Evaluasi Model Uji Validitas dan Reliabilitas

51 a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi Z-scores dengan mean = 0, sd = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda tersebut Hair et. al.,1989 b. Menetapkan error ฀ dan lambda λ terms, error terms dihitung dengan rumus 0,1 kali σ² dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ Anderson dan Gerbing,1988. Perhitungan construct reliability α telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standart σ dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error ฀ dan lambda λ terms diketahui, skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.3.6 Evaluasi Model

Hair,et,al ;1998 menjelaskan bahwa confirmatory menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis – hipotesis dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling. Pengujian yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness Of Fit, yakni Chi- square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF. 1. X² - Chi Square Statistic Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi square statistic. Chi square statistic ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan, karena itu bila jumlah sampel cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel maka statistic chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Dalam pengujiannya ini, nilai X² yang rendah yang menghasilkan sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian yang diestimasi. 2. RMSEA – The rood mean square error of approximation Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasikan chi-square statistic dalam sampel yang besar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi.. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model ini berdasarkan degree of freedom. 3. GFI Goodness of Fit Index. Indeks kesesuaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non- statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit. 4. TLI Tucker Lewis Indeks TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit. 5. CFI Comparative Fit Index. Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 6. AGFI Adjusted Goodness-of-Fit Index. AGFI adalah analog dari R 2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. 7. CMINDF. The Minimum Sample Discrepancy Function CMIN dibagi dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMINDF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Nilai  2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 55 Tabel 3.1. Kriteria Goodness of Fit Index Goodness of Fit Index Keterangan Cut-off Value Χ 2 - Chi Square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sampel apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil, 1 s.d 5, atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi. Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar ≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varian dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi Analog dengan R 2 dalam regresi berganda ≥ 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMINDDF Kesesuaian antara data dengan model ≤ 2,00 TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model ≥ 0,95 Sumber : Hair et.al, 1998. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UD.Toko Baru

Berawal dari sebuah toko klontong kecil dengan varian item produk barang yang dijual pun juga sangat sedikit dan segmentasi pasar yang kecil pula, dengan melayani sebagian kecil konsumen -konsumen yang ada di wilayah sekitar dimana took tersebut berada. Berdiri pada tahun 1996, toko tersebut belum memiliki sebuah nama, karena memang saat itu tahap perkembangan toko itu juga masih sangat minim. Saat itu varian yang disediakan oleh toko tersebut hanya berkisar pada kebutuhan primer dan beberapa kebutuhan sekunder dari masyarakat, seperti : beras, gula, telur, tepung, minyak goreng curah, minyak tanah, beberapa produk sabun mandi,pasta gigi, rokok dan kopi, dan hanya sedikit produk minuman sachet susu bayi, dan beberapa item produk klontong lainnya. Lalu dari tahun ke tahun pemilik dari took tersebut terus menambah sedikit demi sedikit jumlah varian produk barang – barang yang tersedia. Dan pada tahun 2001 toko tersebut berpindah dari yang awalnya ada di dalam kawasan kampung ke tempat yang lebih mudah dijangkau dan tidak jauh dari tempat awal toko itu berada yaitu di samping jalanan yang menghubungkan antar kampung. Pada saat itulah pemilik mulai menamai took tersebut dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.