terhadap dollar AS. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi, sementara daya beli konsumen menurun. Hal ini menyebabkan menurunnya pendapatan
perusahaan, dan pada akhirnya mengakibatkan PHK oleh perusahaan. Tahun 2009-2012, kondisi makro ekonomi Indonesia berangsur-angsur membaik, dimana inflasi meningkat kembali pada
tingkat yang stabil di tahun 2010, kemudian terus mengalami penurunan pada tahun 2012.
Grafik 4.12 Perkembangan Inflasi Indonesia
Sumber: Pengolahan data
4.2.5.2 Inflasi Malaysia
Inflasi Malaysia pada tahun 2000 tetap terjaga. Inflasi yang diukur dengan indeks harga konsumen hanya 1,53. Hal ini disebabkan karena relatif stabilnya nilai tukar, tingkat inflasi
yang rendah di luar negeri, dan harga yang rendah untuk berbagai komoditas. Pada tahun 2001 inflasi berada di angka 1,41, walaupun terjadi kenaikan tarif bus, naiknya harga bahan pokok,
serta naiknya pajak penjualan minuman beralkohol dan rokok. Namun hal ini tidak mendorong kenaikan inflasi.
Sedangkan pada tahun 2004 sampai tahun 2008 inflasi meningkat hingga di angka 5,44. Walaupun pada saat yang sama terjadi kenaikan harga domestik. Kenaikan cost-push inflation
disebabkan karena harga barang pesaing dari luar negeri dan meningkatnya biaya transportasi
2 4
6 8
10 12
14
00 01
02 03
04 05
06 07
08 09
10 11
12
Universitas Sumatera Utara
dan komunikasi. Tingkat inflasi yang diukur dengan perubahan indeks harga konsumen IHK menurun sebesar 0,2 pada tahun 2009. Penurunan harga konsumen ini sebagian besar
disebabkan oleh memudarnya penyesuaian harga BBM di semester kedua tahun 2008.
Grafik 4.13 Perkembangan Inflasi Malaysia Sumber: Pengolahan data
4.2.5.3 Inflasi Singapura
Ekonomi Singapura tumbuh sebesar 9,9 pada tahun 2000, pertumbuhan ini didorong oleh permintaan yang kuat untuk barang ekspor dan permintaan domestik. Tingkat
pengangguran 2,8 pada bulan Desember 2000, dan rata-rata untuk tahun ini menjadi 3,1, dari 3,5 pada tahun sebelumnya, sementara inflasi IHK naik menjadi 1,3 pada tahun 2000,
naik dari 0 pada tahun 1999 dan -0.3 pada tahun 1998. Kenaikan IHK ini terutama disebabkan oleh efek dari krisis minyak dan kenaikan beberapa biaya administrasi selama
setahun Inflasi IHK untuk tahun 2000 Singapura sebesar 1,36. Sedangkan, untuk tahun 2003
sebesar0,5 dari tahun 2002 yaitu -0,3. Kenaikan tersebut didorong oleh beberapa faktor tekanan biaya yang timbul dari dalam dan luar negeri. Secara khusus, ada beberapa tekanan
1 2
3 4
5 6
00 01
02 03
04 05
06 07
08 09
10 11
12
Universitas Sumatera Utara
harga komoditi yang masuk ke Singapura. Kenaikan harga minyak dunia lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan kenaikan harga bensin dalam negeri dan tarif listrik.
Pada tahun 2004 inflasi IHK sebesar 1.66 dan turun pada tahun 2005 menjadi 0,42, selanjutnya pada tahun 2006 naik sebesar 0,58. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya
biaya perumahan. Pada tahun 2008 inflasi IHK naik menjadi 6,51. Hal ini disebabkan meningkatnya harga minyak dunia. Meskipun dampaknya bisa sebagian diatasi dengan kebijakan
fiskal seperti pengurangan pajak. Hingga tahun 2012 inflasi IHK sebesar 4,52.
Grafik 4.14 Perkembangan Inflasi Singapura
Sumber: Pengolahan data
4.2.6 Ekspor Netto 4.2.6.1 Ekspor Netto Indonesia