompok kecil.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam