standar deviasi dan mencapai titik terendah pada periode kedua. Pada periode keempat shock EKSNETTO direspon negatif oleh SBR tetapi mengalami peningkatan dibandingkan periode
kedua. Tetapi pada periode keenam dan berangsur-angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 2 dua bagi SBR untuk dapat merespon shock
EKSNETTO dan respon INF terhadap shock SBR relatif kuat. 3. Tahap response INF Indonesia to SBR Indonesia
Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis SBR dengan INF. Tahap ini menunjukkan bahwa respon INF terhadap shock SBR mengalami peningkatan dua standar deviasi dan
mencapai titik tertinggi pada periode pertama. Pada periode kedua shock SBR direspon negatif oleh INF. Tetapi pada periode keempat shock SBR direspons positif oleh INF. Namun, pada
periode kelima kembali shock SBR direspons negative oleh INF hingga periode selanjutnya berangsur-angsur menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan
time lag 1 satu bagi INF untuk dapat merespon shock SBR dan respon INF terhadap shock SBR
relatif kuat. 4. Tahap response GDP Indonesia to INF Indonesia
Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis INF dengan GDP. Tahap ini menunjukkan bahwa respon GDP terhadap shock INF mengalami peningkatan tiga standar deviasi dan
mencapai titik tertinggi pada periode ketiga. Pada periode keempat mengalami penurunan tetapi shock
INF masih direspon positif oleh GDP hingga periode seterusnya hingga menuju posisi kovergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi GDP untuk
dapat merespon shock INF dan respon GDP terhadap shock INF relatif kuat.
4.4.5.2.2 Malaysia
Universitas Sumatera Utara
Grafik4.26 Hasil Impulse Respon Function pada Jalur Nilai Tukar di Malaysia
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Tahap response EKSNETTO Malaysia to NT Malaysia
Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis NT dengan EKSNETTO. Tahap ini menunjukkan bahwa respon EKSNETTO terhadap shock SBR mengalami peningkatan tujuh
standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedua. Pada periode pertama shock NT direspon positif oleh EKSNETTO hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan
bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi EKSNETTO untuk dapat merespon shock NT dan respon EKSNETTO terhadap shock NT relatif kuat.
2. Tahap response SBR Malaysia to EKSNETTO Malaysia Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis EKSNETTO dengan SBR. Tahap ini
menunjukkan bahwa respon SBR terhadap shock EKSNETTO mengalami peningkatan satu
-.08 -.04
.00 .04
.08 .12
.16
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Response of EKSNETTOMALAYSIA to Cholesky One S.D. NTMALAYSIA Innovation
-.5 -.4
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
.3 .4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Response of SBRMALAYSIA to Cholesky One S.D. EKSNETTOMALAYSIA Innovation
-0.8 -0.4
0.0 0.4
0.8 1.2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Response of INFMALAYSIA to Cholesky One S.D. SBRMALAYSIA Innovation
-.16 -.12
-.08 -.04
.00 .04
.08 .12
.16 .20
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Response of GDPMALAYSIA to Cholesky One S.D. INFMALAYSIA Innovation
Universitas Sumatera Utara
standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode ketiga. Pada periode pertama shock EKSNETTO direspon positif oleh SBR tetapi pada periode keempat direspons negatif hingga
periode selanjutnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi SBR untuk dapat merespon shock EKSNETTO dan respon SBR terhadap shock EKSNETTO
relatif kuat. 3. Tahap response INF Malaysia to SBR Malaysia
Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis SBR dengan INF. Tahap ini menunjukkan bahwa respon INF terhadap shock SBR mengalami peningkatan empat standar deviasi dan
mencapai titik tertinggi pada periode kedua. Pada periode pertama shock SBR direspon positif oleh INF hingga periode kedua. Namun, pada periode ketiga hingga periode dua belas shock
SBR terhadap INF direspons negatif hingga menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 satu bagi INF untuk dapat merespon shock SBR dan
respon INF terhadap shock SBR relatif kuat. 4. Tahap response GDP Malaysia to INF Malaysia
Pada tahap ini dapat dijelaskan mengenai analisis INF dengan GDP. Tahap ini menunjukkan bahwa respons GDP terhadap shock INF mengalami penurunan empat standar deviasi dan
mencapai titik tertinggi pada periode ketiga. Pada periode pertama shock INF direspon negatif oleh GDP. Tetapi pada periode ketiga naik menuju posisi positif hingga berangsur-angsur
menuju posisi konvergen. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 2 dua bagi GDP untuk dapat merespon shock INF dan respon GDP terhadap shock INF relatif kuat.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5.2.3 Singapura