Malaysia Singapura Jalur Nilai Tukar .1 Indonesia

Berdasarkan tabel di atas, penentuan lag optimal pada jalur suku bunga di Singapura dari setiap kriteria menunjukkan lag yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pada criteria LR dan FPE menunjukkan pada lag satu 1, sedangkan pada kriteria AIC, SC, dan HQ berada lag dua 2. Untuk menentukan lag yang paling optimal adalah menilhat nilai terendah dari setiap criteria LR, FPE, AIC, SC, dan HQ. Nilai terendah dari kriteria tersebut ditemukan bahwa lag yang optimal pada jalur suku bunga di Singapura adalah lag dua 2. 4.4.3.2 Jalur Nilai Tukar 4.4.3.2.1 Indonesia Pengujian penentuan lag optimal pada variabel jalur nilai tukar di Indonesia ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Penentuan Lag Optimal pada Jalur Nilai Tukar di Indonesia Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -9.755581 NA 1.01e-05 2.682833 2.863694 2.568825 1 54.16267 58.10750 1.65e-08 -4.393212 -3.308043 -5.077259 2 1244.211 0.000000 NA -216.2202 -214.2307 -217.4743 indicates lag order selected by the criterion Sumber: Pengolahan data Hasil penentuan lag optimal lag length berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada jalur suku bunga lag optimal yang berbeda-beda. Pada kriteria LR, FPE berada pada lag optimal satu 1, sedangkan pada kriteria AIC, SC, dan HQ berada pada lag optimal dua 2. Berdasarkan penjelasan pada jalur suku bunga di atas, bahwa menentukan lag optimal berdasarkan nilai terkecil pada AIC, SC, dan HQ. Nilai terendah dari kriteria tersebut ditemukan bahwa lag yang optimal pada jalur nilai tukar di Indonesia berada pada lag dua 2.

4.4.4.2.2 Malaysia

Universitas Sumatera Utara Pengujian penentuan lag optimal pada variabel jalur nilai tukar di Malaysia ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Penentuan Lag Optimal pada Jalur Nilai Tukar di Malaysia Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 14.67374 NA 1.19e-07 -1.758861 -1.577999 -1.872869 1 87.14904 65.88664 4.11e-11 -10.39074 -9.305566 -11.07478 2 1264.495 0.000000 NA -219.9082 -217.9187 -221.1623 indicates lag order selected by the criterion Sumber: Pengolahan data Berdasarkan tabel di atas, penentuan lag optimal pada jalur nilai tukar negara Malaysia, dari setiap kriteria menunjukkan lag yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pada kriteria LR dan FPE menunjukkan optimal pada lag satu 1, sedangkan pada kriteria AIC, SC, dan HQ berada pada lag dua 2. Untuk menentukan lag yang paling optimal adalah nilai terendah dari setiap kriteria LR, FPE, AIC, SC, dan HQ. Nilai terendah dari kriteria tersebut ditemukan bahwa lag yang paling optimal pada jalur nilai tukar di Malaysia adalah berada pada lag dua 2.

4.4.4.2.3 Singapura

Pengujian penentuan lag optimal pada variabel jalur nilai tukar di Singapura ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Penentuan Lag Optimal pada Jalur Nilai Tukar di Singapura Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 61.66019 NA 2.32e-11 -10.30185 -10.12099 -10.41586 1 124.9836 57.56676 4.23e-14 -17.26975 -16.18458 -17.95380 2 1281.721 0.000000 NA -223.0403 -221.0508 -224.2944 indicates lag order selected by the criterion Sumber: Pengolahan data Berdasarkan tabel di atas, penentuan lag optimal pada jalur nilai tukar dari setiap kriteria menunjukkan lag yang berbeda satu dengan yang lain. Pada kriteria LR dan FPE menunjukkan Universitas Sumatera Utara pada lag satu 1, sedangkan pada kriteria AIC, SC, dan HQ berada pada lag dua 2. Untuk menentukan lag yang optimal adalah dengan melihat nilai terendah dari setiap kriteria LR, FPE, AIC, SC, dan HQ. Nilai terendah dari kriteria tersebut ditemukan bahwa lag yang optimal pada jalur nilai tukar di Singapura adalah berada lag dua 2.

4.4.4 Hasil Analisis Dekomposisi Varian

Dekomposisi varian merupakan analisis yang digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam sistem VAR. Hasil Varians Decomposition pada jalur suku bunga dan jalur nilai tukar dapat ditampilkan pada tabel berikut ini. 4.4.4.1 Jalur Suku Bunga 4.4.4.1.1 Indonesia Tabel 4.13 Hasil Varians Decomposition pada Jalur Suku Bunga di Indonesia Period S.E. SBDINDONES IA SBPINDONES IA SBRINDONES IA INFINDONESI A GDPINDONE SIA 1 0.094235 1.871343 1.787587 26.44173 15.52238 54.37696 2 0.123856 5.129803 5.972888 16.96662 16.57376 55.35693 3 0.146086 6.154074 8.764983 13.49996 15.80566 55.77533 4 0.166741 6.432067 9.847722 12.42358 15.37057 55.92606 5 0.185229 6.535190 10.57547 11.75694 15.17370 55.95871 6 0.201873 6.577345 11.02801 11.22714 15.09391 56.07359 7 0.217220 6.639103 11.30782 10.77606 15.06690 56.21012 8 0.231576 6.718414 11.53813 10.40099 15.03519 56.30728 9 0.245160 6.783517 11.74136 10.12043 14.99136 56.36333 10 0.258102 6.825516 11.90966 9.915054 14.95076 56.39901 11 0.270467 6.853348 12.04342 9.750957 14.92150 56.43078 12 0.282318 6.876833 12.15090 9.608013 14.90143 56.46283 Sumber: Pengolahan data Dari tabel diatas ditampilkan bahwa pada periode pertama, variasi GDP yang dapat dijelaskan oleh GDP sendiri adalah sebesar 54.37. Bila dibandingkan dengan variabel lainnya, variasi GDP yang dijelaskan SBR cukup kuat yaitu 26.44, INF sebesar 15.52, SBD sebesar 1.87, dan SBP sebesar 1.78. Pada periode pertama variasi GDP yang paling besar dijelaskan Universitas Sumatera Utara