Malaysia Tabel 4.14 Hasil Jalur Suku Bunga .1 Indonesia

oleh SBR. Selanjutnya pada periode keenam, variasi GDP dijelaskan oleh GDP sendiri yaitu sebesar 56.07. Sementara pada variasi lainnya pada periode yang sama menunjukkan hal yang berbeda, seperti pada variasi SBR meningkat tipis menjadi 6.57 dari periode sebelumnya. Bila dibandingkan dengan periode pertama, periode kelima variasi variabel SBR menurun sangat drastis. Variabel INF pada periode kelima menurun tipis dari periode sebelumnya menjadi sebesar 15.07, lebih kecil bila dibandingkan denga periode pertama. Variabel SBD pada periode kelima meningkat tipis jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu 6.57, hasil ini lebih besar dibandingkan dengan periode pertama. Selanjutnya, variabel SBP meningkat tipis dari periode sebelumnya yaitu sebesar 11.02, hasil ini lebih besar bila dibandingkan dengan periode pertama. Bila dilanjutkan pada dua belas periode mendatang, variasi GDP dapat dijelaskan oleh GDP sendiri meningkat menjadi 56.39, variabel INF menurun dari periode sebelumnya menjadi 14.95, variabel SBR menurun menjadi 9.91, variasi variabel SBP meningkat menjadi 11.90, variasi variabel SBD meningkat menjadi 6.82. Hasil uji Varians Decomposition ini menunjukkan bahwa variabel SBR suku bunga riil memiliki predictive Power yang cukup kuat untuk menjelaskan variasi GDP pada periode pertama yaitu sebesar 26.44, dan pada periode dua belas mendatang dijelaskan oleh variabel INF sebesar 14.95. variasi GDP yang cukup kuat juga dijelaskan oleh SBP dan SBD yang cukup meningkat dari setiap periode hingga periode dua belas masing-masing sebesar 11.90 dan 6.82

4.4.4.1.2 Malaysia Tabel 4.14 Hasil

Varians Decomposition pada Jalur Suku Bunga di Malaysia Period S.E. SBDMALAYSI A SBPMALAYSI A SBRMALAYSI A INFMALAYSIA GDPMALAYSI A 1 0.090295 44.97877 27.93110 26.19560 0.183567 0.710964 2 0.104970 44.74976 23.79517 20.47588 9.893344 1.085844 Universitas Sumatera Utara 3 0.108212 45.23266 22.80119 21.13639 9.377712 1.452038 4 0.114923 44.69267 21.61037 22.93157 9.049966 1.715428 5 0.119964 44.38339 20.65373 24.05002 8.940081 1.972781 6 0.125367 43.66545 20.32789 25.28508 8.544529 2.177045 7 0.130931 42.96576 20.05624 26.39695 8.234407 2.346635 8 0.136338 42.31676 19.88788 27.35772 7.943333 2.494310 9 0.141751 41.69384 19.80062 28.21930 7.666620 2.619623 10 0.147103 41.13242 19.73671 28.97922 7.422829 2.728820 11 0.152387 40.62401 19.69527 29.65361 7.202238 2.824874 12 0.157615 40.16412 19.66656 30.25588 7.003636 2.909801 Sumber: Pengolahan data Dari tabel diatas ditampilkan bahwa periode pertama, variasi GDP yang dapat dijelaskan oleh GDP sendiri adalah sebesar 0.71. Bila dibandingkan dengan yang lainnya, variasi GDP yang dijelaskan SBD cukup kuat yaitu 44.97, SBP sebesar 27,93, SBR sebesar 26,19, dan INF sebesar 0.18. Pada periode pertama variasi GDP yang paling besar dijelaskan oleh SBD. Selanjutnya pada periode keenam, variasi GDP dijelaskan oleh SBD sebesar 43,66. Sementara pada periode yang sama menunjukkan hala yang berbeda, seperti SBP menurun tipis dari periode sebelumnya menjadi 20,05, SBR meningkat menjadi 25,28, dan INF menurun menjadi 8,23. Bila dilanjutkan dua belas periode mendatang, variasi GDP dijelaskan oleh variasi GDP sendiri sebesar 2.90 meningkat dari peride pertama maupun periode kelima, selanjutnya variasi oleh variabel SBD sebesar 40,16, SBP sebesar 19,66, SBR 30,25, dan INF sebesar 7,00 Hasil uji Varians Decomposition ini menunjukkan bahwa variabel SBD suku bunga deposito memiliki predictive Power yang cukup kuat untuk menjelaskan variasi GDP pada periode pertama sebesar 44,97 dan pada periode dua belas mendatang sebesar 40,16. Variasi GDP yang cukup kuat juga diikuti oleh SBR dan SBP yang meningkat setiap periode hingga periode dua belas yaitu sebesar 30,25 dan 19,66 Universitas Sumatera Utara

4.4.4.1.3 Singapura Tabel 4.15 Hasil