84
Dari perhitungan statistik tersebut diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,000 α = 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa dalam
hasil uji-T terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat siswa terhadap pembelajaran antara pembelajaran kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
D. Pembahasan
Dari hasil uji-T pretest, diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,893 α = 0,05
yang berarti bahwa dalam uji-T tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kemampuan awal siswa. Hal ini berarti kemampuan awal siswa
pada pembelajaran metode ceramah di kelas kontrol dan pembelajaran metode inkuiri terbimbing di kelas eksperimen adalah sama.
Setelah kedua kelas tersebut mengalami pembelajaran baik pembelajaran metode inkuiri terbimbing dan metode ceramah, kemudian diuji
kembali dengan soal posttest. Hasil uji-T dari nilai pretest ke nilai posttest baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,000 α = 0,05 yang berarti bahwa dalam uji-T terdapat perbedaan yang
signifikan dalam hal nilai pretest ke nilai posttest. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh, rata-rata nilai posttest yang didapatkan lebih tinggi daripada pretest
sehingga dapat dikatakan bahwa baik pembelajaran kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas eksperimen dengan metode inkuiri terbimbing
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil uji-T untuk nilai posttest-posttest antara pembelajaran metode ceramah dan metode inkuiri
85
terbimbing diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,009 α = 0,05 yang berarti
bahwa dalam uji-T terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar fisika siswa setelah mengalami pembelajaran. Jika dilihat dari nilai rata-rata
posttest pada pembelajaran metode inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan nilai posttest pembelajaran metode ceramah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran metode inkuiri terbimbing di kelas eksperimen lebih dapat meningkatkan hasil belajar fisika aspek produk
dengan lebih baik dibandingkan pembelajaran metode ceramah di kelas kontrol. Hasil demikian cocok kiranya dengan teori Amin 1987, yaitu siswa
yang diberi pembelajaran dengan menggunakan inkuiri akan memperoleh hasil belajar kognitif lebih baik dibandingkan pembelajaran tradisional
metode ceramah. Hasil penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Liadif 2013 yang menyatakan pembelajaran inkuiri terbimbing
berpengaruh terhadap hasil belajar pada siswa. Dari hasil uji-T untuk kemampuan proses menganalisis data diperoleh
harga sig
2-tailed
= 0,271 α = 0,05 yang berarti bahwa dalam uji-T
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti kemampuan proses menganalisis data pada pembelajaran metode ceramah di
kelas kontrol dan pembelajaran metode inkuiri terbimbing di kelas eksperimen adalah sama. Hal tersebut dikarenakan pada setiap pembelajaran
baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen siswa sudah berlatih untuk menerapkan konsep gaya apung ke dalam persamaan matematis dan siswa
sudah berlatih untuk menghitung gaya apung.
86
Dari hasil uji-T pada nilai dari tes belajar fisika aspek proses diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,002 α = 0,05. Hal ini berarti dalam hasil uji-T
terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar fisika aspek proses. Walaupun hasil SPSS menunjukkan nilai tes belajar fisika aspek
proses terdapat perbedaan yang signifikan, tetapi jika dilihat pada skor setiap proses untuk kemampuan proses menentukan langkah percobaan, dan
kemampuan proses menarik kesimpulan masih didapatkan hasil yang belum memuaskan karena skor tersebut masih kecil nilainya, sehingga dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing belum dapat meningkatkan hasil belajar fisika aspek proses. Hal ini dikarenakan
siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing. Selain itu, waktu pembelajaran dalam penelitian ini terbatas, hanya sebanyak
dua kali pembelajaran, padahal pada sekolah ini belum pernah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing sehingga siswa masih
memerlukan latihan beberapa kali dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.
Hasil analisis minat siswa terhadap pembelajaran metode ceramah diperoleh 39,13 siswa berminat tinggi; 47,83 berminat cukup; dan
13,04 berminat rendah. Sedangkan minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing sebesar 17,39 siswa memiliki minat yang
sangat tinggi; 60,87 siswa berminat tinggi; dan 21,74 berminat cukup. Dari hasil uji-T diperoleh terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat
siswa terhadap pembelajaran. Rata-rata pada skor total minat siswa terhadap
87
pembelajaran di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pembelajaran di kelas kontrol. Rata-rata pada skor total minat siswa pada kelas eksperimen
sebesar 130,6957 masuk dalam kategori berminat tinggi sedangkan rata-rata pada skor total minat siswa pada kelas kontrol sebesar 108,5217 masuk dalam
kategori berminat cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi
dibandingkan minat siswa terhadap pembelajaran dengan metode ceramah. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran,
secara sekilas terdapat perbedaan situasi kelas antara yang diajarkan dengan metode inkuiri terbimbing dan ceramah. Pada kelas dengan metode inkuiri
terbimbing tidak ada intervensi atau tidak ada campur tangan guru fisika untuk menegur siswa yang ramai. Sedangkan, di kelas kontrol memerlukan
beberapa kali intervensi atau teguran dari guru fisika yang mengampu kelas tersebut yang ditujukan pada siswa yang ramai. Guru fisika yang mengampu
kelas tersebut sampai ikut membantu menegur siswa di kelas kontrol agar situasi kelas kembali terkondisikan dengan baik. Siswa yang diberi
pembelajaran dengan metode ceramah menjadi ramai karena di dalam pembelajaran tidak ada kegiatan yang membuat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran, sehingga kemungkinan siswa menjadi bosan. Sedangkan, siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut
untuk terlibat aktif dalam kelompok belajarnya untuk menemukan suatu pengetahuan yang baru dan terlibat aktif dalam memecahkan suatu masalah
fisika.
88
E. Kelemahan Penelitian