8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran
1. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang terprogram yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta
didik, guru dengan peserta didik, dan dengan sumber belajar Abdurrahman, 2010: 37-38. Menurut Brooks dalam Budi, 2001: 46,
pembelajaran menekankan pada kegiatan atau keaktifan siswa dan peran guru yang pokok adalah menciptakan situasi, menyediakan kemudahan,
merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar mereka terlibat dalam
proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran fisika tidak akan lepas dari hakekat fisika. Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Oleh
karena itu, hakekat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakekat sains Budi, 1998: 161. Definisi sains dijelaskan oleh beberapa saintis
sebagai berikut:
Menurut Conant, sains adalah sekumpulan konsep yang saling berhubungan dan dikembangkan sebagai hasil dari eksperimen dan
9
observasi dan bermanfaat untuk eksperimen dan observasi selanjutnya.
Menurut Kemany, sains adalah semua pengetahuan yang dibangun diperoleh melalui metode ilmiah proses sains.
Menurut Carin dan Sund, sains sebagai suatu sistem pengetahuan tentang alam berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi
dan eksperimen. Berdasarkan definisi diatas, fisika sebagai bagian dari sains dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari proses sains yang dikenal dengan metode ilmiah, sehingga fisika memiliki tiga aspek
penting, yakni Budi, 1998: 161-162: 1.
Aspek Produk Sains Aspek produk sains berupa bangunan sistematis pengetahuan
“
body of knowledge
” Dawson, Cari dan Sund dalam Budi, 1998: 161 sebagai hasil dari proses yang dilakukan para saintis. Aspek
produk terdiri atas berbagai fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Fakta adalah sesuatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat
berupa keadaan, sifat, atau peristiwa. Konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman
khusus Carin dan Sund dalam Budi, 1998: 162 yang dinyatakan dengan istilah atau simbol tertentu yang dapat diterima sesuai
budaya setempat dan mengacu pada obyek benda-benda, peristiwa, keadaan, sifat, kondisi, ciri, dan atribut yang lekat dengan suatu
10
obyek Berged dalam Budi, 1998: 162 yang pada umumnya menjadi proses kajian dalam pembelajaran sains fisika contoh
konsep seperti cahaya, getaran, elektron, ketetapan planck, waktu paruh, dan sebagainya. Prinsip dan hukum adalah hubungan sebab
akibat antara dua konsep atau lebih yang merupakan generalisasi dari beberapa kejadian khusus. Yang membedakan hukum dan prinsip
adalah hukum memiliki ciri khas, antara lain ditemukan secra khusus, berguna untuk pengembangan ilmu selanjutnya dan untuk
memecahakan masalah sains, dan sering diberi nama khusus sebagai apresiasi pada penemunya, yang pertama kali mensosialisasikan,
atau nama orang yang berjasa dalam bidangnya. Contoh prinsip seperti bila suhu naik, logam akan memuai. Contoh prinsip lainnya,
bila benda yang bermassa m mengalami gaya F, maka benda mengalami percepatan sebesar a = Fm juga merupakan prinsip yang
dikenal sebagai hukum II Newton. Sedangkan teori adalah kumpulan yang terdiri atas fakta, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum yang
saling terkait. 2.
Aspek Proses Sains Aspek proses yaitu aspek yang ditinjau dari metode untuk
memperoleh pengetahuan sains. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah. Yang merupakan proses sains meliputi penemuan masalah,
perumusan hipotesis, merancang percobaan mengidentifikasi variabel, mengidentifikasi peralatan dan menentukan langkah-
11
langkah percobaan, melakukan pengukuran, menganalisis data, dan menarik kesimpulan Sund dalam Budi, 1998: 61.
3. Aspek Sikap Sains
Aspek sikap sains yang dimaksud adalah sikap yang diperlukan agar dapat melakukan proses keilmuan antara lain tidak
mudah putus asa, rasa ingin tahu, jujur, kritis, kreatif, terbuka, tidak mudah puas, menghargai pendapat orang lain dan bersedia menerima
kritik dari orang lain. Secara umum pembelajaran fisika bertujuan untuk menguasai
konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode proses sains yang dilandasi sikap keilmuan untuk
memecahkan masalah-masalah fisika yang dihadapinya Kurikulum 1994
dalam Budi, 1998: 165.
B. Hakekat Inkuiri