2004 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2003. Perekonomian Indonesia terus meningkat hingga tahun 2012 berada di angka 27,5.
Grafik 4.18 Perkembangan GDP Indonesia
Sumber: Pengolahan data
4.2.7.2 GDP Malaysia
Kegiatan ekonomi di Malaysia diperluas pada tahun 2000 di bawah stimulus pertumbuhan ekspor yang kuat serta meningkatnya pengeluaran domestik. Sebagai hasil dari
saling memperkuat faktor penguatan permintaan eksternal, dorongan fiskal yang lebih kuat, dan kegiatan sektor swasta. GDP meningkat 8,5 pada tahun 2000 jauh melebihi perkiraan pada
tahun 1999, di sisi penawaran pertumbuhan output didukung oleh ekspansi di sektor manufaktur dan jasa.
25.6 26.0
26.4 26.8
27.2 27.6
00 01
02 03
04 05
06 07
08 09
10 11
12
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.19 Perkembangan GDP Malaysia Sumber: Pengolahan data
4.2.7.3 GDP Singapura
Setelah krisis ekonomi tahun 1998, sebagian besar negara sedang memperbaiki restrukturisasi keuangan dan pemulihan ekonomi. Pada tahun 1999, perekonomian Singapura
pulih secara tajam. Pertumbuhan PDB adalah 5,4 dibandingkan tahun sebelumnya hanya 0,4. Peningkatan ini didukung oleh kebijakan moneter yang netral di tengah-tengah kondisi inflasi
yang rendah dan diperkuat oleh langkah-langkah pengurangan pengeluaran pemerintah dan mempercepat perputaran perekonomian. Prospek ekonomi untuk tahun 2000 sangat cerah. Hal
ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, menurunnya tingkat pengangguran, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. GDP Singapura pada tahun 2000
dinyatakan dalam persen adalah 25,29.
25.2 25.4
25.6 25.8
26.0 26.2
26.4 26.6
00 01
02 03
04 05
06 07
08 09
10 11
12
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.20 Perkembangan GDP Singapura
Sumber: Pengolahan data
4.3 Perkembangan Sasaran Akhir Kebijakan Moneter
Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefinisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan moneter
diimplementasikan dengan menggunakan instrumen moneter yang mempengaruhi sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir yaitu inflasi yang rendah dan dapat diprediksi. Stabilitas harga,
pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran yang rendah. Keterkaitan antara instrumen, target operasional, sasaran antara dan sasaran akhir disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan
moneter. Target kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan
empat hal yang menjadi ultimate target dari kebijakan moneter, yaitu : pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Bank Indonesia telah menetapkan sasaran tunggal kebijakan moneter yang tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2004 Pasal 7 menyatakan bahwa Indonesia telah menganut
kebijakan moneter dengan tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
25.2 25.4
25.6 25.8
26.0 26.2
26.4
00 01
02 03
04 05
06 07
08 09
10 11
12
Universitas Sumatera Utara