b. mengidentifikasi pola penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi apendisitis akut yang digunakan, terkait dengan jenis
antibiotika, waktu, cara, dosis dan lama pemberiannya. c. menilai kesesuaian jenis, waktu, cara, dosis, dan lama pemberian antibiotika
profilaksis yang digunakan oleh pasien operasi apendisitis akut di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011 dengan WHO Guidelines for Safe Surgery WHO,
2009, Antimicrobial Prophylaxis in Surgery Kanji, et al., 2008, dan ASHP Therapeutic Guidelines
ASHP, 2013. d.
mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari pemilihan antibiotika profilaksis melalui wawancara mendalam dengan dokter bedah, Kepala
Instalansi Farmasi, dan Wakil Kepala Kamar Bedah RS Baptis Batu Jawa Timur.
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antibiotika 1. Pengertian
Antibiotika adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme bakteri, jamur yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu proses
biokimia dari mikroorganisme lain. Istilah ‘antibiotika’ sekarang meliputi senyawa sintetik seperti sulfonamida dan kuinolon yang bukan merupakan produk
mikroba. Sifat antibiotika adalah harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat tersebut harus bersifat sangat toksik untuk mikroba tetapi
relatif tidak toksik untuk hospes Setiabudy, 2007. Istilah yang digunakan pada awalnya adalah antibiosis, yaitu substansi yang dapat digunakan untuk
menghambat pertumbuhan organisme hidup yang lain dan berasal dari mikroorganisme. Seiring dengan perkembangan ilmu maka istilah antibiosis
diganti menjadi antibiotika yang tidak terbatas untuk substansi yang berasal dari mikroorganisme, melainkan untuk semua substansi yang diketahui mampu untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain khususnya mikroorganisme Pratiwi, 2008.
2. Penggolongan Antibiotika
Penggolongan antibiotika dapat di klasifikasikan berdasarkan luas aktivitas, struktur kimia,
a. Berdasarkan luas aktivitas antibiotika Berdasarkan luas aktivitasnya, jenis antibiotika dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu : 1 Antibiotika yang narrow spectrum spektrum aktivitas sempit. Obat-obat ini
terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya penisilin-G dan penisilin-V, eritromisin, klindamisin, kanamisin dan asam fusidat hanya bekerja
terhadap kuman Gram positif. Sedangkan streptomisin, gentamisin, polimiksin-B dan asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman Gram negatif.
2 Antibiotika broad spectrum spektrum aktivitas luasBekerja terhadap lebih banyak jenis kuman, baik jenis kuman Gram positif maupun kuman Gram negatif.
Antibiotika yang termasuk broad spectrum antara lain sulfonamide, ampisilin, sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin Tan dan Rahardja, 2003.
b. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotika Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotika dapat digolongkan menjadi
beberapa golongan anatara lain sebagai berikut Schmitz, 2009 : 1 Antibiotika yang dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga
menghambat perkembangbiakan dan menimbulkan lisis. Contoh : penisilin dan sefalosporin.
2 Antibiotika yang dapat mengganggu keutuhan membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan kehilangan cairan
intraseluler. Contoh : polimiksin, amfoterisin B dan nistatin. 3 Antibiotika yang dapat menghambat sintesis protein sel bakteri secara
reversibel. Contoh : tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, linkomisin dan
klindamisin. 4 Antibiotika yang dapat menghambat metabolisme sel bakteri. Contoh :
sulfonamide. 5 Antibiotika yang dapat menghambat sintesis asam nukleat. Contoh : rifampisin
dan golongan kuinolon. c. Berdasarkan struktur kimia antibiotika
Berdasarkan struktur kimianya, suatu antibiotika dapat dikelompokkan ke dalam 10 kelompok, yaitu sebagai berikut ini.
1 Golongan penisilin : Amoksisilin, penisilin, metampisilin, bacampisilin.
2 Golongan aminoglikosida : Streptomisin, tobramisin, gentamisin, kanamisin,
neomisin. 3
Golongan tetrasiklin : Doksisiklin, tetrasiklin, minosiklin, oksitetrasiklin. 4
Golongan makrolida : Entromisin, spiramisin, klaritromisin 5
Golongan kuinolon : Ofloksasin, suprofloksasin, levofloksasin, trovafloksasin.
6 Golongan sulfonamid : Kotrimoksazol, trimetoprim, sulfametoksaxol.
7 Golongan amfenikol : Kloramfenikol, tiamfenikol.
8 Antibiotik lain : Metronidazol, tinidazol, ornidazol.
WHO, 2013 d. Berdasarkan sifat toksisitas selektif
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan
ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar