Jenis, waktu, cara, dosis, dan lama pemberian antibiotika profilaksis

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jumlah Pasien

Hasil penelitian menunjukkan ada 38 pasien yang menjalani operasi apendistis akut pada tahun 2011 di RS Baptis Batu Jawa Timur. Kasus operasi apendisitis akut ini menempati peringkat kedua pada tahun 2011 dan seluruh pasien tersebut menerima antibiotika profilaksis. Berdasarkan kondisi setelah operasi, keadaan luka operasi seluruh pasien baik atau tidak menunjukan adanya infeksi. Pasien yang menerima antibiotika profilaksis tidak mengalami infeksi luka operasi karena mendapat perlindungan dari terjadinya infeksi selama operasi berlangsung hingga selesai hasil ini diketahui dari catatan perawat mengenai luka operasi pasien. Pada saluran pencernaan, terutama di bagian usus, terdapat sejumlah besar populasi mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi Kanji, et al., 2008. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan dokter bedah RS Baptis Batu Jawa Timur diperoleh bahwa operasi yang dilakukan di rumah sakit tersebut adalah operasi bersih terkontaminasi. Oleh sebab itu, antibiotika profilaksis harus selalu digunakan pada operasi apendisitis akut sehingga pasien dapat terlindungi dari hadirnya bakteri penyebab infeksi dan mencegah terjadinya infeksi setelah operasi.

B. Karakteristik Demografi Pasien

1. Usia pasien

Hasil penelitian menunjukkan 38 pasien yang menjalani operasi apendisitis akut berusia antara 8 hingga 68 tahun. Dengan menggunakan rumus Struges Budiarto, 2001 38 pasien tersebut dikategorikan menjadi 6 kelompok usia. Dari 6 kelompok tersebut yang memiliki jumlah pasien terbanyak adalah kelompok ke III 27-35 tahun dengan jumlah 10 orang lalu diikuti dengan kelompok ke II dan ke I. Hasil tersebut sesuai dengan National Digestive Disease Information Clearinghouse 2008 yang menjelaskan bahwa apendisitis akut lebih sering diderita oleh orang yang berusia sekitar 10 hingga 30 tahun. Apendisitis akut banyak terjadi pada masa anak – anak hingga dewasa muda dan menurun secara bertahap setelah usia 30 tahun Banieghbal, et al., 2011. Selain itu juga dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik pada usia tersebut. Memang hal ini tidak terjadi pada setiap orang, tapi seperti yang kita ketahui bahwa usia 20-40 tahun bisa dikategorikan sebagai usia produktif dan orang yang berada pada usia tersebut melakukan banyak sekali kegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan yang dikonsumsinya. Kebanyakan orang memakan makanan cepat saji agar tidak mengganggu waktunya, padahal makanan-makanan cepat saji itu tidak mengandung serat yang cukup. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan menyebabkan peningkatan tekanan pada rongga usus dan pada akhinya menyebabkan sumbatan pada saluran apendiks Pasaribu, 2010. Tabel I . Distribusi jumlah pasien operasi apendisitis akut menurut kelompok usia di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011 Kelompok Usia Jumlah Pasien n= 38 I 9-17 tahun 7 18 II 18-26 tahun 8 21 III 27-35 tahun 10 26 IV 36-44 tahun 6 16 V 45-53 tahun 6 16 VI 54-62 tahun 1 3

2. Jenis kelamin pasien

Pada penelitian ini, persentase pasien laki-laki yang menjalani operasi apendisitis 53 n= 38 dan pasien perempuan 47, dengan rasio keduanya adalah 1,13 : 1. Rasio yang hampir sama antara jumlah pasien laki-laki dan perempuan ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan atau faktor risiko yang sama untuk mengalami apendisitis akut Craig, et al., 2006. Laki – laki memiliki jumlah lebih besar dibandingkan dengan perempuan karena dipengaruhi aktivitas laki – laki yang lebih banyak dibandingkan perempuan sehingga biasanya laki – laki membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak atau lebih sering. Namun terkadang mereka tidak memperhatikan nutrisi makanan yang mereka makan dan dengan frekuensi aktivitas laki – laki yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, pola makan laki – laki lebih sering tidak teratur. Tabel II . Distribusi jumlah pasien apendisitis akut menurut jenis kelamin di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011 Jenis Kelamin Jumlah Pasien n= 38 Perempuan 18 47 Laki-laki 20 53

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RUMAH SAKIT “X” TAHUN 2014 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Dr Moewardi Tahun 2014.

3 18 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDEKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 3 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 6 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 1 14

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien operasi apendisitis akut di Instalasi Rawat Inap RSUD Badung Provinsi Bali tahun 2011.

0 4 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada Pasien Febris Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

0 1 174

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GASTROENTERITIS AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT “X” DI SURABAYA TIMUR

0 2 15

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi apendisitis akut di RS Panti Rapih tahun 2009 - USD Repository

0 0 108