79
Dari skor tiap proses kemudian diperoleh nilai dari tes belajar fisika aspek proses, kemudian nilai tersebut juga di uji dengan uji-T dan
didapatkan hasil uji-T yang dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Uji-T Hasil Belajar Fisika Aspek Proses antara Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Aspek Proses Kelas
Sig.
2-tailed
Hasil Analisis Kontrol
Eksperimen
38,6957 59,3913
0,002 Berbeda
Dari perhitungan tersebut diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,002 α
= 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa dalam hasil uji-T terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar fisika
aspek proses antara pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Analisis Minat Siswa antara Pembelajaran Metode Inkuiri
Terbimbing Kelas Eksperimen dan Metode Ceramah Kelas Kontrol
Setelah diberi skor kemudian diperoleh skor total minat siswa, kemudian skor tersebut di kategorikan sesuai dengan tabel 3.9 sebagai
berikut:
80
Tabel 4.18 Kategorisasi Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Kontrol
Nama Skor Total
Kategori
Siswa 2 122
Tinggi Siswa 3
82 Rendah
Siswa 4 97
Cukup Siswa 5
95 Cukup
Siswa 6 126
Tinggi Siswa 8
128 Tinggi
Siswa 9 139
Tinggi Siswa 10
98 Cukup
Siswa 11 96
Cukup Siswa 12
105 Cukup
Siswa 13 108
Cukup Siswa 14
132 Tinggi
Siswa 15 77
Rendah Siswa 16
101 Cukup
Siswa 17 69
Rendah Siswa 18
97 Cukup
Siswa 19 114
Cukup Siswa 20
121 Tinggi
Siswa 21 125
Tinggi Siswa 22
118 Tinggi
Siswa 23 137
Tinggi Siswa 24
99 Cukup
Siswa 25 110
Cukup
Setelah diperoleh skor total minat tiap siswa kemudian dihitung prosentase tiap kategori minat siswa yang dapat dilihat dalam tabel 4.19
sebagai berikut:
81
Tabel 4.19 Prosentase Tiap Kategori Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Kontrol
Interval Kategori
fx
146 – 173
Sangat tinggi 118
– 145 Tinggi
9 39,13
90 – 117
Cukup 11
47,83 62
– 89 Rendah
3 13,04
34 – 61
Sangat rendah
Dari hasil perhitungan dalam tabel 4.19, minat siswa terhadap pembelajaran di kelas kontrol dengan metode ceramah diperoleh sebesar
47,83 siswa berminat cukup; 39,13 siswa berminat tinggi; dan 13,04 siswa berminat rendah. Sehingga kesimpulannya minat siswa
terhadap pembelajaran metode ceramah memiliki minat yang cukup.
Hasil analisis minat siswa terhadap pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.20 dan 4.21.
Tabel 4.20 Kategorisasi Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Eksperimen
Nama Skor Total
Kategori
Siswa 1 117
Cukup Siswa 2
136 Tinggi
Siswa 3 125
Tinggi Siswa 4
107 Cukup
Siswa 5 150
Sangat tinggi Siswa 6
138 Tinggi
Siswa 7 139
Tinggi Siswa 8
117 Cukup
Siswa 9 108
Cukup Siswa 10
142 Tinggi
82
Nama Skor Total
Kategori
Siswa 11 147
Sangat tinggi Siswa 12
131 Tinggi
Siswa 13 148
Sangat tinggi Siswa 14
127 Tinggi
Siswa 15 137
Tinggi Siswa 16
148 Sangat tinggi
Siswa 17 116
Cukup Siswa 18
124 Tinggi
Siswa 20 131
Tinggi Siswa 21
129 Tinggi
Siswa 22 121
Tinggi Siswa 24
132 Tinggi
Siswa 25 136
Tingi
Tabel 4.21 Prosentase Tiap Kategori Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Eksperimen
Interval Kategori
fx
146 – 173
Sangat tinggi 4
17,39 118
– 145 Tinggi
14 60,87
90 – 117
Cukup 5
21,74 62
– 89 Rendah
34 – 61
Sangat rendah
Dari hasil perhitungan dalam tabel 4.21, minat siswa terhadap pembelajaran metode inkuiri terbimbing diperoleh sebesar 60,87 siswa
berminat tinggi; 21,74 siswa berminat cukup dan 17,39 siswa berminat sangat tinggi. Jadi, dapat disimpulkan minat siswa terhadap
pembelajaran metode inkuiri terbimbing di kelas eksperimen memiliki minat yang tinggi.
83
Dari skor total minat yang diperoleh kemudian dilakukan analisis menggunakan SPSS untuk mengetahui minat yang lebih baik antara
pembelajaran metode inkuiri terbimbing dan pembelajaran metode ceramah. Analisis dilakukan dengan uji-T untuk 2 kelompok independen,
dan didapatkan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.22 Hasil Uji-T Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Rata-rata pada Skor Total Sig.
2-tailed
Hasil Analisis
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
108,5217 130,6957
0,000 Berbeda
Hipotesis uji-T: Ho
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat siswa terhadap pembelajaran antara pembelajaran kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hi
: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat siswa terhadap pembelajaran antara pembelajaran kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Analisis: Jika harga sig.
2-tailed
0,05 maka Ho diterima; dan jika harga sig.
2- tailed
0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima.
84
Dari perhitungan statistik tersebut diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,000 α = 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa dalam
hasil uji-T terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat siswa terhadap pembelajaran antara pembelajaran kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
D. Pembahasan
Dari hasil uji-T pretest, diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,893 α = 0,05
yang berarti bahwa dalam uji-T tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kemampuan awal siswa. Hal ini berarti kemampuan awal siswa
pada pembelajaran metode ceramah di kelas kontrol dan pembelajaran metode inkuiri terbimbing di kelas eksperimen adalah sama.
Setelah kedua kelas tersebut mengalami pembelajaran baik pembelajaran metode inkuiri terbimbing dan metode ceramah, kemudian diuji
kembali dengan soal posttest. Hasil uji-T dari nilai pretest ke nilai posttest baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh harga sig
2-tailed
= 0,000 α = 0,05 yang berarti bahwa dalam uji-T terdapat perbedaan yang
signifikan dalam hal nilai pretest ke nilai posttest. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh, rata-rata nilai posttest yang didapatkan lebih tinggi daripada pretest
sehingga dapat dikatakan bahwa baik pembelajaran kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas eksperimen dengan metode inkuiri terbimbing
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil uji-T untuk nilai posttest-posttest antara pembelajaran metode ceramah dan metode inkuiri